Ratu Berita - Incar Keturunan TiongHoa, Asia Mega Mas Medan Jadi Target Sasaran Teroris. Syawaludin Pakpahan (43) dan kelompoknya, Tersangka teroris yang menyerang Mapolda Sumatera Utara di Medan kali ini mengincar tiga markas polisi dan tiga markas tentara sebagai sasaran aksi teror.
Tujuan mereka adalah untuk merebut senjata yang ada di markas-masrkas tersebut. Detail lokasi yang diincar oleh Syawaludin dan kelompoknya ini juga diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Poli Brigjen Rikwanto.
Fakta tersebut berdasarkan hasil dari pemeriksaan sementara terhadap Syawaludin dan dua anggota kelompoknya yang lain yaitu Firmansyah Putra Yudi dan juga Hendri Pratama.
Lokasi yang sedang di survei oleh Syawaludin dan kelompoknya itu adalah wilayah medan dan sekitarnya. Rinciannya adalah Markas Polda Sumatera Utara, Markas Komando Brimob Polda Sumateras Utara, Markas Kodam Bukit Barisan, Markas Yon Zipur, Markas Polsek Tanjungmorawa bahkan hingga Komplek Asia Megamas Medan.
"Tujuan dari aksi penyerangan mereka di kantor polisi dan TNI adalah membunuh dan merampas senjata api yang dimiliki oleh petugas," ungkap Rikwanto saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Hanya saja untuk wilayah Kompleks Asia Megamas Medan yang mereka incar bukan karena alasan merebut senjata api. Kompleks tersebut dipetakan karena Syawaludin dan kelompoknya juga mengincar keturunan TiongHoa.
"Kelompok mereka adalah Simpatisan JAD ( Jamaah Anshar Daulah)," ujar Rikwanto.
Rencana untuk menebar teror di wilayah Medan ini digagas oleh Syawaludin setelah pulang dari Suriah. "Jadi ketika pulang dari Suriah, Syawaludin merekrut beberapa tetangganya yang merupakan sesama pedagang kecil untuk ikut dalam aksinya,"
Syawaludin meminta tiga anggotanya untuk mengikuti jejaknya dan diminta kesediaannya untuk berjihad. Tugas awal bagi tiga rekrutan baru itu adalah memetakan lokasi yang akan dijadikan sasaran teror selain Markas Polda Sumatera Utara.
Rikwanto juga menjelaskan bahwa Syawaludin berangkat ke Suriah pada tahun 2013 dan sebelumnya sekitar tahun 2004, Syawaludin mempelajari aliran radikal melalui jaringan internet.
Setelah sekitar sembilan tahun mengenal aliran radikal, Syawaludin mendapatkan motivasi yang kaut untuk bejihad di Suriah. Menurut Rikwanto, ketika berangkat ke Suriah, Syawaludin melakukan pinjaman ke Bank.
Bahkan, Ia menjadikan istrinya sebagai jaminan. "Dia meminjam uang ke bank sebanyak Rp. 20 juta untuk pergi ke Suriah," katanya.
Setelah enam bulan berada di negara yang tengah diamuk perang tersebut, Syawaludin pulang ke Indonesia. "Ia menularkan paham radikal kepada kelompoknya ,"
Syawaludin dan dua rekannya merupakan terduga teroris pelaku penyerangan Markas Polda Sumatera Utara pada minggu lalu. Penyerangan tersebut menewaskan IPDA Anumerta, Martua Sigalingging yang sedang istirahat di dalam pos.
Martua diserang oleh salah satu anggota Syawaludin yang akhirnya dilumpuhkan dengan peluru tajam. Syawaludin mengalami luka tembak pada bagian kaki. Berdasarkan petunjuk yang didapatkan di lapangan, polisi kemudian menangkap anggota Syawaludin yang lain.
Syawaludin beserta anggota yang masih tersisa diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa lebih detail di Markas Brimob di Depok, Jawa Barat. Rikwanto menyatakan bahkan polisi masih mendalami siapa saja orang yang berhubungan dengan Syawaludin selama Ia berada di Suriah.
"Dari sisi ideologi, Syawaludin sudah sangat dikenal dengan warna ISIS-nya dan Ia mencoba untuk menjadikan Indonesia sebagai daerah operasinya. Ia mencoba untuk menyerang pos penjagaan dan mengambil senjata," kata Rikwanto.
Atas perbuatannya tersebut, ketiga pelaku yang masih hidup termasuk dirinya telah dijerat dengan Pasal 6 dan 7 PP UU No 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme atau Pasal 340 KUHP Pidana.