AMBON - BERITA MALUKU. Anggota DPRD Maluku, Benhur Watubun menilai gaji yang diberikan kepada Guru Honorer dan Kontrak selama ini tidak manusiawi.
Dikarenakan upah yang diberikan hanya Rp1.015.000, jauh dibawah Upah Minumum Regional (UMR) dan Upah Minimum Provinsi (UMP). Yang dianggap tidak seimbang dengan kinerja dan pengorbanan Guru yang selama ini berjuang untuk mendidik generasi penerus daerah, dan bangsa ini.
"Jadi kalau dihitung-hitung tidak manusiawi. Bayangkan kalau mereka ada yang kos atau kontrak seandainya mereka punya rumah sendiri tidak masalah, ditambah biaya makan, minum, transportasi dan lain sebagainya itu sangat memilukan," ujar Watubun kepada awak media di kantor DPRD Maluku, Rabu (23/09), usai melaksanakan Reses.
Sebagai Wakil Rakyat, dirinya akan memperjuangkan hal ini, sehingga guru honorer dan kontrak mendapatkan upah setara dengan perjuangan mereka.
"Saya tidak mempersalahkan siapa-siapa, tapi sebagai wakil rakyat berdasarkan sampel di kepulauan Aru, kita harus berjuang," ucapnya.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) VI meliputi Aru, Maluku Tenggara dan Tual itu, akan menyuarakan hal ini ke fraksi, sehingga upah yang diterima Guru Honorer dan kontrak sesuai UMP dan UMR, yaitu Rp2,5 juta.
"Itu nominal yang layak bagi mereka," cetusnya.
Karena menurutnya, selain infrastruktur, kualitas pendidikan juga ditentukan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, badan sehat, otak cerdas, perut kenyang. Bagaimana orang otak cerdas kalau badan tidak sehat, kalau dengan kondisi pas-pasan mengajar. Hal ini patut dipertimbangkan secara baik. Saya fokus masalah guru kontrak dan memastikan ini akan diperjuangkan secara baik," pungkasnya.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Watubun: Gaji Guru Honorer Dan Kontrak di Maluku Tidak Manusiawi - Berita Harian Teratas