Warga saat melakukan aksi ke DPRD Mimika (Foto:DAPA/Acik) |
Warga meminta agar DPRD Mimika melakukan rapat dengar pendapat (RDP) terkait pelayanan kesehatan di Mimika.
Perwakilan keluarga korban mengaku telah mengampuni pelaku atau pihak yang bersalah atas kematian Pdt. Agheta A Pakage, akan tetapi tetap berharap agar kepolisian menyelidiki oknum dokter yang melakukan tindakan operasi dan memasukan kain kasa ke dalam perut korban.
Aspirasi masyarakat terkait kasus kematian akibat pelayanan kesehatan ini disampaikan melalui Departemen Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi Puncak Selatan di Timika. Dimana, masyarakat mengaku sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas upaya tim medis dari Sabang sampai Merauke yang telah melayani umat manusia dalam berbagai sakit dan penyakit. Namun, masyarakat sangat tidak mendukung apabila dengan sengaja pelayanan kesehatan mengorbankan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Papua. Sebab, manusia Papua sudah mulai habis dari atas tanahnya.
Dari pihak keluarga alamarhumah Pdt. Agheta A Pakage menyepakati bahwa kematiannya adalah mati martir bagi kebenaran. Keluarga menyepakati, melepaskan doa pengampunan kepada pihak yang melakukan tindakan operasi.
Untuk kasus ini, keluarga membentuk tim guna mendatangi pihak-pihak terkait dan mencari jalan keluar dan solusinya.
Kedepannya, diharapkan agar pihak Keuskupan Timika dan Yayasan Charitas harus mengevaluasi layanan kesehatan di RSMM.
Tokoh adat, agama dan perempuan agar membentuk tim untuk menyikapi semua situasi di tengah masyarakat.
“Jadi kami mohon DPRD harus gelar RDP bersama pihak terkait, terkait pelayanan kesehatan di Mimika khususnya RSMM. Memang kami sangat mengapresiasi kerja dokter dan seluruh tim medis, tapi kami sangat-sangat menolak kerja oknum tertentu untuk menghabisi nyawa secara sengaja. Sikap keluarga atas peristiwa ini hanya melepaskan doa pengampunan bagi pelaku. Keluarga benar-benar hanya bisa berdoa pengampunan, baik kematian itu dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Yang jelas keluarga mengampuni karena Tuhan Yesus mengajarkan bahwa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Bagi keluarga, Ibu ini mati martir atas kebenaran, tanpa adanya kesalahan,” kata Pdt. Deserius Adi saat menyampaikan aspirasi di DPRD Mimika.
Lebih lanjutnya, pihak Keuskupan Timika harus mengevaluasi kembali kinerja Yayasan Caritas agar tidak ada lagi korban selanjutnya.
Kehadiran warga disambut beberapa anggota DPRD Mimika yaitu Martinus Walilo, Anthon Bukaleng, Mariunus Tandiseno, Lexi Linturan, Rizal Pata’dan dan Yustina Timang.
Martinus Walilo mengatakan bahwa DPRD Mimika turut berdukacita atas peristiwa ini.
Dijelaskan, setelah melihat video yang beredar dan laporan pihak keluarga,maka dinilai ini merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oknum tenaga medis. Namun, untuk memastikan sengaja dan tidaknya, semua harus diserahkan kepada Tuhan.
“Tuhan maha mengetahui ini semua. Kami sangat berterimakasih kepada keluarga korban karena sudah ikhlas menyerahkan persoalan ini kepada Tuhan. Pembalasan itu datangnya dari Tuhan. Kita sebagai hambaNya tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi kita harus mengampuni,” jelas Walilo.
Meski demikian, agar kejadian ini tidak terulang dan menimpa orang lain, maka diharapkan pihak kepolisian serius selidiki. Oknum dokter atau perawat yang menangani, kalau memang terbukti bersalah,maka mohon dipenjarakan.
“Kami mohon kepada Kapolres Mimika supaya selidiki dan tindaklanjuti masalah ini. Kalau memang terbukti mereka bersalah,maka mohon dipenjarakan,” ujarnya.
Selanjutnya semua pihak yang terkait dengan RSMM harus mengevaluasi kinerja seluruh tenaga medisnya. Jangan sampai ada oknum tenaga medis yang bekerja dan mengedepankan kepentingan bisnis sehingga tidak mengutamakan layanan kepada umat atau masyarakat.
“Hal-hal ini nantinya akan kami bahas saat RDP nanti. Intinya aspirasi yang sudah disampaikan akan kami tindak lanjuti,” katanya. (Acik)
from SALAM PAPUA Buntut Dugaan Malapraktik di RSMM, Warga Tuntut Keadilan ke DPRD Mimika - Berita Harian Teratas