AMBON - BERITA MALUKU. Pemerintah Daerah Provinsi Maluku mengapresiasi kegiatan Wokshop Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi yang diselenggarakan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku, berlangsung di Biz Hotel, Ambon, Kamis (21/3/2019).
"Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, saya mengapresiasi tinggi dan mengucapkan terima kasih kepada Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku yang sudah menginisiasi penyelenggaraan kegiatan ini," kata Plh Guernur Maluku dalam sambutannya yang dibacakan Plt. Kepala Bappeda Maluku, Suryadi Sembiring.
Wokshop Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi adalah salah satu bentuk respons terhadap ancaman dan tantangan menghadapi radikalisme dan terorisme, karena beberapa dekade belakangan ini serangan terorisme terus mengalami peningkatan.
Menurutnya, peningkatan ancaman radikalisme dan terorisme sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi internet, dimana kelompok terorisme menggunakan kemajuan teknologi untuk melakukan aksi-aksinya. Internet digunakan untuk menyerangan idiologi, merekrut anggota baru dan mencari dana lewat internet. Gerakan teroris mutakhir menjadi lintas bangsa dan terlembagakan. ISIS misalnya adalah sebuah gerakan teroris lintas bangsa. ISIS memiliki jaringan di berbagai negara termasuk di Indonesia.
"Menurut saya kegiatan ini adalah sebuah respons cepat, takstis sekaligus strategis dan pembuktian kualitas sensifitas stakeholders di Maluku dalam menyikapi dinamika persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terutama berkaitan dengan rentetan kasus terorisme yang terjadi belakangan ini, penangkapan para teroris (yang berencana akan melakukan pengeboman) dan bunuh diri (yang lebih tragis karena melibatkan anggota keluarga)," katanya.
Olehnya itu kata dia, kegiatan ini sangat penting dan menemukan signifikansinya karena menghadirkan aparatur Kelurahan dan Desa.
"Saya sebut demikian karena kita belakangan dikejutkan dengan perkembangan pola ancaman gerakan terorisme yang juga signifikan, yaitu melibatkan anggota keluarga dalam aksi bom bunuh diri, seperti yang terjadi di Surabaya (Mei 2018) lalu dan paling akhir di SUatera Utara (Maret (2019)," ungkapnya.
Perkembangan pola ancaman terorisme ini adalah persoalan yang sangat serius.
"Oleh sebab itu, saya sangat berharap, Forum ini dapat memunculkan kesadaran baru, membangun perspektif bersama dan merumuskan langkah-langkah pencegahan di lingkungan yang strategis, nyata dan bisa langsung diterapkan di lingkungan kelurahan dan desa, agar kita segera dapat melindungi seluruh keluarga warga masyarakat di lingkungan masing-masing. Kita bergerak cepat sebelum terlambat."
Apalagi memasuki gerbang "pesta demokrasi" yaitu pemilu saat ini. Mengingat demikian pentingnya momen lima tahunan ini, untuk itu dirinya berharap agar kita semua bisa ikut berkontribusi, berpartisipasi aktif untuk menciptakan suasana lingkungan yang kondusif dan memungkinkan perhelatan "pesta demokrasi" bangsa kita dapat berlangsung dalam suasana nyaman, aman dan damai.
"Kita semua meyakini, bahwa dinamika menjelang perhelatan "pesta demokrasi" tahun ini memiliki tensi dan eskalasi sangat tinggi.Penyebaran berita bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speeches) dan ancaman teror bom sangat mengganggu momen "pesta demokrasi" kita, tapi lebih dari itu adalah berpotensi memecah iklim proses kehidupan berdemokrasi yang demikian baik pertumbuhan dan perkembangannya," ungkapnya.
Atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Maluku, dirinya mengajak semua pihak untuk menjaga negeri raja raja ini dari segala bentuk ancaman berita bohong (Hoax), ujaran kebencian (hate speeches) dan terorisme yang disebar lewat media sosial, internet.
"Filsafat bertuah hidop orang basudara seperti ale rasa beta rasa potong di kuku rasa di daging dan sagu salempeng pata dua misalnya, adalah khazanah kearifan lokal (lokal wisdom) dan modal sosial (soial capital) yang secara fungsional dapat kita optimalkan pemanfaatannya untuk melawan ancaman-ancaman tersebut," sebutnya.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, saya mengapresiasi tinggi dan mengucapkan terima kasih kepada Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku yang sudah menginisiasi penyelenggaraan kegiatan ini," kata Plh Guernur Maluku dalam sambutannya yang dibacakan Plt. Kepala Bappeda Maluku, Suryadi Sembiring.
