NAMROLE - BERITA MALUKU. Warga Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mengepung Kantor Bupati Bursel. Pengepungan kantor Bupati karena pernyataan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian, Aminudin Bugis dinilai telah menghina almarhum Wakil Bupati Ayub Seleky dan mengancam salah satu anak almarhum Ona Seleky.
Kadis Aminudin Bugis usai melakukan penghinaan dan mengancam Ona Seleky, salah satu anak almarhum Wakil Bupati langsung menghilang dari rumah kontrakannya.
Ternyata sang Kadis bersembunyi di ruang kerja Bupati. Ia berlindung ke Bupati Tagop Sudarson Soulisa lantaran merasa dicari oleh pihak keluarga dan kerabat almarhum.
Pantauan media ini, Senin malam (4/2/2019) sekitar pukul 19.00 wit, anak-anak almarhum, Ona Seleky, Elin Seleky dan kerabatnya mendatangi kantor bupati. Selain anak-anak almarhum dan kerabat almarhum, turut serta anggota DPRD, Sami Latbual dan Lany Seleky yang merupakan kerabat dekat almarhum dari wakil bupati serta puluhan warga Namrole.
Sedangkan Kadis Amunudin Bugis saat itu bersembunyi mencari perlindunga ke bupati di dalam ruangan kantor bupati bersama Kapolsek Namrole AKP Yamin Selayar.
Di lain pihak, suasana di luar kantor bupati, warga Namrole semakin emosi dan ingin menerobos masuk ke ruangan kerja bupati untuk menghajar kadis, namun hal itu dapat dicegat.
Masih dari pantauan media ini, Kapolsek datang ke kantor bupati dan langsung masuk bertemu bupati serta kadis menjelang petang. Tak berapa lama, anak almarhum Ona Seleky dipanggil masuk ke ruangan bupati. Ia berada di dalam ruangan orang nomor satu Bursel itu sekitar 20 menit dan kembali keluar.
Sementara itu terdengar teriakan: "Kasih keluar dia (kadis), dia keluar katong cungkil dia mata." Itu diteriaki dengan nada mengancam dari salah satu keluarga almarhum, karena emosi atas penghinaan kadis terhadap almarhum.
Sampai pukul 20:20 wit, warga maupun kerabat keluarga almarhum wakil bupati semakin banyak mendatangi kantor bupati. Pada pukul 20:21, Penjabat Sekda AM. Laitupa datang ke kantor bupati dan menyalami anak-anak almarhum wakil bupati dan kerabatnya, dan menuju ruang kerja bupati di dalamnya ada kadis pertanian Aminudin Bugis.
Tak berselang lama, anak-anak almarhum, Elin Seleky dan Adiknya Ona Seleky dan beberapa keluarga disuruh masuk ruangan bupati oleh ajudan bupati. Situasi hampir saja memanas saat anak-anak almarhum masuk ke ruangan bupati, namun itu dapat dikendalikan.
Ketua DPRD Bursel Arkilaus Solissa juga mendatangi Kantor Bupati guna membantu Bupati menyelesaikan persoalan yang didalangi Kadis Pertanian ini. Hingga larut malam, persoalan ini terus berlanjut.
BUPATI PINGSAN
Sementara itu, Tagop Sudarsono Soulisa Bupati Buru Selatan pingsan. Bupati dua periode ini sangat marah saat menyelesaikan persoalan tersebut. Dia sangat emosi lantaran dinding ruangan kerjanya bagian belakang dilempar orang tak dikenal, Senin malam (4/2).
Soulisa emosi karena ruang kerjanya dilempar saat ia sedang berada di ruang kerjanya.
Pantauan media ini, 21:37 wit, salah satu ajudan bupati berlari keluar ruangan kerja bupati. Dia berlari sambil tangannya hendak mengambil sesuatu dari balik bajunya menuju belakang kantor bupati.
"Sapa yang lempar, sapa yang lempar ruangan bupati," teriaknya sambil terus berlari ke belakang kantor bupati.
Berada di belakang kantor bupati, tepat dibelakang ruangan kerja bupati ada beberapa warga yang kesemuanya pemuda warga Namrole.
Ajudan ini menanyakan siapa yang melempar dinding ruangan kerja bupati, mereka jawab bukan mereka dan tidak ada yang melempar.
Namun dari belakang datang Bupati Tagop Soulissa yang terlihat marah dan emosi.
"Eh, kamong kurang ajar e, sapa itu, sapa, sapa, woe sapa. Kamong bikin diri, kamong kira sapa," tanya bupati dengan nada tinggi penuh emosi.
