AMBON - BERITA MALUKU. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, bersama dua Menteri, yaitu Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Trenggono, meninjau langsung lokasi pembangunan pelabuhan terintegrasi dan Ambon New Port, yang berada di petuanan Waai-Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (05/02/2021).
Tak hanya itu, ketiga petinggi negara yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin ini, juga menggunakan KM Siwalima, untuk melihat lokasi proyek nasional itu dari sisi laut.
Disela-sela tinjauan, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, diatas KM Siwalima, kepada awak media, mengatakan sesuai perintah Presiden, pelabuhan dan LIN harus segera dikerjakan.
"Ini suatu yang luar biasa, artinya kita merencanakan sejak beberapa tahum yang lalu kita sudah mempersiapkan, dan Pak Presiden secara khusus minggu lalu menegaskan, pelabuhan dan LIN harus segera dikerjakan," ucapnya.
Menindaklanjuti hal itu, leading sektor di bidang perhubungan sudah melakukan studi secara mendalam, bahkan didukung oleh studi yang dilakukan Bank Dunia, bahwa daerah Maluku, terkhususnya Ambon sudah harus dibangun sebagai pelabuhan.
"Oleh karenya kita meninjau beberapa tempat ini memang hal yang baik, karena air tenang dan dalam. Artinya daerah cocok untuk pelabuham, tinggal memilih mana yang akan dilakukan, dengan menunjuk konsultan yang terbaik agar kita mendapatkan satu pelabuhan yang terbaik," cetusnya.
Untuk pelaksanaannya, kata Menhub dimulai dengan proyek APBN, baru dilanjutkan oleh swasta.
"Jadi anggaran pemerintah adalah melakukan pembiayan lebih awal, infrastruktur dasar, sedangkan infrastruktur tambahan akan dibiayai swasta. Tentu dana Bank Dunia yang masuk tidak akan fisibel kalau mereka tidak berikan pinjaman," tuturnya.
Prinsipnya, dirinya pembangunan pelabuhan terintegrasi dibangun di Maluku.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan kunjungan kali ini dalam rangka menindaklanjuti program LIN yang sudah dicanangkan sejak tahun 2014.
"Dalam konteks itu atas arahan Pak Presiden, Joko Widodo kepada kami untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan menuju Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional," ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, sesuai perintah, Presiden, Joko Widodo program ini tidak boleh lama-lama, perlu action cepat
"Untuk itu, tahun 2023 baik pelabuhan, dan tenen-tenen untuk industri sudah harus bisa berjalan," pintanya.
Sementara, Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Trenggono, menegaskan Kementerian Kelautan Perikanan, mengupayakan seluruh potensi ekonomi sektor perikanan bisa berpusat di Ambon, Maluku.
"Itu yang menjadi tugas dan pekerjaan saya. Lalu ada terbangunnya satu pelabuhan perikanan modern seperti di Japang," tandasnya.
Untuk penyediaan sarana pelabuhan, memurutnya menjadi tugas dan tanggungjawab Menteri Perhubungan, perizinan investasi menjadi tugas dan tanggungjawab Kepala BKPM, sedangkan perizinan wilayah menjadi kewenangan Gubernur.
"Saya mempersiapkan aspek ekonomi adalah ikan dan lain sebagainya, yang berkaitan biota laut, hal ini yang sementara disiapkan,"tukasnya.
Dirinya meminta dukungan dari media masa, dan seluruh masyarakat Maluku, sehinga agar pembangunan ekonomi timur bisa dilakukan secepatnya.
Ditempat yang sama, Gubernur, Murad Ismail, menegaskan untuk lokasi pelabuhan terintegrasi ada tiga alternatif. Nanti hal ini akan dirembuk guna mencari mana yang terbaik dari tiga alternatif pembangunan.
Namun, jelasnya dari tiga alternatif sudah ada bayangan, namun belum ditentukan.
Dirinya juga sudah membentuk tim untuk pembebasan lahan yang akan ditunjuk nantinya.
"Tugas Gubernur dalam rangka peesiapan, pelaksanaan dan pembebasan lahan. Itu semua tanggungjawab Gubernur untuk pembebasan lahan," pungkasnya.
Luasan Pelabuhan Terintegrasi
Dari paparan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Abdul Haris, mengatakan total luas lahan Pelabuhan terintegrasi dan Ambon New port mencapai 717,288 hektar, panjang garis pantai 2650 meter, dari titik garis pantai BM0 ke arah gunung panjang 3070 meter, dari sisi kanan ke arah daratan panjangnya 3130 meter.
Kondisi topografi berbukit mulai dari garis pantai dengan ketinggian non, kemudian naik ke arah daratan yang paling tertinggi 175 meter.
Dibagian pesisir direncanakan dibangun pelabuhan perikanan terintegrasi dan Ambon New Port, dengan panjang garis pantai 2650 meter.
"Kalau lihat dari sisi BM0 sejauh 600 meter ada terumbu karang dibagian laut, sehingga tidak efektif dibuat dermaga, lebih dari 600 meter ke arah paling unjung 2050 meter dapat dibuat dermaga untuk kepentingan pelabuhan perikanan dan Ambon New Port," bebernya.
Apabila dingunakan untuk membangun dermaga perikanan dari garis pantai, maka jelasnya harus dibuat frestel sepanjang 100 meter untuk mendapat kedalaman 6 meter dari permukaan laut.
Sedangkan untuk kebutuhan Ambon New Port, bongkar muat logistik harus dibuat frestel sepanjang 820 meter dari garis pantai ke arah dermaga dengan posisi kedalaman laut lebih kurang 16 meter, sehingga dapat disingahi kepala kargo bermuatan 60 ribu Dwt.
Di bagian sisi daratan dari pada pantai, sampai posisi 110 meter harus melakukan cut and fill atau gali dan uruk, sehingga dapat dibangun fasilitas utama maupun pendukung pelabuhan.
Kemudian disisi lain, ada ketinggian 175 meter akan lebih efektif dingunakan untuk ruang terbuka hijau.
Sedangkan sisi lain adalah untuk fasilitas industrialisasi, mulai dari pabrik es, kolstor, pabrik pakan, pabrik pengairan ikan, dan industrialisasi lainnya.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Tinjau Lokasi Pelabuhan Perikanan LIN, Menhub: Presiden Ingikan Secepatnya Dikerjakan - Berita Harian Teratas