NAMROLE - BERITA MALUKU. Keresahan masyarakat Buru Selatan (Bursel) akibat sering padamnya listrik dengan jadwal yang tak menentu, membuat DPRD Kabupaten Bursel berbondong-bondong mendatangi Kantor PLN cabang pembantu Namrole, pada Senin kemarin (18/11/19) untuk menanyakan masalah pemadaman lampu di Kota Namrole dan sekitarnya.
Kedatangan DPRD Bursel ke kantor PLN di Desa Masnana, dipimpin ketua DPRD, Muhajir Bahta.
Tiba di Kantor PLN, Bahta dan Anggota DPRD lainnya diterima oleh Kepala PLN Cabang Namrole, Sumardi Karim.
Ketua DPRD dan sejumlah anggotanya mendatangi PLN guna meminta penjelasan pihak PLN terkait persoalan pemadaman listrik yang sangat meresahkan masyarakat.
Dalam pertemuan itu, DPRD mempertanyakan kepastian kapan lampu di Kota Namrole dapat beroperasi secara normal. Agar mereka dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang persoalan yang terjadi dan kepastian Listrik akan normal kembali.
Akibat persoalan padaman listrik yang dirasakan semua pihak, membuat anggota DPRD mendesak kepala PLN untuk mundur dari jabatannya jika tidak bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Menurut mereka, sebab dengan keadaan dan kondisi saat ini telah membuat gejolak di masyarakat dan menimbulkan opini bahwa pihak DPRD tidak peduli dengan kepentingan masyarakat. Padahal sudah berulangkali DPRD memangil pihak PLN untuk menjelaskan kondisi riil yang terjadi.
Ketua DPRD Bursel menekankan kepada pihak PLN agar mengungkap sebenarnya apa yang terjadi dengan mesin-mesin milik PLN agar sama-sama dapat mencari solusi demi kepentingan dan kebutuhan masayarakat Bursel.
Menurut Bahta dirinya dan anggota DPRD lainnya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat apalagi terkait listrik yang sudah menjadi kebutuhan primer dari masyarakat.
“Kami ingin mendengarkan laporan kaitannya dengan pelayanan PLN. Karena dengan kondisi ini ketika kami turun kemasyarakat itu sungguh luar biasa keluahan mereka,' jelas Bahta.
Ketua NasDem Buru Selatan ini sebutkan bahwa, sebab benar adanya jika tidak ada penerangan di kota ini sudah pasti semua aktivitas lumpuh total, baik perkantoran, Perbankan, pelayanan masyarakat semua macet dan kondisi ini membuat Namrole dijastis sebagai kota mati.
Tandas Bahta lagi, DPRD akan menganggarkan anggaran untuk membeli satu buah mesin baru dengan kapasitas yang lebih besar lagi dari yang ada ada.
Hal itu jelas Bahta, pihak DPRD akan membicarakan hal ini dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Sebutnya, menganggarkan Tiga Milyar untuk membeli mesin baru tidak menjadi persoalan demi pelayanan listrik kepada masyarakat.
“Apa yang menjadi dasar dan teknis kaitannya dengan PLN ini sehingga kondisi ini bisa terus terjadi. Kami ini mendengarkan pejelasan dari bapak sehingga kedepan PLN ini sama-sama bisa kita benahi agar apa yang menajdi kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik,” tambah Bahta.
Kepala Cabang PLN Namrole, Sumardi Karim mengatakan bahwa kondisi saat ini ada satu unit yang sedang diuji coba, namun berhubung tadi malam, minggu (17/11) sekitar pukul 20.000 WIT terjadi lagi kebakaran terhadap sebuah generator mesin milik PLN.
Lanjutnya, sehingga rencana untuk menjalankan 4 mesin tidak tidak bisa terlaksana dan hingga saat ini hanya dapat mengoptimalkan dua unit.