Wokshop Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi adalah salah satu bentuk respons terhadap ancaman dan tantangan menghadapi radikalisme dan terorisme, karena beberapa dekade belakangan ini serangan terorisme terus mengalami peningkatan.
Menurutnya, peningkatan ancaman radikalisme dan terorisme sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi internet, dimana kelompok terorisme menggunakan kemajuan teknologi untuk melakukan aksi-aksinya. Internet digunakan untuk menyerangan idiologi, merekrut anggota baru dan mencari dana lewat internet. Gerakan teroris mutakhir menjadi lintas bangsa dan terlembagakan. ISIS misalnya adalah sebuah gerakan teroris lintas bangsa. ISIS memiliki jaringan di berbagai negara termasuk di Indonesia.
"Menurut saya kegiatan ini adalah sebuah respons cepat, takstis sekaligus strategis dan pembuktian kualitas sensifitas stakeholders di Maluku dalam menyikapi dinamika persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terutama berkaitan dengan rentetan kasus terorisme yang terjadi belakangan ini, penangkapan para teroris (yang berencana akan melakukan pengeboman) dan bunuh diri (yang lebih tragis karena melibatkan anggota keluarga)," katanya.
Olehnya itu kata dia, kegiatan ini sangat penting dan menemukan signifikansinya karena menghadirkan aparatur Kelurahan dan Desa.
"Saya sebut demikian karena kita belakangan dikejutkan dengan perkembangan pola ancaman gerakan terorisme yang juga signifikan, yaitu melibatkan anggota keluarga dalam aksi bom bunuh diri, seperti yang terjadi di Surabaya (Mei 2018) lalu dan paling akhir di SUatera Utara (Maret (2019)," ungkapnya.
Perkembangan pola ancaman terorisme ini adalah persoalan yang sangat serius.
"Oleh sebab itu, saya sangat berharap, Forum ini dapat memunculkan kesadaran baru, membangun perspektif bersama dan merumuskan langkah-langkah pencegahan di lingkungan yang strategis, nyata dan bisa langsung diterapkan di lingkungan kelurahan dan desa, agar kita segera dapat melindungi seluruh keluarga warga masyarakat di lingkungan masing-masing. Kita bergerak cepat sebelum terlambat."
Apalagi memasuki gerbang "pesta demokrasi" yaitu pemilu saat ini. Mengingat demikian pentingnya momen lima tahunan ini, untuk itu dirinya berharap agar kita semua bisa ikut berkontribusi, berpartisipasi aktif untuk menciptakan suasana lingkungan yang kondusif dan memungkinkan perhelatan "pesta demokrasi" bangsa kita dapat berlangsung dalam suasana nyaman, aman dan damai.
"Kita semua meyakini, bahwa dinamika menjelang perhelatan "pesta demokrasi" tahun ini memiliki tensi dan eskalasi sangat tinggi.Penyebaran berita bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speeches) dan ancaman teror bom sangat mengganggu momen "pesta demokrasi" kita, tapi lebih dari itu adalah berpotensi memecah iklim proses kehidupan berdemokrasi yang demikian baik pertumbuhan dan perkembangannya," ungkapnya.
Atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Maluku, dirinya mengajak semua pihak untuk menjaga negeri raja raja ini dari segala bentuk ancaman berita bohong (Hoax), ujaran kebencian (hate speeches) dan terorisme yang disebar lewat media sosial, internet.
"Filsafat bertuah hidop orang basudara seperti ale rasa beta rasa potong di kuku rasa di daging dan sagu salempeng pata dua misalnya, adalah khazanah kearifan lokal (lokal wisdom) dan modal sosial (soial capital) yang secara fungsional dapat kita optimalkan pemanfaatannya untuk melawan ancaman-ancaman tersebut," sebutnya.
from Berita Maluku Online Pemerintah Apresiasi Workshop Rembuk Aparatur Keluarahan dan Desa Tentang Linterasi Informasi FKPT - Berita Harian Teratas