Ilustrasi |
"Pemkab Halmahera Timur sudah mendapat informasi dari pemerintah pusat mengenai kepastian Halmahera Timur akan disinggahi kapal tol laut," kata Kepala Dinas Perhubungan Halmahera Timur Ubay Yakup ketika dihubungi dari Ternate, Senin (4/9/2017).
Perusahaan yang akan menyediakan kontainer dan melakukan kegiatan bongkar muat kontainer yang diangkut dengan kapal tol laut dari dan ke Halmahera Timur, juga sudah turun melakukan peninjauan lapangan di Halmahera Timur.
Menurut dia, pelabuhan yang akan dijadikan persinggahan kapal tol laut di Halmahera Timur adalah Pelabuhan Nusantara, karena pelabuhan yang terletak di Maba, ibu kota Kabupaten Halmahera Timur ini dinilai memenuhi syarat sebagai tempat bersandarnya kapal tol laut dan aktivitas bongkar muat kontainer.
Rute kapal tol laut yang akan menyinggahi Halmahera Timur belum diketahui, tetapi dipastikan titik start dari Pulau Jawa, karena kebutuhan barang di Halmahera Timur, khususnya untuk barang hasil industri, seperti bahan bangunan selama ini didatangkan dari Pulau Jawa.
Ubay Yakup mengatakan, dengan adanya kapal tol laut yang menyinggahi Halmahera Timur diharapkan harga barang yang didatangkan dari Pulau Jawa, seperti bahan bangunan dan kebutuhan pokok yang belum bisa diproduksi di Halmahera Timur, menjadi lebih murah karena biaya angkutnya tidak semahal menggunakan angkutan lain.
Selain itu, para pengusaha di Halmahera Timur tidak lagi kesulitan untuk mengirim berbagai komoditas hasil pertanian dari daerah ini ke Pulau Jawa, seperti cengkih, pala dan kopra, karena selama ini umumnya harus melalui Halmahera Utara atau Ternate.
"Adanya kapal tol laut yang menyinggahi Halmahera Timur juga diharapkan akan mendorong para pengusaha, baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modal di Halmahera Timur, khususnya di sektor pertambangan, perikanan, pertanian dan usaha jasa," katanya.
Kabupaten/kota di Malut yang selama ini sudah disinggahi kapal tol laut adalah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan dan Kota Ternate, namun para pengusaha kurang berminat memanfaatkannya karena lama pelayarannya dari Makassar ke Malut sekitar dua minggu.