RSMM menggelar jumpa pers klarifikasi vidio kain kasa yang ditarik keluar dari perut pasien. (Foto-SAPA/Acik) |
SAPA (TIMIKA)– Ngeri... video berdurasi 2.27 menit yang menunjukkan upaya tenaga medis mengeluarkan kain kasa dari dalam perut seorang pasien perempuan beredar luas di tengah masyarakat Mimika.
Video dan beberapa foto ini beredar luas melalui media sosial facebook dan pesan WhatsApp masyarakat Mimika.
Setelah beredar cukup lama, video ini kemudian diketahui sebagai upaya penyelamatan pasien di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.
Pihak RSSM Mimikapun memberikan klarifikasi bahwa hal yang mengakibatkan pasien tersebut meninggal dunia merupakan kelalaian pihaknya, sehingga menyebabkan kain kasa tertinggal di dalam perut pasien.
Direktur RSMM, dr. Jhoni Ribo Tandisau saat menggelar konferensi pers di aula Mikael RSMM, Kamis (9/12/2021) menuturkan bahwa awal mulanya, korban berobat ke RSMM tanggal 26 Agustus 2021 dalam kondisi hamil yang ke-7.
Saat itupun, korban direncanakan untuk tindakan operasi karena ada indikasi korban telah lewat batas kehamilan serta hal lain yang dianggap pihak dokter harus dioperasi, hingga di tanggal tersebut pun langsung dilakukan tindakan operasi.
Setelah menjalani perawatan dan yang lainnya, pasien pulang ke rumahnya tanggal 31 Agustus 2021 karena dianggap sudah boleh pulang. Setelah itu, pasien hilang kontak, dalam artian tidak pernah lagi kontrol.
Tanggal 27 Oktober 2021, pasien kembali ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut, mual dan muntah sehingga dianjurkan untuk diopname kembali. Pada tanggal tersebut, pasien dirawat beberapa hari dan kemudian dilakukan pemeriksaan hingga ditemukan adanya kelainan berupa sumbatan di usus. Dengan demikian, dianjurkan untuk dioperasi. Saat itu, pasien dan keluarganya menolak, kemudian pulang ke rumahnya.
Setelah pulang ke rumahnya dan lantaran masih sering sakit, akhirnya tanggal 20 Nopember 2021 kembali ke RSMM dan ditemukan adanya kain kasa yang keluar dari perutnya. Saat itupun tim medis berupaya mengeluarkan kain kasa, akan tetapi tidak berhasil, dan dilakukan operasi lanjutan di tanggal 22 Nopember 2021.
“Pasien masuk kembali ke IGD tanggal 20 Nopember sekitar pukul 21.00 WIT. Saat itulah ada upaya mengeluarkan kain kasa seperti yang sudah dilihat pada video yang beredar itu. Akibat dari adanya kasa tertinggal itu yang menyebabkan ibu tersebut mengeluhkan sakit perut. Tanggal 27 Nopember dilakukan operasi ulang dan tanggal 28 Nopember pasien meninggal dunia akibat infeksi besar. Benda yang adalah kain kasa yang tertinggal pada operasi pertama, kami akui itu adalah kelalaian dari operator dan kurangnya monitor,” tuturnya.
Disampaikan bahwa tidak ada kesengajaan meninggalkan kasa di dalam perut, karena kasa diperlukan saat tindakan operasi, hanya saja ada kelalaian dari pihak operator saat menutup luka korban.
Komite Medik Dr. Afdal Hasanuddin menjelaskan, pada prinsipnya setelah operasi pertama pasien mengeluh sakit perut, sehingga langkah medis sesuai protokol dilakukan konsul ke bagian bedah. Dan setelah diperiksa dokter bedah, dicurigai adanya sesuatu di dalam perut. Karena itu, dilakukan operasi kembali.
Disampaikan pula bahwa selama 20 tahun metode yang dilakukan sesuai dengan SOP dan sangat berhati-hati dalam melakukan tindakan. Namun, masih saja terjadi kelalaian dan akhirnya kasa tertinggal di dalam perut.
“Prinsipnya kita telah mengedukasi, tetapi segala sesuatu hal yang terjadi juga kita tidak bisa menolaknya. Intinya kita sudah lakukan yang terbaik, tapi ternyata metode yang sudah kita lakukan selama 21 tahun, masih kebablasan,” ujarnya.
Anggota YPCP, Anis Magal menyampaikan ucapan turut berdukacita yang mendalam kepada keluarga korban. Menurut dia, pada tanggal 30 Nopember, pihaknya hadir pada acara pemakaman almarhumah di Petrosea.
Untuk persoalan ini, pihak Yayasan telah mengambil langkah-langkah dan melakukan investigasi dengan melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Selain itu, pihak keluarga korban menanggapi dengan serius sehingga pihaknya selalu melakukan pendekatan dengan harapan kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.
“kami sudah datangi keluarga korban. Langkah komunikatif yang kami lakukan dan tentunya kami tidak membatasi seseorang mencari keadilan. Diharapkan bagi mereka yang dirugikan harus miliki data yang akurat sehingga tidak disalah artikan pihak lain untuk kemudian memanfaatkan momentum ini,” katanya.
Sedangkan Ketua IDI Mimika, dr. Leo Pardede mengaku bahwa RSMM merupakan rumah sakit yang selalu menerapkan SOP dan standart kualitas rumah sakit.
Leo mengatakan bahwa dirinya termasuk orang yang bekerja melayani 7 suku di RSMM sejak 2006 dan iapum tahu motto dari RSMM.
“Tidak ada manusia yang sempurna, khilaf, salah itu proses hidup kita belajar dari kesalahan. SOP yang disiapkannya sejak puluhan tahun lalu ternyata terjadi saat ini. Semua terjadi atas kehendak Tuhan, kalau pasien ikuti anjuran untuk operasi waktu itu kemungkinan tidak seperti ini,” ungkapnya.
Dengan kejadian ini, pihaknya akan melakukan evaluasi agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari, karena semua itu hanyalah manusia dan kesalahan, kelalaian itu adalah manusiawi.
“Kita evaluasi agar tidak jatuh ke lubang yang sama. Yang bersangkutan sudah bekerja di sini satu tahun lebih, dan dokumennya masih legal. Kami tetap mengawal kasus ini untuk dinilai seadil-adilnya. Kami berharap ini bisa dimediasi. Karena yang terbaik adalah mediasi,” ujarnya. (Acik)
from SALAM PAPUA Ini Klarifikasi RSMM Terhadap Video Kain Kasa Ditarik Dari Perut Pasien - Berita Harian Teratas