Kepala BIN: Kekuatan Mafia Bermain Agar Menteri Susi Dicopot

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. (viva.co.id)
Beritakepo.com. Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini dikuasai oleh kartel pangan dan energi. Menurut Budi, kartel ini sulit diberantas karena memiliki jaringan yang sangat luas.

Ia menyebutkan, kartel tersebut saat ini tengah berusaha menggoyang Susi Pudjiastuti dari kursi Menteri Kelautan dan Perikanan. Misi ini dilancarkan karena bisnis mereka terganggu dengan kinerja Susi.

"Bu Susi sekarang sedang mengalami serangan balik yang sangat kuat, demo nelayan dan sebagainya," kata Budi Gunawan, saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia di Jakarta, Kamis (13/7/2017).

"Kekuatan ini lah yang bermain untuk Ibu Susi diganti," tambah Budi.

Budi mengatakan, para kartel itu tidak senang jika Indonesia mencapai kedaulatan pangan. Mereka ingin Indonesia selalu bergantung impor dari negara lain.

"Ini juga perlu diketahui para ulama. Ada operasi intelijen di bidang ekonomi yang sangat masif dan marak," kata Budi.

Selain dikuasai oleh kartel, Budi mengungkapkan ekonomi Indonesia juga diserang dengan dibanjiri produk palsu dan tidak berkualitas yang berasal dari China. Menurut dia, ada juga operasi intelijen di bidang ekonomi yang sangat masif.

"Di bidang ekonomi ini juga perlu diketahui. Ada operasi intelijen di bidang ekonomi yang sangat masif. Dan marak yang kita rasakan banjirnya produk palsu dan tidak berkualitas di Indonesia khususnya dari China," ujarnya.


Mantan Kalemdikpol ini berujar barang palsu dan tidak berkualitas biasanya dijual dengan harga murah. Lewat harga murah, lanjut Budi, melemahkan produk lokal dan melemahkan kemandirian ekonomi Indonesia.

Selain itu, Budi mengungkapkan Indonesia juga menjadi sasaran empuk bagi gerbong narkoba. Dia menambahkan, saat ini Indonesia tak hanya menjadi negara yang dianggap sebagai 'pasar'. Namun, justru Indonesia telah menjadi produsen narkoba.

"Indonesia bukan hanya sebagai pasar namun juga berubah menjadi transit dan produsen. Ini membahayakan," ujarnya.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==