AMBON - BERITA MALUKU. Wakil Gubernur, Barnabas Orno membuka secara resmi, Sidang Sinode ke-III, Keuskupan Amboina, yang berlangsung di Wisma Gonzalo, Kopertis, Ambon, Senin (09/09).
Turut dihadiri, Kapolda Maluku, Irjen Pol. Drs. Royke Lumowa, Kajati Maluku, Triyono Haryono, Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr M. J Sapteno SH M.Hum, Ketua MUI Maluku, Abdullah Latuapo.
Wagub dalam sambutannya, mengatakan Sidang Sinode III Keuskupan Amboina, yang dilaksanakan ini merupakan wadah untuk menyerap aspirasi masyarakat, khususnya umat Katolik dalam rangka membangun kehidupan bergeraja yang semakin berkualitas pada keuskupan Amboina.
Menurutnya, pemerintah daerah provinsi Maluku memiliki kepedulian yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk bagi umat Katolik, sebagaimana tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah provinsi Maluku 2019-2024, dengan visi "Maluku yang terkelola secara jujur, bersih melayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas Gugusan Kepulauan."
"Upaya mewujudkan visi dimaksud tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi membutuhkan komitmen persatuan, kerjasama dari Uskup Diosis Amboina dan Para Pastor, serta umat Katolik Keuskupan Amboina," tuturnya.
Sementara itu, kata Orno dalam rangka perbaikan kinerja pemerintahan daerah Maluku, dirinya bertekad untuk melalukan pembenahan berbagai aspek, antara lain aspek aturan, hukum dan aturan main, aspek kelembagaan, dan aspek personil yakni pelaku pemerintahan itu sendiri.
"Pembenahan terhadap aspek-aspek ini sementara dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat dalam pemerintahan yang amanah dan berkualitas," ucapnya.
Menurutnya, tema sidang sinode ke III keuskupan Amboina, yaitu "Gereja Katolik Keuskupan Amboina Membaharui dan memungkinkan diri dalam pelayanannya di Maluku dan Maluku Utara demi Perwujudan dirinya sebagai Gereja Mandiro", tentunya memiliki nilai strategis dalam menunjang pembinaan teologi umat Katolik di Maluku.
Dirinya berharap, agar sidang Sinode III Keuskupan Amboina tahun ini, dapat berjalan dengan baik, serta menjadi wadah evaluasi diri dan pelayanan reksa pastoral, serta menyusun rekomendasi dan langkah-langkah strategis demi perwujudan Gereja yang mandiri di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Uskup Diosis Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagi, M.S.C, mengatakan sinode merupakan cara ampuh untuk membuat Gereja menjadi Gereja sejati.
"Sinode adalah sebuah cara menjadikan Gereja itu Gereja sejati tidak lain adalah Gereja yang diwarnai persaudaraan, doa, sakramen, dan senantiasa diearnai dengan penyerahan diri kepada tuhan lewat doa, kesaksian, pengorbanan seperti kristus, dan terakhir Gereja sejati diwarnai dengan berbagi.
"Kalau Gereja bakalai itu gereja setan, jangam menjadi Gereja cuma ingat diri, tidak pusing dengan orang lain,"tandasnya.
Dirinya meminta kepada peserta sinode untuk melihat kembali berbenah apakah keuskupan amboina sudah menjadi Gereja sejati atau belum, dan syarat utama yaitu membaharui diri.
Untuk diketahui, peserta yang mengikuti Sidang Sinode ke-III Keuskupan Amboina, sebanyak 200 peserta, terdiri dari Wilayah keuskukan perwakilan Maluku Utara 18, Wilayah keuskukan perqakilan Seram Buru 20, Wilayah keuskukan perqakilan kota Ambon 16 orang, Wilayah keuskukan perwakilan Kei kecil 30 orang, Wilayah keuskupan perwakilan kei besar 12 orang, Wilayah keuskupan perwakilan Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya 35 orang, Pulau pulau Aru 10 orang, dan pastor, dan suster 50 orang.
