 |
| Heru Budi Hartono. (Detikcom) |
Masuknya nama Heru ini dibenarkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Saat ini TPA tengah menggelar rapat untuk mengusulkan nama-nama yang terjaring ke Presiden Jokowi.
"Dia masuk yang lolos di Pansel. Pansel-nya kan Pak Eko Prasodjo. Dia untuk posisi Kasetpres," kata Pratikno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7/2017).
Untuk diketahui, posisi Kepala Sekretariat Presiden saat ini sudah ditinggalkan Darmansjah Djumala, yang diangkat Jokowi menjadi Duta Besar RI untuk Austria.
Untuk rapat TPA hari ini, kata Pratikno, ada beberapa posisi yang akan diputuskan untuk eselon 1. "Untuk posisi eselon 1 di BPK, Kemenhan, Kemendagri, ESDM. Menteri apa lagi ya, lupa aku. Ada beberapa pokoknya," kata Pratikno.
Selain itu, ada beberapa jabatan di Sekretariat Negara. Termasuk jabatan Kepala Sekretariat Presiden. "Ada empat jabatan, ada Kasetpres, Deputi Protokol, Pers Media, dan staf ahli," katanya.
Sebagai informasi, Heru sebelumnya memiliki niat pensiun dini sebagai PNS jika Ahok tak terpilih menjadi gubernur.
"Sudah disampaikan, kalau Pak Ahok nggak terpilih lagi, saya mau pensiun dini," kata Heru di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (4/3/2016).
Keinginan Heru pensiun dini itu bukan dilatarbelakangi Ahok saja. Ia pernah mengatakan niat tersebut sudah ada sejak 2010. Faktor usia menjadi salah satu hal yang menjadi alasan Heru pensiun.
"Pensiun dini kan sebuah pilihan," ungkap Heru.
Pria kelahiran 13 Desember 1965 itu pernah menjadi Wali Kota Jakarta Utara. Ia dilantik pada 13 Januari 2014 oleh Joko Widodo, yang saat itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Heru sudah berkarier di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Utara hingga Pemprov DKI Jakarta selama lebih dari 15 tahun. Jabatan yang ia emban hingga saat ini adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
