AMBON - BERITA MALUKU. Juru Bicara satuan gugus tugas Virus Corona (Covid-19), Meykal Pontoh membantah terkait informasi pemberitaan salah satu media lokal di Maluku yang mempublikasikan bahwa pasien diduga positif Covid-19 yang dirawat di RST Latumeten, Ambon meninggal.
"Sembarang sa," ujar Pontoh yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehata Maluku, saat dikonfirmasi, Minggu (5/4), sembari menambahkan emoji kaget, melihat berita tersebut.
Dari informasi yang diterima beritamalukuonline.com, pasien berusia 74 tahun itu, masih dalam perawatan di RST.
Diberitakan sebelumnya, seorang wanita lanjut Usia (Lansia) di Ambon diduga positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan Rapid Test (RDT) alat uji cepat.
Ia merupakan warga Ambon, dikategorikan sebagai pelaku perjalanan, karena baru pulang dari Makassar.
Setibanya di Ambon 14 Maret lalu, wanita parubaya mengeluh kalau badan-badan lemas sehingga dibawa ke dokter praktek untuk diperiksa.
"Beliau ini pelaku perjalanan, dia orang Ambon, domisili di Ambon, tapi pernah pernah ke Makassar dan 14 Maret lalu balik ke Ambon. Dia ini awal ke dokter praktek, tapi dia tidak menunjukkan gejala sebagaimana yang kita tahu, suhu badannya bagus, tidak demam, pakai oksigen tes nafas bagus," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang saat dikonfirmasi awak media di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Sabtu (4/4).
Dikatakan, setelah melalukan pemeriksaan, ia pulang kerumah, beberapa hari kemudian, nenek ini merasa badan-badan lemas, sehingga kembali ke dokter untuk diperiksa sekitar 31 Maret lalu. Oleh dokter, nenek ini diperiksa pakai Rapid Test dan hasilnya positif.
"Begitu pulang, tiga hari kemudian masih rasa lemas-lemas lalu balik lagi ke dokter, sekitar 31 Maret lalu, dia di rontgen paru-parunya, dan hasilnya, dokter menyarankan test pakai rapid test dan hasilnya positif," jelasnya.
Walaupun pemeriksaannya menggunakan Rapid Test positif, hasilnya itu harus dikonfirmasi lagi secara PCR atau pemeriksaan spesimen di laboratorium, Badan Penelitian Pengembangan Kesehata, Kementerian Kesehatan di Jakarta.
"Tapi pasien tersebut kita berlakukan sebagaimana pasien yang positif diisolasi sambil menunggu hasil spesimen yang sudah dikirim sejak Jumat kemarin untuk diperiksa di laboratorium kesehatan milik DKI Jakarta. Pasiennya perempuan umurnya diatas 70 tahun dan saat ini diisolasi di RST. Mudah-mudahan satu dua hari ini hasilnya sudah ada," sambungnya.
"Pemeriksaan rapid test itu artinya pasien tersebut kemungkinan sudah ada antibody dan bisa diartikan dia sudah terpapar. Tetapi tingkat keakuratan RDT ini tidak seperti sweb atau spesimen, jadi masih sekitar 80 persenlah. Jadi masih bisa positif palsu bisa juga negatif palsu. Makanya harus diperkuat dengan sweb karena tingkat keakuratan sweb itu 92 persen lebih," sambungnya.
Maka dari itu lanjut Selang, pasien ini belum bisa dikatakan terkonfirmasi.
"Jadi kita belum bisa sampaikan kalau dia ini positif, belum terkonfirmasi. Tapi tetap diperlakukan sebagaimana pasien yang positif," pungkasnya.
"Sembarang sa," ujar Pontoh yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehata Maluku, saat dikonfirmasi, Minggu (5/4), sembari menambahkan emoji kaget, melihat berita tersebut.
Dari informasi yang diterima beritamalukuonline.com, pasien berusia 74 tahun itu, masih dalam perawatan di RST.
Diberitakan sebelumnya, seorang wanita lanjut Usia (Lansia) di Ambon diduga positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan Rapid Test (RDT) alat uji cepat.
Ia merupakan warga Ambon, dikategorikan sebagai pelaku perjalanan, karena baru pulang dari Makassar.
Setibanya di Ambon 14 Maret lalu, wanita parubaya mengeluh kalau badan-badan lemas sehingga dibawa ke dokter praktek untuk diperiksa.
"Beliau ini pelaku perjalanan, dia orang Ambon, domisili di Ambon, tapi pernah pernah ke Makassar dan 14 Maret lalu balik ke Ambon. Dia ini awal ke dokter praktek, tapi dia tidak menunjukkan gejala sebagaimana yang kita tahu, suhu badannya bagus, tidak demam, pakai oksigen tes nafas bagus," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang saat dikonfirmasi awak media di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Sabtu (4/4).
Dikatakan, setelah melalukan pemeriksaan, ia pulang kerumah, beberapa hari kemudian, nenek ini merasa badan-badan lemas, sehingga kembali ke dokter untuk diperiksa sekitar 31 Maret lalu. Oleh dokter, nenek ini diperiksa pakai Rapid Test dan hasilnya positif.
"Begitu pulang, tiga hari kemudian masih rasa lemas-lemas lalu balik lagi ke dokter, sekitar 31 Maret lalu, dia di rontgen paru-parunya, dan hasilnya, dokter menyarankan test pakai rapid test dan hasilnya positif," jelasnya.
Walaupun pemeriksaannya menggunakan Rapid Test positif, hasilnya itu harus dikonfirmasi lagi secara PCR atau pemeriksaan spesimen di laboratorium, Badan Penelitian Pengembangan Kesehata, Kementerian Kesehatan di Jakarta.
"Tapi pasien tersebut kita berlakukan sebagaimana pasien yang positif diisolasi sambil menunggu hasil spesimen yang sudah dikirim sejak Jumat kemarin untuk diperiksa di laboratorium kesehatan milik DKI Jakarta. Pasiennya perempuan umurnya diatas 70 tahun dan saat ini diisolasi di RST. Mudah-mudahan satu dua hari ini hasilnya sudah ada," sambungnya.
"Pemeriksaan rapid test itu artinya pasien tersebut kemungkinan sudah ada antibody dan bisa diartikan dia sudah terpapar. Tetapi tingkat keakuratan RDT ini tidak seperti sweb atau spesimen, jadi masih sekitar 80 persenlah. Jadi masih bisa positif palsu bisa juga negatif palsu. Makanya harus diperkuat dengan sweb karena tingkat keakuratan sweb itu 92 persen lebih," sambungnya.
Maka dari itu lanjut Selang, pasien ini belum bisa dikatakan terkonfirmasi.
"Jadi kita belum bisa sampaikan kalau dia ini positif, belum terkonfirmasi. Tapi tetap diperlakukan sebagaimana pasien yang positif," pungkasnya.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Kadinkes Maluku Bantah Pasien Diduga Positif Corona Dari Hasil Rapid Test di RST Meninggal - Berita Harian Teratas