AMBON - BERITA MALUKU. Petani di Kabupaten Buru kini kesulitan dalam menjual hasil panen. Bahkan Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) Provinsi Maluku yang merupakan lembaga pangan Indonesia kini tidak membeli hasil panen dari petani di Bumi Bupolo.
Hal ini kemudian mendorong Komisi DPRD Provinsi Maluku untuk memanggil Perum Bulog, guna mempertanyakan hal ini.
Usai rapat bersama Perum Bulog bersama Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, di rumah rakyat, karang panjang, Ambon, Rabu (20/07/2022), Ketua Komisi II Jhon Lewerissa mengatakan, tidak dibelinya hasil panen petani di Kabupaten Buru, disebabkan kadar airnya 13 persen. Hal ini tentu perlu ada keputusan dari Kementerian sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020, menyangkut kualitas hasil panen.
Untuk itu, pihaknya telah mendorong Perum Bulog Provinsi Maluku untuk meminta penjelasan dari Kementerian terkait dengan persoalan yang terjadi.
"Kalau memang dalam waktu dekat, tidak ada penjelasan atau keputusan Kementerian Perdagangan, Bulog Pusat, dalam merespon keluhan petani di Kabupaten Buru. Maka kita kita akan bersama-sama dengan Bulog Maluku ke pusat untuk meminta penjelasan dari Kementerian terkait persoalan tersebut.
Disatu sisi, lanjut Jhon, Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Pertanian sudah maksimal dalam memberikan pendampingan kepada Petani, untuk bagaimana meningkatkan produktifitas dan sebagainya. Akan tetapi, disisi lain, di Maluku tidak ada laboratorium untuk menguji hasil produksi pertanian.
"Kendala kita disini tidak ada laboratorium untuk menguji hasil produksi pertanian, kalau kita uji diluar, kualitasnya akan menurun karena jarak dan rentan kendalinya terlalu jauh. Makanya kita kemarin dari Komisi II bertemu dengan Badan Ketahanan Pangan Nasional untuk meminta laboratorium uji hasil produk pangan di Maluku, supaya jangan lagi kita berharap ke daerah lain," ungkapnya.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku DPRD Maluku Terima Kunker KPU Jabar - Berita Harian Teratas