Indria Kameswari semasa hidup. (Instagram @indriakameswari50) |
Perempuan dengan alamat pada kartu tanda penduduk di Jalan Warakas 1, Jakarta Utara, tersebut ditemukan tewas sekitar pukul 07.30 WIB oleh tetangganya pada Jumat (1/9/2017). Sebelum ditemukan tewas, Indria dikabarkan sempat terlibat cekcok dengan suaminya.
"Korban adalah PNS di BNN Lido, di Badiklat. Korban ditemukan setelah salat Id. Jadi, sebelum korban ditemukan warga, anaknya sempat mendatangi tetangga (kasih tahu) kalau orang tuanya sedang ribut. Anaknya berusia 3 tahun," kata Kapolsek Cijeruk Kompol Safiudin, Sabtu (2/9/2017), diberitakan Detikcom.
Dari hasil olah TKP, kata Safiudin, ditemukan luka di punggung korban. Namun ia tidak bisa memastikan apa penyebab luka tersebut. Namun, media lokal menyebut korban ditembak pada bagian punggung.
Kondisi Indria Kameswari saat ditemukan tewas. (Istimewa) |
BNN menduga pelaku pembunuhan Indria adalah suaminya, Abdul Malik Azis yang kini menghilang dan dicari pihak kepolisian.
"Diduga memang suaminya, karena saat kejadian itu dia tidak ada. Padahal sebelumnya dia ada di rumah itu," ujar Kabag Humas BNN Kombes Sulistiandriatmoko, Sabtu (2/9/2017).
Suami Indria sempat terlihat warga keluar dari perumahan River Valley, Cijeruk, Kabupaten Bogor dengan tergesa-gesa sebelum Indria ditemukan warga. Kepala Keamanan perumahan, mengatakan suami korban terakhir kali terlihat pada sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (1/9).
Kombes Sulis mengatakan, suami Indria bekerja sebagai kontraktor. Menurut Sulis, selama bekerja di BNN Indria tidak pernah mengeluhkan masalah pribadi dan keluarganya.
Dia menjelaskan, sebelum ditemukan tewas, Indria sempat cekcok dengan suaminya. Mengenai penyebab cekcok, Sulis belum mengetahuinya.
"Belum tahu kenapa mereka cekcok. Tapi informasi dari Balai Diklat BNN (tempat Indria kerja) dia tidak pernah mengeluh masalah pribadi ke rekan atau atasannya," ujarnya.
BNN memastikan kasus pembunuhan ini tidak ada kaitannya dengan masalah peredaran narkoba. "Dia ini orang Diklat, jadi enggak ada hubungan sama kasus di BNN," kata Sulis.