Untuk langkah-langkah koordinasi kata Sumardi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PLN area Ambon. Dan setiap hari ada laporan yang disampaikannya ke pimpinan yang lebih tinggi baik itu melalui surat maupun didalam Group Whatsaap milik PLN.
“Pihak PLN area Ambon sudah mengirim teknisinya ke sini untuk membantu dan ada dua orang itu sudah dua minggu lebih dan ada satu orang yang sudah satu minggu lebih di sini. Cuma saat ini kami mengalami soal matrial-matrial namun semua sudah dikoordinasikan kepihak PLN wilayah,” jelas Sumardi.
Terkait kinerja, dirinya menyampaikan bahwa pihaknya tidak berdiam diri dengan kondisi ini, semua kekuatan sudah dikerahkan demi kepentingan masyarakat, hanya saja sampai saat ini pihaknya belum melakukan koordinasi dengan Pemda ataupun Pemda belum memanggil pihaknya untuk berkoordinasi karena pihaknya saat ini masih fokus memperbaiki mesin.
Terkait rencana mendatangkan satu buah mesim mesin dari pulau Haruku, Sumardi menjelaskan sudah berkoordinasi dengan atasannya. Namun yang menjadi kendala adalah teknisinya masih berada di Bursel untuk membantu melakukan perbaikan mesin yang rusak.
“Untuk jadwal padam, sudah diedarkan. Untuk konpensasi dan spare part sudah saya sampaikan ke Ambon tapi belum ada balasannya. Sementara untuk normalisasi, awalnya saya berjanji namun janji itu meleset karena kerusakan ini terjadi tidak ditentukan. Kami selalu aktif kalau soal kebutuhan masyarakat. Kalau untuk mundur saya siap secara pribadi tetapi itu tergantung kepada pimpinan saya,” jelasnya.
Mendengar penjelasan itu, DPRD Bursel bersepakat agar kepala PLN membuatkan semua temuan dan kendala dalam bentuk laporan untuk disampikan ke pihak DPRD agar DPRD saat melakukan perjalanan dinas ke Ambon akan bertandang langsung ke PLN arean Ambon untuk menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan PLN Namrole dan apa yang menjadi keluhan warga Namrole selama ini.(AZMI)
Kedatangan DPRD Bursel ke kantor PLN di Desa Masnana, dipimpin ketua DPRD, Muhajir Bahta.
Tiba di Kantor PLN, Bahta dan Anggota DPRD lainnya diterima oleh Kepala PLN Cabang Namrole, Sumardi Karim.
Ketua DPRD dan sejumlah anggotanya mendatangi PLN guna meminta penjelasan pihak PLN terkait persoalan pemadaman listrik yang sangat meresahkan masyarakat.
Dalam pertemuan itu, DPRD mempertanyakan kepastian kapan lampu di Kota Namrole dapat beroperasi secara normal. Agar mereka dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang persoalan yang terjadi dan kepastian Listrik akan normal kembali.
Akibat persoalan padaman listrik yang dirasakan semua pihak, membuat anggota DPRD mendesak kepala PLN untuk mundur dari jabatannya jika tidak bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Menurut mereka, sebab dengan keadaan dan kondisi saat ini telah membuat gejolak di masyarakat dan menimbulkan opini bahwa pihak DPRD tidak peduli dengan kepentingan masyarakat. Padahal sudah berulangkali DPRD memangil pihak PLN untuk menjelaskan kondisi riil yang terjadi.
Ketua DPRD Bursel menekankan kepada pihak PLN agar mengungkap sebenarnya apa yang terjadi dengan mesin-mesin milik PLN agar sama-sama dapat mencari solusi demi kepentingan dan kebutuhan masayarakat Bursel.
Menurut Bahta dirinya dan anggota DPRD lainnya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat apalagi terkait listrik yang sudah menjadi kebutuhan primer dari masyarakat.
“Kami ingin mendengarkan laporan kaitannya dengan pelayanan PLN. Karena dengan kondisi ini ketika kami turun kemasyarakat itu sungguh luar biasa keluahan mereka,' jelas Bahta.
