 |
| Di sela-sela Temu Daerah II Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) se-Provinsi Papua di Kabupaten Merauke, Senin (27/11), panitia membuka juga “Coaching Clinic” atau klinik konsultasi |
Di sela-sela Temu Daerah II Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) se-Provinsi Papua di Kabupaten Merauke, Senin (27/11), panitia membuka juga “Coaching Clinic” atau klinik konsultasi.
BPBJ Setda Kota Jayapura pada sesi tersebut ditunjuk panitia bagi kabupaten lain yang ingin memperdalam soal Center of Excellent (CoE).
Klinik konsultasi ini menjadi ajang bagi kabupaten lain di Papua untuk memperdalam ilmu terkait pengadaan barang jasa yang dimentori oleh BPBJ kota Jayapura sebagai pilot project untuk kawasan Indonesia Timur.
Sehingga diharapkan dari hasil ini dapat mencapai satu indikator CoE.
Kepala BPBJ Kota Jayapura Matias B. Mano, S.Par, MKP mengakui ada hal yang unik pada momen tersebut yaitu adanya kegiatan tambahan berupa pembukaan klinik konsultasi terkait pengadaan barang dan jasa.
Fasilitas yang disediakan panitia dari Biro Layanan Pengadaan Barang Jasa Provinsi Papua ini melibatkan para mentor dari BPBJ Setda Kota Jayapura.
Dengan tujuan untuk mengukur tingkat kematangan dari setiap Unit Layanan Pengadaan (ULP) atau
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) yang ada di setiap Kabupaten/kota di provinsi Papua yakni indikator-indikator untuk mencapai level-level tertentu.
“Misalkan status kelembagaan untuk mencapai satu unit layanan pengadaan yang Center of Excellence atau menjadi ULP pusat unggulan harus berada pada posisi level 3,” urainya.
Namun, jika belum mencapai posisi level 3 maka diperlukan berbagai rencana aksi apabila baru mencapai level satu.
“Langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk meningkat ke level berikutnya,” lanjut Matias.
 |
| Kepala BPBJ Kota Jayapura, Matias B. Mano, S.Par, MKP, Kepala BPBJ Merauke Ir. D. Catur R.B.dan Kasub BPBJ Setda Provinsi Papua, Debora Solosa terlibat diskusi di sela-sela Coaching Clinic |
“Hampir sebagian peserta yang datang dari wilayah yang bagian pengadaan barang jasa sudah dibentuk. Namun untuk menjadi satu bagian yang excellent juga ada indikator dan kriterianya sehingga di hadirkan klinik konsultasi ini,” urainya.
Klinik konsultasi ini dibuka dalam 3 meja dengan didampingi mentor-mentor CoE nasional yang dipersiapkan oleh MCI melalui LKPP.
“Dan kami siap untuk membantu rekan-rekan khususnya dalam mengukur tingkat kematangan satu unit atau bagian pengadaan barang dan jasa di masing-masing kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Papua,” tandas Matias.
Diakuinya, dari semua peserta yang hadir hampir 90 persen mengikuti kelas “Coaching Clinic” tersebut. Walau tidak terjadwal namun panitia tetap menyiapkan segala fasilitas saat break maupun istirahat makan siang.
“Hal ini sangat membantu teman-teman di daerah dan juga kami tetap akan membuka kesempatan dan teman-teman bisa datang ke Kota Jayapura untuk banyak berdiskusi dengan kami terkait dengan bagaimana pengembangan kelembagaan terkait dengan pengembangan SDM, tata kelola serta kinerja masing-masing ULP,” sambungnya.
Pengukuran tingkat kematangan yang dilakukan dalam klinik konsultasi ini yang pertama adalah mengukur tentang kelembagaannya mulai dari statusnya hingga infrastruktur.
Selain itu, juga terkait dengan SDM apakah sudah permanen di bagian pengadaan barang jasa atau masih menempel di dinas lainnya termasuk bagaimana manajemennya serta bagaimana proses manajemen apakah sudah sesuai SOP, tata persuratan atau belum.
“Karena kelembagaan, SDM dan tata kelola kinerja ada keterkaitan dan difokuskan di dalam klinik konsultasi ini,” tukasnya.
(Har)
from Berita Papua “Coaching Clinic” Jadi Ajang Perdalam Ilmu Tentang Pengadaan Barang Jasa - Berita Harian Teratas