Namun pertanyaan bupati dijawab salah satu warga bahwa tidak ada yang melempar ruangan kerjanya, mereka tidak tahu siapa yang melempar.
"Tidak ada yang lempar pak, tidak ada yang lempar,” jawab mereka.
Kata bupati kepada mereka agar jangan kurang ajar. Kata bupati, apakah kalian tidak tahu siapa dirinya.
"Kamorang jangan kurang ajar e, kamorang seng tahu beta ini siapa e, kurang ajar ni," emosi bupati sangat terlihat dari matanya yang menatap tajam dan mukanya yang terlihat pucat karena faktor kelelahan.
Situasi emosional bupati dicoba diredahkan oleh ajudannya dan dibantu pegawai yang ada saat itu. Bupati menyebut dirinya adalah kapitan.
"Eh, ini kapitan ini, e," sebut bupati.
Agar emosi bupati tidak sampai memuncak, ajudannya membimbingnya sambil memijat-mijat pundaknya membawa kembali masuk ke dalam ruangan.
Pantauan media ini, menaiki tangga masuk pintu samping kanan kantor bupati ini, bupati mulai terlihat sedikit lunglai, jalannya sedikit goyah.
Bupati masih berjalan tapi sambil menutup mata, masih dalam pegangan ajudannya dan dibantu oleh warga yang ada saat itu untuk membasahi mukanya agar tidak sampai pingsan atau tak sadarkan diri.
Namun karena emosional ditambah kecapaian dari pagi sampai malam belum beristirahat, bupati pingsan dan langsung digotong bawa masuk ke ruangan kerjanya.
Situasi bupati pingsan ini langsung membuat semua orang yang ada saat itu menjadi panik, situasi menjadi tegang. Pintu ruangan kerja bupati langsung ditutup dan dilarang masuk.
Dan juga, warga yang berada di dalam kantor bupati disuruh keluar semua, pintu samping kiri dan kanan ditutup.
Penjabat Sekda A.M Laitupa langsung perintahkan memanggil aparat Brimob untuk melakukan pengamanan seluruh areal Kantor Bupati.
Situasi ketegangan berangsur normal dan tetap dalam penjagaan personil Brimob yang kurang lebih 10 orang itu, bupati keluar dari ruangan langsung naik mobil dinas pulang ke kediamannya di desa Lektama.
Pulangnya bupati, kantor bupati tetap dalam siatuasi penjgaan sejumlah personil brimob. (AZMI)
Kadis Aminudin Bugis usai melakukan penghinaan dan mengancam Ona Seleky, salah satu anak almarhum Wakil Bupati langsung menghilang dari rumah kontrakannya.
Ternyata sang Kadis bersembunyi di ruang kerja Bupati. Ia berlindung ke Bupati Tagop Sudarson Soulisa lantaran merasa dicari oleh pihak keluarga dan kerabat almarhum.
Pantauan media ini, Senin malam (4/2/2019) sekitar pukul 19.00 wit, anak-anak almarhum, Ona Seleky, Elin Seleky dan kerabatnya mendatangi kantor bupati. Selain anak-anak almarhum dan kerabat almarhum, turut serta anggota DPRD, Sami Latbual dan Lany Seleky yang merupakan kerabat dekat almarhum dari wakil bupati serta puluhan warga Namrole.
Sedangkan Kadis Amunudin Bugis saat itu bersembunyi mencari perlindunga ke bupati di dalam ruangan kantor bupati bersama Kapolsek Namrole AKP Yamin Selayar.
Di lain pihak, suasana di luar kantor bupati, warga Namrole semakin emosi dan ingin menerobos masuk ke ruangan kerja bupati untuk menghajar kadis, namun hal itu dapat dicegat.
Masih dari pantauan media ini, Kapolsek datang ke kantor bupati dan langsung masuk bertemu bupati serta kadis menjelang petang. Tak berapa lama, anak almarhum Ona Seleky dipanggil masuk ke ruangan bupati. Ia berada di dalam ruangan orang nomor satu Bursel itu sekitar 20 menit dan kembali keluar.
Sementara itu terdengar teriakan: "Kasih keluar dia (kadis), dia keluar katong cungkil dia mata." Itu diteriaki dengan nada mengancam dari salah satu keluarga almarhum, karena emosi atas penghinaan kadis terhadap almarhum.
Sampai pukul 20:20 wit, warga maupun kerabat keluarga almarhum wakil bupati semakin banyak mendatangi kantor bupati. Pada pukul 20:21, Penjabat Sekda AM. Laitupa datang ke kantor bupati dan menyalami anak-anak almarhum wakil bupati dan kerabatnya, dan menuju ruang kerja bupati di dalamnya ada kadis pertanian Aminudin Bugis.
