Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Biak saat menjalani aktivitas pendidikan |
Pasca terungkapnya peredaran pil Paracetamol Caffein Carisoprodol yang yang dikena pil PCC di Papua beberapa waktu belakangan ini, sejumlah pihak langsung mengambil langkah antisipasi.
Pasalnya, kehadiran dari pil PCC ini serta dampak yang di timbulkan telah mengejutkan banyak pihak terlebih para pengelola lembaga pendidikan keberkaitan dengan penyalahgunaan obat jenis baru ini.
Salah satunya, Kepala SMA Negeri 1 Biak Kota, Ruben Faknik, S.Pd yang langsung bertindak cepat untuk menggelar swiping dadakan (sidak) di setiap kelas.
Ditemui Beritapapua.Dharapos.com diruang kerjanya, Jumat (29/9), Ruben membenarkan hal itu.
“Ketika saya mendengar informasi tentang beredarnya pil setan ini, saya langsung menggelar sidak,” ungkapnya.
Dikatakan Ruben, tentang langkah swiping yang dilakukan diruang kelas sudah menjadi hal biasa yang setiap saat dilaksanakan pihaknya.
“Tetapi dengan adanya informasi tentang pil PCC ini maka swiping akan lebih diperketat lagi,” tegasnya.
Ruben juga mengaku berkaitan dengan fenomena tersebut, pihaknya tidak bisa memastikan pil PCC beredar di Kota Biak.
"Yang terdengar dan terlihat di media massa adalah bahwa pil PCC sudah beredar sampai ke Kota Jayapura yang secara otomatis Biak yang pasti lebih dulu sudah ada karena transportasi udara ke Jayapura pasti lewat Biak begitu pun transportasi laut,” akuinya.
Kepala SMAN 1 Biak, Ruben Faknik, S.Pd |
“Target yang menjadi sasaran tentunya adalah generasi muda, dan generasi muda yang efektif paling banyak ada di sekolah, atau usia SMA,” sambungnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengantisipasi masuknya pil PCC di lingkungan SMAN 1 sejak informasi itu mulai beredar di media sosial yakni di salah satu kota di Pulau Sulawesi.
“Akibat yang ditimbulkan oleh PCC sangat parah, hal inilah yang membuat kami langsung siaga mengecek siswa-siswi kami," beber Ruben.
Masih menurutnya, ke depan akan di sosialisasikan ke kelas-kelas lewat para guru.
Mereka diminta untuk dapat meluangkan waktu sesaat sebelum memulai pelajaran minimal terlebih dahulu menyampaikan informasi soal pil PCC ini sejelas-jelasnya.
Disinggung, mengapa dilakukan sosialisasi perkelas, Ruben memastikan karena lewat guru kepada siswa perkelas lebih tepat dibanding kalau dikumpulkan keseluruhan di aula yang dikuatirkan banyak siswa tidak mengikutinya.
Ruben juga mendorong agar sebelum memulai pelajaran, para guru diminta untuk mengingatkan anak-anak tentang bahaya mengonsumsi PCC dan akibat yang ditimbulkan oleh obat ini.
Seperti, menyerang saraf otak hingga menyebabkan hilangnya kesadaran mereka hilang hingga melakukan gerak yang tidak terkontrol bahkan nyawa pun terancam.
Ruben menambahkan pula, setelah berbagai upaya yang telah dilakukan namun apabila pihaknya melihat ada indikasi lewat perilaku siswa maka tindakan nyata langsung dilakukan, yaitu dengan melakukan swiping.
(Hend DK)
from Berita Papua SMAN 1 Biak Perketat Pengawasan Pasca Beredarnya Pil PCC - Berita Harian Teratas