Ratu Berita - Sejak insiden penyerangan pos polisi di Myanmar akhir bulan lalu yang menewaskan lebih dari 70 orang, puluhan ribu warga muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine kini mengungsi ke Bangladesh karena menghindari kekerasan dari militer Myanmar dan kelompok warga sipil bersenjata.
Laman Middle East Eye melaporkan, di tengah kecaman dunia internasional atas krisis kemanusiaan yang terjadi, Israel terus memasok persenjataan ke militer Myanmar, termasuk 100 tank, senjata, kapal cepat untuk polisi patroli di perbatasan. Kabar ini diungkap oleh kelompok pembela hak asasi dan para pejabat Myanmar.
Tak hanya itu, perusahaan senjata Israel Tar Ideal juga terlibat dalam memberikan pelatihan bagi pasukan keamanan Myanmar yang saat ini tengah menggelar operasi pembantaian terhadap warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
Sejumlah foto di situs perusahaan itu memperlihatkan pegawai mereka memberi instruksi kepada pasukan keamanan Myanmar dalam simulasi taktik pertempuran dan bagaimana menggunakan senjata tertentu.
September tahun lalu Pengadilan Tinggi Israel akan menggelar sidang untuk mendengar petisi dari para aktivis yang menyerukan agar pemerintah Negeri Bintang Daud menghentikan ekspor senjata ke Myanmar.
Amerika Serikat dan Uni Eropa selama ini memberlakukan embargo senjata kepada Myanmar.
Pengacara Eitay Mack yang mewakili pihak pengaju petisi mengatakan Israel sudah tidak punya kendali lagi atas segala persenjataan yang sudah diekspor ke Myanmar.
"Israel tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan senjata-senjata itu ketika sudah diekspor ke Birma (Myanmar)," kata Mack, pengacara hak asasi di Tel Aviv.
"Dari situs Tar Ideal kita mengetahui mereka mempersenjatai pasukan Birma yang saat ini beroperasi di Negara Bagian Rakhine."
Petisi itu diajukan pada Januari lalu, tak lama setelah pejabat Israel mengunjungi Myanmar untuk membahas perdagangan senjata dan kunjungan itu dibalas pula oleh pejabat Myanmar.
Setelah petisi diajukan ke pengadilan, militer Israel Maret lalu mengatakan pengadilan tidak punya hak yurisdiksi untuk membahas isu itu dan penjualan senjata ke Myanmar 'murni diplomatik'.
Israel dan Myanmar sudah menjalin hubungan erat dalam perdagangan senjata bertahun-tahun sejak sebelum junta militer mengakhiri kekuasaannya.
"Pemerintah Israel sudah menjual senjata ke diktator militer di Birma selama bertahun-tahun," kata Ofer Neiman, aktivis hak asasi Israel.
"Kebijakan ini berkaitan erat dengan penindasan Israel terhadap rakyat Palestina. Senjata yang mereka gunakan kepada orang Palestina adalah sekaligus jadi ajang uji coba untuk kemudian dijual ke rezim paling kejam di muka bumi."