Turut dihadiri, Kapolda Maluku, Irjen Pol. Drs. Royke Lumowa, Kajati Maluku, Triyono Haryono, Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr M. J Sapteno SH M.Hum, Ketua MUI Maluku, Abdullah Latuapo.
Wagub dalam sambutannya, mengatakan Sidang Sinode III Keuskupan Amboina, yang dilaksanakan ini merupakan wadah untuk menyerap aspirasi masyarakat, khususnya umat Katolik dalam rangka membangun kehidupan bergeraja yang semakin berkualitas pada keuskupan Amboina.
Menurutnya, pemerintah daerah provinsi Maluku memiliki kepedulian yang besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk bagi umat Katolik, sebagaimana tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah provinsi Maluku 2019-2024, dengan visi "Maluku yang terkelola secara jujur, bersih melayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas Gugusan Kepulauan."
"Upaya mewujudkan visi dimaksud tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi membutuhkan komitmen persatuan, kerjasama dari Uskup Diosis Amboina dan Para Pastor, serta umat Katolik Keuskupan Amboina," tuturnya.
Sementara itu, kata Orno dalam rangka perbaikan kinerja pemerintahan daerah Maluku, dirinya bertekad untuk melalukan pembenahan berbagai aspek, antara lain aspek aturan, hukum dan aturan main, aspek kelembagaan, dan aspek personil yakni pelaku pemerintahan itu sendiri.
"Pembenahan terhadap aspek-aspek ini sementara dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat dalam pemerintahan yang amanah dan berkualitas," ucapnya.
Menurutnya, tema sidang sinode ke III keuskupan Amboina, yaitu "Gereja Katolik Keuskupan Amboina Membaharui dan memungkinkan diri dalam pelayanannya di Maluku dan Maluku Utara demi Perwujudan dirinya sebagai Gereja Mandiro", tentunya memiliki nilai strategis dalam menunjang pembinaan teologi umat Katolik di Maluku.
Dirinya berharap, agar sidang Sinode III Keuskupan Amboina tahun ini, dapat berjalan dengan baik, serta menjadi wadah evaluasi diri dan pelayanan reksa pastoral, serta menyusun rekomendasi dan langkah-langkah strategis demi perwujudan Gereja yang mandiri di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Uskup Diosis Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagi, M.S.C, mengatakan sinode merupakan cara ampuh untuk membuat Gereja menjadi Gereja sejati.
"Sinode adalah sebuah cara menjadikan Gereja itu Gereja sejati tidak lain adalah Gereja yang diwarnai persaudaraan, doa, sakramen, dan senantiasa diearnai dengan penyerahan diri kepada tuhan lewat doa, kesaksian, pengorbanan seperti kristus, dan terakhir Gereja sejati diwarnai dengan berbagi.
"Kalau Gereja bakalai itu gereja setan, jangam menjadi Gereja cuma ingat diri, tidak pusing dengan orang lain,"tandasnya.
Dirinya meminta kepada peserta sinode untuk melihat kembali berbenah apakah keuskupan amboina sudah menjadi Gereja sejati atau belum, dan syarat utama yaitu membaharui diri.
Untuk diketahui, peserta yang mengikuti Sidang Sinode ke-III Keuskupan Amboina, sebanyak 200 peserta, terdiri dari Wilayah keuskukan perwakilan Maluku Utara 18, Wilayah keuskukan perqakilan Seram Buru 20, Wilayah keuskukan perqakilan kota Ambon 16 orang, Wilayah keuskukan perwakilan Kei kecil 30 orang, Wilayah keuskupan perwakilan kei besar 12 orang, Wilayah keuskupan perwakilan Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya 35 orang, Pulau pulau Aru 10 orang, dan pastor, dan suster 50 orang.
from Berita Maluku Online Wagub Buka Sidang Sinode Ke-III Keuskupan Amboina - Berita Harian Teratas