Fahira Idris suka ngopi Starbucks. (Istimewa) |
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mendukung pernyataan Anwar Abbas dari PP Muhammadiyah untuk mencabut izin Starbucks di Indonesia. Namun, Fahira ternyata juga pernah menikmati Starbucks. Kok bisa?
Pernyataan Fahira soal boikot Starbucks disebar dalam sebuah rilis resmi ke wartawan. Dalam kalimatnya, Fahira mengajak seluruh ormas keagamaan dari berbagai komunitas untuk mengkampanyekan agar tak membeli produk Starbucks.
Berikut pernyataan lengkapnya, seperti diberitakan Kumparan.com
Sebenarnya sikap Starbucks mendukung pernikahan sesama jenis sudah sejak 2012 dan sejak itu ancaman boikot baik yang datang dari komunitas anti pernikahan sesama jenis yang ada di Amerika dan di berbagai negara lain sudah mengemuka. Indonesia, baik pemerintahannya maupun berbagai komunitasnya atau organisasinya termasuk yang terlambat merespon ini. Namun, saya sangat mengapresiasi sikap progresif PP Muhammadiyah melalui Ketua bidang ekonomi Bapak Anwar Abbas yang menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang dikampanyekan pemilik starbuck jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Namun, saya yang termasuk ragu pemerintah bisa bersikap tegas terkait hal ini. Hemat saya, harus ada gerakan bersama atau sinergi terutama ormas-ormas keagamaan dan berbagai komunitas untuk mengkampanyekan tidak membeli produk-produk starbuck karena sikap mereka yang mendukung propaganda LGBT dan pernikahan sesama jenis. Selain itu, sangat banyak kedai-kedai kopi lokal kita yang kualitas sangat bagus yang perlu kita dukung dengan membeli produk lokal. Atau jika perlu ada fatwa organisasi keagamaan yang mengimbau dan melarang jemaahnya dan anggotanya masing-masing untuk membeli semua produk starbuck karena apa yang mereka kampanyekan dan dukung, bukan hanya tidak sesuai semua agama yang ada di Indonesia tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Saya rasa gerakan ini akan lebih efektif dari pada menunggu sikap pemerintah.
Sayangnya, tak lama setelah pernyataan itu beredar luas di media massa, muncul rekam jejak digital Fahira di twitter. Ada yang menemukan twitt sang senator saat sedang berada di Starbucks.
Kicauan pertama, tentang kesan Fahira saat ditemani makanan dari Starbucks sambil menunggu sopir di rest area. Kicauan selanjutnya, merespons kicauan netizen lain dengan sodoran Starbucks Coffe dan kicauan lainnya adalah kutipan dari mantan CEO Starbucks Howard Schulz yang dijadikan referensi.
Dari sekian kicauan di atas, yang paling jadi bahasan netizen adalah sebuah foto gelas Starbucks bertuliskan nama Fahira Idris. Fahira kemudian jadi sasaran tembak banyak netizen.Jejak Digital @fahiraidris— Jakarta (@haloJakarta) June 30, 2017
Sodorin Strabucks@SbuxIndonesia
Kenapa sekarang boikot?
Cari Muka Buat 2019 ?@TanpaDeLusi @kemalarsjad pic.twitter.com/j04PcQL6aO
— el diablo (@digembok) June 30, 2017Bagaimana penjelasan Fahira soal ini? Berikut petikan wawancara kumparan dengan Fahira lewat WhatsApp:
kumparan: Mba, ini ramai ada foto mba pernah ke Starbuck, benarkah?
Fahira: Nah, itulah mereka hobby buat fitnah. Sekarang kalau mas ke Starbuck, ngaku nama Obama, pasti ditulisin kan. Enggak minta KTP. Itulah yang dilakukan mereka. Ada juga tweet saya tahun 2011 dicrop bagian tanggalnya, seakan-akan baru. Padahal 2011.
kumparan: Soal foto gelas bertuliskan Fahira Idrisnya itu fitnah?
Fahira: Iya.. Dibuat oleh seorang akun gay, saya lupa nama akunnya.
kumparan: Tapi tweetnya betul, Mba?
Fahira: Tweet betul. Tapi itu kan tahun 2011. Kebijakan support gay tahun 2012.