BERITA MALUKU. Rancak tabuhan gendang khas Minang dipadu dengan melodi musik pop menjadi pembuka Indonesia Archipelago Exhibition (Archex) 2018 di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, di Malaysia, Selasa (3/4). Ketangguhan dan kelihaian para penari Tari Piring memecahkan piring di kedua tangan mereka menambah meriahnya acara pembukaan ini. Acara pun disambut antusias oleh para peserta dan penonton yang hadir.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) yang juga merangkap sebagai Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia, Eko Putro Sandjojo, mengapresiasi gelaran Archex 2018 yang diinisiasi oleh KBRI Kuala Lumpur. Dengan adanya kegiatan ini, Menteri Eko mengharapkan promosi dan pemasaran produk lokal desa ke pasar internasional dapat lebih mudah.
"Pameran ini bantu pasarkan produk unggulan kawasan perdesaan di Malaysia. Rekan-rekan di Malaysia juga apresiasi. Paling tidak produk kita bisa dibeli oleh masyarakat kita disini," ujarnya.
Umumnya, lanjut Menteri Eko, produk desa yang kerap dikenal yakni dari sektor pertanian. Pada expo kali ini, BUMDes yang mengelola kawasan wisata, produk herbal, kerajinan, dan lainnya juga turut serta untuk mempromosikan produk mereka. Dengan demikian, diharapkan peningkatan ekonomi masyarakat desa dapat terakselerasi dengan adanya perluasan pasar.
“Kita ingin kemiskinan di desa harus ditangani dengan baik. Kemajuan ekonomi jika tidak dibarengi dengan pengentasan kemiskinan akan menjadi bensin yang menyulut permasalah sosial. Peluang ini harus dimanfaatkan untuk membuka pasar dan mengundang investor,” sambungnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana mengatakan, program Archex merupakan program yang akan dilakukan tiap bulan oleh KBRI. Untuk kali pertama, peluang promosi diinisiasi oleh Kemendes PDTT. Hal ini menjadi peluang pasar ekspor yang baik mengingat besarnya minat pasar Malaysia pada produk Indonesia.
"Populasi di Malaysia itu mencapai 20 juta. Kita ini serumpun. Ekspor kita ke Malaysia sudah seperti keluarga. Selain itu, masyarakat Indonesia disini mencapai lebih dari 2 juta. Lalu ada 20 juta turis yang datang. Mereka menyukai produk Indonesia. Kita bisa jadikan marketing agent untuk produk-produk kita,” ujar Dubes Rusdi.
Selain itu, lanjut Dubes Rusdi, gelaran Archex tidak hanya akan fokus pada peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Malaysia. Archex juga dapat mempererat hubungan Indonesia dan Malaysia dalam banyak aspek.
“Ke depan, Archex juga akan menggelar eksibisi infrastruktur dan juga pariwisata,” pungkasnya.
Dalam pembukaan Archex 2018, turut hadir jajaran Komisi IX DPR yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IX Dede Yusuf, para Bupati dan Walikota, Ketua Kadin Indonesia Komite Malaysia merangkap Direktur Utama CIMB Niaga Tigor Siahaan, Direktur Utama BRI Suprajarto, Perwakilan dari BNI, dan sejumlah pengusaha dari Malaysia.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) yang juga merangkap sebagai Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia, Eko Putro Sandjojo, mengapresiasi gelaran Archex 2018 yang diinisiasi oleh KBRI Kuala Lumpur. Dengan adanya kegiatan ini, Menteri Eko mengharapkan promosi dan pemasaran produk lokal desa ke pasar internasional dapat lebih mudah.
"Pameran ini bantu pasarkan produk unggulan kawasan perdesaan di Malaysia. Rekan-rekan di Malaysia juga apresiasi. Paling tidak produk kita bisa dibeli oleh masyarakat kita disini," ujarnya.
Umumnya, lanjut Menteri Eko, produk desa yang kerap dikenal yakni dari sektor pertanian. Pada expo kali ini, BUMDes yang mengelola kawasan wisata, produk herbal, kerajinan, dan lainnya juga turut serta untuk mempromosikan produk mereka. Dengan demikian, diharapkan peningkatan ekonomi masyarakat desa dapat terakselerasi dengan adanya perluasan pasar.
“Kita ingin kemiskinan di desa harus ditangani dengan baik. Kemajuan ekonomi jika tidak dibarengi dengan pengentasan kemiskinan akan menjadi bensin yang menyulut permasalah sosial. Peluang ini harus dimanfaatkan untuk membuka pasar dan mengundang investor,” sambungnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana mengatakan, program Archex merupakan program yang akan dilakukan tiap bulan oleh KBRI. Untuk kali pertama, peluang promosi diinisiasi oleh Kemendes PDTT. Hal ini menjadi peluang pasar ekspor yang baik mengingat besarnya minat pasar Malaysia pada produk Indonesia.
"Populasi di Malaysia itu mencapai 20 juta. Kita ini serumpun. Ekspor kita ke Malaysia sudah seperti keluarga. Selain itu, masyarakat Indonesia disini mencapai lebih dari 2 juta. Lalu ada 20 juta turis yang datang. Mereka menyukai produk Indonesia. Kita bisa jadikan marketing agent untuk produk-produk kita,” ujar Dubes Rusdi.
Selain itu, lanjut Dubes Rusdi, gelaran Archex tidak hanya akan fokus pada peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Malaysia. Archex juga dapat mempererat hubungan Indonesia dan Malaysia dalam banyak aspek.
“Ke depan, Archex juga akan menggelar eksibisi infrastruktur dan juga pariwisata,” pungkasnya.
Dalam pembukaan Archex 2018, turut hadir jajaran Komisi IX DPR yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IX Dede Yusuf, para Bupati dan Walikota, Ketua Kadin Indonesia Komite Malaysia merangkap Direktur Utama CIMB Niaga Tigor Siahaan, Direktur Utama BRI Suprajarto, Perwakilan dari BNI, dan sejumlah pengusaha dari Malaysia.
from Berita Maluku Online Buka Archex 2018, Mendes PDTT: Produk Desa Harus Dikenal Dunia - Berita Harian Teratas