Warga Korut disebut daftar relawan perang. (Reuters) |
Menurut surat kabar resmi Korut, Rodong Sinmun seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (12/8/2017), para relawan tersebut bergabung ke militer untuk melawan sanksi-sanksi baru PBB dan untuk memerangi Amerika Serikat di tengah ketegangan antara Pyongyang dan Washington.
Disebutkan Rodong Sinmun, para relawan bergabung ke militer setelah kantor berita resmi Korut, Korea Central News Agency (KCNA) merilis statemen pada Senin (7/8) lalu yang mengecam sanksi-sanksi baru yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB terkait uji coba rudal Korut.
Awal pekan ini, otoritas Korut mengancam akan melancarkan serangan rudal ke Guam, wilayah AS yang berada di kawasan Pasifik. Kemudian KCNA menyebutkan pada Rabu (9/8) bahwa warga Korut menggelar aksi demo besar-besaran di Pyongyang untuk menunjukkan dukungan bagi pemerintah.
Korut sebelumnya memang telah mengerahkan massa dalam jumlah besar untuk menunjukkan keteguhan mereka di saat ketegangan regional meningkat.
Pada Agustus 2015, sekitar 1 juta warga Korut dilaporkan menawarkan diri untuk masuk atau bergabung kembali ke militer setelah sebuah ranjau meledak di zona demiliterisasi antara Korut dan Korea Selatan (Korut), yang langsung meningkatkan ketegangan saat itu.