Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Iriawan. (Kompas.com) |
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, polisi menemukan sebuah KTP di lokasi kejadian. Saat ini, identitas yang ada pada KTP tersebut sedang dicocokkan dengan jenazah pelaku yang kini berada di RS Polri, Kramat Jati, Jalarta Timur.
"Pelaku sementara sedang kita kembangkan. Yang jelas anehlah kalau mereka agamanya taat orang sedang shalat ditusuk," kata Iriawan di RS Pusat Pertamina.
Dua polisi yang menjadi korban penusukan adalah AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bachtiar. Peristiwa terjadi sekitar pukul 19.40 WIB dan pelaku penusukan tewas ditembak setelah mencoba melarikan diri.
Menurut Iriawan, ditembaknya pelaku bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan pelaku mengulangi aksinya saat tengah dikejar. Setelah kejadian itu, Iriawan menyebut pihaknya akan lebih meningkatkan pola pengamanan terhadap personel di lapangan.
"Ya kita waspada. Beberapa kegiatan mereka sidah bisa diantisipasi, tapi ini salah satunya yang lolos. Tentunya mereka tahu kita, kita tidak bisa tahu secara pasti. Tapi teman-teman anggota Densus sudah mengikuti langkah-langkah mereka," ujar Iriawan.
Sementara, Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan pelaku penusukan diduga terlibat dalam jaringan ISIS.
"Hampir ada (kaitan dengan jaringan ISIS), tapi nanti masih dikembangkan. Masih dikembangkan Densus," ujar Syafruddin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7/2017).
Syafruddin mengatakan belum ada perkembangan terbaru terkait dengan peristiwa penusukan dua anggota Brimob. Ia masih menunggu laporan hasil pengembangannya. "Oh iya masih dikembangkan ya belum ada laporan terbaru. Belum ada, " katanya.
Ia juga mengatakan biaya perawatan korban penusukan akan ditanggung pihak Polri. Korban mengalami luka di bagian mulut. "Iya pasti ditanggung (biaya perawatan) di RS Polri, Kramat Jati. Untuk korban sekarang di RS Polri, keduanya kena di mulutnya," tutur Syafruddin.