Ketua NasDem Buru Selatan ini sebutkan bahwa, sebab benar adanya jika tidak ada penerangan di kota ini sudah pasti semua aktivitas lumpuh total, baik perkantoran, Perbankan, pelayanan masyarakat semua macet dan kondisi ini membuat Namrole dijastis sebagai kota mati.
Tandas Bahta lagi, DPRD akan menganggarkan anggaran untuk membeli satu buah mesin baru dengan kapasitas yang lebih besar lagi dari yang ada ada.
Hal itu jelas Bahta, pihak DPRD akan membicarakan hal ini dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah. Sebutnya, menganggarkan Tiga Milyar untuk membeli mesin baru tidak menjadi persoalan demi pelayanan listrik kepada masyarakat.
“Apa yang menjadi dasar dan teknis kaitannya dengan PLN ini sehingga kondisi ini bisa terus terjadi. Kami ini mendengarkan pejelasan dari bapak sehingga kedepan PLN ini sama-sama bisa kita benahi agar apa yang menajdi kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik,” tambah Bahta.
Kepala Cabang PLN Namrole, Sumardi Karim mengatakan bahwa kondisi saat ini ada satu unit yang sedang diuji coba, namun berhubung tadi malam, minggu (17/11) sekitar pukul 20.000 WIT terjadi lagi kebakaran terhadap sebuah generator mesin milik PLN.
Lanjutnya, sehingga rencana untuk menjalankan 4 mesin tidak tidak bisa terlaksana dan hingga saat ini hanya dapat mengoptimalkan dua unit.
Untuk langkah-langkah koordinasi kata Sumardi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PLN area Ambon. Dan setiap hari ada laporan yang disampaikannya ke pimpinan yang lebih tinggi baik itu melalui surat maupun didalam Group Whatsaap milik PLN.
“Pihak PLN area Ambon sudah mengirim teknisinya ke sini untuk membantu dan ada dua orang itu sudah dua minggu lebih dan ada satu orang yang sudah satu minggu lebih di sini. Cuma saat ini kami mengalami soal matrial-matrial namun semua sudah dikoordinasikan kepihak PLN wilayah,” jelas Sumardi.
Terkait kinerja, dirinya menyampaikan bahwa pihaknya tidak berdiam diri dengan kondisi ini, semua kekuatan sudah dikerahkan demi kepentingan masyarakat, hanya saja sampai saat ini pihaknya belum melakukan koordinasi dengan Pemda ataupun Pemda belum memanggil pihaknya untuk berkoordinasi karena pihaknya saat ini masih fokus memperbaiki mesin.
Terkait rencana mendatangkan satu buah mesim mesin dari pulau Haruku, Sumardi menjelaskan sudah berkoordinasi dengan atasannya. Namun yang menjadi kendala adalah teknisinya masih berada di Bursel untuk membantu melakukan perbaikan mesin yang rusak.
“Untuk jadwal padam, sudah diedarkan. Untuk konpensasi dan spare part sudah saya sampaikan ke Ambon tapi belum ada balasannya. Sementara untuk normalisasi, awalnya saya berjanji namun janji itu meleset karena kerusakan ini terjadi tidak ditentukan. Kami selalu aktif kalau soal kebutuhan masyarakat. Kalau untuk mundur saya siap secara pribadi tetapi itu tergantung kepada pimpinan saya,” jelasnya.
Mendengar penjelasan itu, DPRD Bursel bersepakat agar kepala PLN membuatkan semua temuan dan kendala dalam bentuk laporan untuk disampikan ke pihak DPRD agar DPRD saat melakukan perjalanan dinas ke Ambon akan bertandang langsung ke PLN arean Ambon untuk menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan PLN Namrole dan apa yang menjadi keluhan warga Namrole selama ini.(AZMI)
from Berita Maluku Online DPRD BurseL Anggarkan Beli Mesin Baru untuk PLN Namrole - Berita Harian Teratas