SAUMLAKI - BERITA MALUKU. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Ir. M. Batlolona, MT mengungkapkan, secara nasional, bidang kepariwisataan cukup memberikan andil yang sangat besar terhadap pendapatan negara. Bidang pariwisata dan juga ekonomi kreatif dari sisi penyiapan tenaga kerja yang banyak, sehingga secara nasional, pariwisata didorong untuk dikembangkan pada tiap wilayah yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan.
Ia mengatakan, untuk KKT, pengembangan pariwisata tiga tahun terakhir memang menunjukan peningkatan yang cukup signifikan, meskipun tahun 2020, di Tanimbar, terkendala dengan adanya wabah Covid-19 yang cukup mengganggu kinerja dari kepariwisataan, baik secara nasional maupun daerah, dimana tingkat kunjungan wisatawan sangat menurun drastis, dan hal tersebut turut berpengaruh terhadap usaha-usaha jasa dan pariwisata di daerah.
Terkait dengan hal itu dikatakan, dalam tiga tahun terakhir, Dinas Pariwisata terus mendorong kinerja kepariwisataan, apalagi kebijakan daerah turut menetapkan salah satu prioritas pembangunan daerah adalah pengembangan pariwisata yang berbasis kearifan lokal. Hal itu menurutnya, membuka peluang, apalagi semenjak perubahan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), kepariwisataan terus didorong untuk pengembangan identitas Tanimbar yang sesungguhnya.
"Oleh karena itu, upaya-upaya yang kita persiapkan adalah pengembangan wisata budaya dan wisata bahari sebagai prioritas utama untuk dikembangkan," ungkap Batlolona di ruang kerjanya, Jumat (02/10/2020).
Dirinya mengatakan, ada tiga kawasan yang dikembangkan menjadi salah satu skala prioritas, yaitu pengembangan wisata bahari di Pulau Matakus, kemudian pengembangan wisata budaya di Desa Sangliat Dol, dan wisata rekreasi di Danau Lorulun.
Ia menambahkan, memang potensi di Tanimbar cukup banyak pada setiap wilayah, baik di desa maupun kecamatan, namun Dinas Pariwisata tidak mungkin membangun potensi tersebut secara keseluruhan karena membutuhkan anggaran besar. Untuk itu, terdapat skala-skala prioritas.
"Pada tiga tahun terakhir kita kembangkan tiga kawasan itu, baik melalui Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dan secara infrastruktur, beberapa infestor besar telah bersedia, sehingga kegiatan-kegiatan kunjungan itu juga bisa dapat dilakukan, walaupun kami menyadari bahwa belum semua infrastruktur yang menunjang pariwisata itu sudah tersedia, tetapi bahwa kawasan-kawasan itu secara bertahap kita bangun, kita benahi dan mudah-mudahan kedepan bisa menjadi satu peluang yang baik bagi kita di daerah untuk mengembangkannya," bebernya.
Sambungnya, tiga kawasan tadi tetap menjadi prioritas untuk dikembangkan dengan kebijakan, baik anggaran dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam tahun ini, agak terkendala karena semua kegiatan fisik tidak bisa dilaksanakan, baik DAK maupun DAU, secara infrastruktur dibatasi sehingga tahun ini pihaknya hanya dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan.
Dinas Pariwisata juga sementara mendorong penyiapan berbagai destinasi wisata yang ada pada beberapa desa dan turut mendorong desa-desa tersebut untuk mencoba mengembangkan wisatanya dengan cara membenahi kawasan wisata tersebut sehingga adanya peluang untuk kunjungan para wisatawan.
"Memang target kita secara nasional adalah kunjungan wisatawan domestik karena kalau wisatawan asing, agak terkendala dengan pembatasan-pembatasan perjalanan karena terkendala dengan adanya covid-19 ini. Untuk itu kami mendorong untuk masyarakat lokal dapat mengunjungi objek-objek wisata yang ada di daerah ini," tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya selalu melakukan sosialisasi dan juga melakukan aktrasi-aktrasi wisata walaupun terbatas, namun selalu mencoba untuk membangun karakter-karakter budaya Tanimbar, sehingga timbulnya peluang bagi masyarakat untuk menikmati berbagai potensi yang dimiliki. Pembenahan juga terus dilakukan pada sentra budaya sehingga berbagai atraksi sentra budaya, seperti tatacara tradisional yang masih dikembangkan sampai sekarang, misalnya kegiatan menenun, promosi untuk tenunan, maupun ukiran dan kerajinan lainnya, serta atraksi berupa tarian seni Tanimbar terus didorong untuk pengembangannya, karena hal tersebut merupakan peluang peningkatan pendapatan ekonomi bagi masyarakat.
Ia melanjutkan, perhatian dari pemerintah daerah sangat baik bagi dunia kepariwisataan dan ada dukungan pula oleh legislatif yang selalu mendorong pembangunan kawasan yang potensial untuk dikembangkan. Ia mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat, khususnya di desa untuk bisa memanfaatkan Dana Desa untuk membiayai kegiatan kepariwisataan, karena kerjasama antara Kementerian Desa dan Kementerian Pariwisata, enirutnya terdapat menu-menu yang bisa dipergunakan melalui Dana Desa untuk pengembangan potensi-potensi wisata dari desa masing-masing.
"Jika hal ini bisa dilakukan secara optimal, maka tentunya kawasan yang selama ini menjadi beban atau menjadi kewenangan khusus oleh pemerintah daerah bisa terbagi kepada pemerintah desa. Kami harapkan pertumbuhan-pertumbuhan tadi sehingga target kami untuk setiap tahun adanya desa-desa wisata, minimal lima sampai sepuluh desa wisata, mudah-mudahan ini bisa menjadi target," ucap dirinya.
Ia menjelaskan, tahun depan pihaknya akan menargetkan sekitar 10 desa wisata yang akan dibuka lagi, disamping ada beberapa desa wisata yang sudah ada. Hal itu tentunya akan mendorong usaha kreatif dari masyarakat maupun juga dari infestor.
"Mudah-mudahan dengan semakin terbukanya peluang kunjungan wisata maka penyediaan jasa pariwisata juga mendorong masyarakat maupun infestor untuk bisa meningkatkan investasi di bidang pariwisata. Ada hotel, restoran, ada perjalanan-perjalanan wisata, dan hal ini membuka peluang bagi para infestor untuk bisa membangun daerah ini dengan menanamkan investasinya dalam bidang kepariwisataan," kuncinya. (ys)
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Batlolona: Pengembangan Pariwisata Tanimbar 3 Tahun Terakhir, Alami Peningkatan Cukup Signifikan - Berita Harian Teratas