BERITA MALUKU. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kecamatan Ndonahyera, Kabupaten Maluku Barat Daua (MBD) mahal, karena dipatok tiga hingga empat kali lipat dari harga normal. Selain mahal, BBM di daerah itu juga sangat langka.
“Misalnya bensin 1 liter dipatok seharga Rp20 ribu, solar Rp15 ribu per liter dan minyak 1 liter tanah Rp10,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Desa Luang Barat, Kecamatan Ndonahyera, Dace Palapia kepada Berita Maluku Online, Kamis (26/4/2018).
Palapia mengungkapkan, kelangkaan BBM disebabkan karena di daerah itu tak ada depot penjualan BBM, Agen Penjualan Minyak dan Solar (APMS) atau pun agen dan pengecer tetap.
Kondisi ini diakuinya sudah terjadi sekian lama, bahkan sejak MBD menjadi kabupaten defenitif satu dekade silam, bahkan berdampak juga kepada para nelayan karena tak bisa melaut setiap saat untuk mencukupi kebutuhan hidup tiap hari.
Dikatakan, bila masyarakat ingin mendapatkan BBM, maka mereka harus pergi ke pusat ibukota kabupaten yakni Tiakur atau ke Tepa, bahkan ke Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), namun hal itu butuh waktu lama karena harus menggunakan kapal perintis.
Namun, Palapia mengaku, untuk mendapatkan BBM ke daerah lain juga sulit sebab pihak kepolisian tak mengijinkan mereka membawa BBM yang diisi dalam jerigen atau drum untuk diangkut menggunakan kapal perintis.
"Masyarakat akhirnya pasrah dengan kondisi seperti ini," kata Palapia. (EKoe-)
“Misalnya bensin 1 liter dipatok seharga Rp20 ribu, solar Rp15 ribu per liter dan minyak 1 liter tanah Rp10,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Desa Luang Barat, Kecamatan Ndonahyera, Dace Palapia kepada Berita Maluku Online, Kamis (26/4/2018).
Palapia mengungkapkan, kelangkaan BBM disebabkan karena di daerah itu tak ada depot penjualan BBM, Agen Penjualan Minyak dan Solar (APMS) atau pun agen dan pengecer tetap.
Kondisi ini diakuinya sudah terjadi sekian lama, bahkan sejak MBD menjadi kabupaten defenitif satu dekade silam, bahkan berdampak juga kepada para nelayan karena tak bisa melaut setiap saat untuk mencukupi kebutuhan hidup tiap hari.
Dikatakan, bila masyarakat ingin mendapatkan BBM, maka mereka harus pergi ke pusat ibukota kabupaten yakni Tiakur atau ke Tepa, bahkan ke Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), namun hal itu butuh waktu lama karena harus menggunakan kapal perintis.
Namun, Palapia mengaku, untuk mendapatkan BBM ke daerah lain juga sulit sebab pihak kepolisian tak mengijinkan mereka membawa BBM yang diisi dalam jerigen atau drum untuk diangkut menggunakan kapal perintis.
"Masyarakat akhirnya pasrah dengan kondisi seperti ini," kata Palapia. (EKoe-)
from Berita Maluku Online BBM Mahal dan Lanka di Kecamatan Ndonahyera MBD - Berita Harian Teratas