Tak berselang lama, anak-anak almarhum, Elin Seleky dan Adiknya Ona Seleky dan beberapa keluarga disuruh masuk ruangan bupati oleh ajudan bupati. Situasi hampir saja memanas saat anak-anak almarhum masuk ke ruangan bupati, namun itu dapat dikendalikan.
Ketua DPRD Bursel Arkilaus Solissa juga mendatangi Kantor Bupati guna membantu Bupati menyelesaikan persoalan yang didalangi Kadis Pertanian ini. Hingga larut malam, persoalan ini terus berlanjut.
BUPATI PINGSAN
Sementara itu, Tagop Sudarsono Soulisa Bupati Buru Selatan pingsan. Bupati dua periode ini sangat marah saat menyelesaikan persoalan tersebut. Dia sangat emosi lantaran dinding ruangan kerjanya bagian belakang dilempar orang tak dikenal, Senin malam (4/2).
Soulisa emosi karena ruang kerjanya dilempar saat ia sedang berada di ruang kerjanya.
Pantauan media ini, 21:37 wit, salah satu ajudan bupati berlari keluar ruangan kerja bupati. Dia berlari sambil tangannya hendak mengambil sesuatu dari balik bajunya menuju belakang kantor bupati.
"Sapa yang lempar, sapa yang lempar ruangan bupati," teriaknya sambil terus berlari ke belakang kantor bupati.
Berada di belakang kantor bupati, tepat dibelakang ruangan kerja bupati ada beberapa warga yang kesemuanya pemuda warga Namrole.
Ajudan ini menanyakan siapa yang melempar dinding ruangan kerja bupati, mereka jawab bukan mereka dan tidak ada yang melempar.
Namun dari belakang datang Bupati Tagop Soulissa yang terlihat marah dan emosi.
"Eh, kamong kurang ajar e, sapa itu, sapa, sapa, woe sapa. Kamong bikin diri, kamong kira sapa," tanya bupati dengan nada tinggi penuh emosi.
Namun pertanyaan bupati dijawab salah satu warga bahwa tidak ada yang melempar ruangan kerjanya, mereka tidak tahu siapa yang melempar.
"Tidak ada yang lempar pak, tidak ada yang lempar,” jawab mereka.
Kata bupati kepada mereka agar jangan kurang ajar. Kata bupati, apakah kalian tidak tahu siapa dirinya.
"Kamorang jangan kurang ajar e, kamorang seng tahu beta ini siapa e, kurang ajar ni," emosi bupati sangat terlihat dari matanya yang menatap tajam dan mukanya yang terlihat pucat karena faktor kelelahan.
Situasi emosional bupati dicoba diredahkan oleh ajudannya dan dibantu pegawai yang ada saat itu. Bupati menyebut dirinya adalah kapitan.
"Eh, ini kapitan ini, e," sebut bupati.
Agar emosi bupati tidak sampai memuncak, ajudannya membimbingnya sambil memijat-mijat pundaknya membawa kembali masuk ke dalam ruangan.
Pantauan media ini, menaiki tangga masuk pintu samping kanan kantor bupati ini, bupati mulai terlihat sedikit lunglai, jalannya sedikit goyah.
Bupati masih berjalan tapi sambil menutup mata, masih dalam pegangan ajudannya dan dibantu oleh warga yang ada saat itu untuk membasahi mukanya agar tidak sampai pingsan atau tak sadarkan diri.
Namun karena emosional ditambah kecapaian dari pagi sampai malam belum beristirahat, bupati pingsan dan langsung digotong bawa masuk ke ruangan kerjanya.
Situasi bupati pingsan ini langsung membuat semua orang yang ada saat itu menjadi panik, situasi menjadi tegang. Pintu ruangan kerja bupati langsung ditutup dan dilarang masuk.
Dan juga, warga yang berada di dalam kantor bupati disuruh keluar semua, pintu samping kiri dan kanan ditutup.
Penjabat Sekda A.M Laitupa langsung perintahkan memanggil aparat Brimob untuk melakukan pengamanan seluruh areal Kantor Bupati.
Situasi ketegangan berangsur normal dan tetap dalam penjagaan personil Brimob yang kurang lebih 10 orang itu, bupati keluar dari ruangan langsung naik mobil dinas pulang ke kediamannya di desa Lektama.
Pulangnya bupati, kantor bupati tetap dalam siatuasi penjgaan sejumlah personil brimob. (AZMI)
from Berita Maluku Online Kadis Pertanian Bursel Hina Alm. Wakil Bupati, Warga Kepung Kantor, Bupati Pingsan - Berita Harian Teratas