BERITA MALUKU. Di periode ketiganya, Hibah Cipta Perdamaian mendukung kegiatan seni di Sulawesi Selatan, Nusa Tengara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Maluku (Maluku dan Maluku Utara).
Nusa Tenggara Timur dan Kepulauan Maluku adalah dua wilayah kerja baru, menggantikan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Siaran pers Kelola kepada Berita Maluku Online, Rabu (30/8/2017 menyebutkan, sebanyak 10 hibah akan diberikan kepada seniman, komunitas seni, dan lembaga seni di empat wilayah tersebut, yang memiliki gagasan kreatif untuk membuka dialog, menyelesaikan masalah, mengangkat isu-isu lokal, atau mengadvokasikan aspirasi masyarakat demi mendorong terwujudnya perdamaian di wilayahnya masing-masing.
Program ini diinisiasi oleh Kedutaan Besar Denmark dan diampu oleh Kelola, sebuah yayasan manajemen seni nonprofit yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan perkembangan seniman dan seni Indonesia yang berlokasi di Jakarta.
Mengangkat isu atau konflik sosial melalui karya atau kegiatan seni dalam program ini dipandang sebagai sebuah upaya alternatif untuk mewujudkan perdamaian dan memperkuat komunitas yang inklusif.
Seniman pada program ini dipandang bukan sekadar kreator tapi juga sebagai agen perubahan yang tetap memakai medium artistik dalam kegiatannya.
Tujuan program ini adalah mendorong kontribusi seni di dalam transformasi sosial, memberdayakan komunitas lokal melalui kreativitas, dan meningkatkan kapasitas seniman lokal di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
“Di daerah yang minim infrastuktur dan intervensi pemerintah, pemberdayaan komunitas menjadi sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang resilien. Dan dengan kharakter masyarakat Indonesia yang masih memegang tradisi, mendekati masalah dengan seni dan budaya mungkin bisa efektif,” ujar Gita Hastarika, Wakil Direktur Kelola.
Sejak 2016, program ini telah mewujudkan 20 kegiatan seni yang berhasil memperkuat kebersamaan di level komunitas dan pemangku kebijakan. “Harmoni Di Tana Samawa adalah kegiatan kolaborasi pertama yang melibatkan seniman-seniman lintas genre seni di Sumbawa. Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat
non seniman seperti lembaga adat dan pemerintah daerah,” ujar Yuli Andari Merdikaningtyas, Peraih Hibah Cipta Perdamaian 2017 dari Sumbawa.
Pedoman Pengajuan Lamaran Hibah Cipta Perdamaian 2018
Seni memiliki peran besar dalam masyarakat Indonesia. Di seluruh Nusantara, seni hadir pada kehidupan sehari-hari mulai dari sebagai penanda kelahiran, penyempurna hari-hari bahagia, hingga pengiring kematian. Di masyarakat tertentu, seni juga dipakai untuk menyiarkan kebesaran Tuhan, menandai tingginya peradaban, hingga melerai perselisihan.
Pada saat dunia global sedang memanas, dengan segala ketimpangan yang memicu kemarahan, sentimen-sentimen negatif yang sengaja dipupuk, dan kebodohan yang belum juga terentaskan, seni dituntut untuk berperan lebih nyata lagi. Seni tidak lagi cukup menjadi sebuah pertunjukan yang hanya bicara tentang seni. Meskipun, pada dasarnya, seni memang tidak pernah hanya berbicara tentang seni itu sendiri.
Hibah Cipta Perdamaian diinisiasi untuk mendukung seniman-seniman yang memiliki visi tersebut dan sudah memasukkan agenda transformasi sosial ke dalam praktik berkeseniannya, baik itu dalam bentuk tema karya, pendekatan artistik, metode partisipatif, atau dengan cara-cara presentasi yang inovatif dan disruptif. Dengan segala keterbatasan dukungan, seniman-seniman yang memiliki keberpihakan ini menghadapi tantangan besar karena wilayah domisili mereka yang memiliki permasalahan-permasalahannya sendiri.
Inilah mengapa Kelola dan Kedutaan Besar Denmark membuka program ini sejak 2016 lalu.
Hibah Cipta Perdamaian menyasar provinsi-provinsi di Indonesia Tengah dan Timur yang menderita minimnya infrastruktur, terlebih lagi infrastruktur seni. Selain sebagai upaya menekan ketidaksetaraan akses, kami juga melihat pada saat infrastruktur seni minim, maka seni bisa hidup dengan dukungan masyarakat dan komunitas sebagai modal kreatifnya.
Karena itulah program ini juga bertujuan untuk mendukung penguatan komunitas seni di wilayah-wilayah tersebut.
Inisiatif ini didukung oleh Kedutaan Besar Denmark untuk tiga tahun berturut-turut yaitu 2016 sampai 2018, di mana pada tiap tahun ada 10 hibah yang akan diberikan.
Batas akhir pengiriman berkas lamaran adalah 30 September 2017.
Siapa yang dapat melamar?
Seniman, komunitas atau lembaga seni, atau kelompok kolaboratif yang melibatkan seniman yang berdomisili di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Hibah akan diberikan kepada seniman atau organisasi seni yang:
1. Menggunakan pendekatan artistik dan kreatif sebagai alat untuk mendorong terjadinya proses perdamaian dan memperkuat peran komunitas seni dalam masyarakat;
2. Mengangkat isu-isu lokal yang relevan dengan tema perdamaian dan membawanya ke publik sebagai upaya membuka dialog;
3. Mempromosikan kebebasan berekspresi dengan mengembangkan keragaman budaya Indonesia.
Hibah diberikan untuk karya atau kegiatan di bidang:
1. Seni pertunjukan (musik, tari, teater, atau lintas disiplin)
2. Semua bentuk seni visual (seni rupa, instalasi, film pendek, video art, fotografi, arsitektur, dsb.)
3. Berbagai bentuk karya sastra (puisi, cerpen, naskah drama, dsb.)
4. Lintas disiplin atau lintas media seni Dengan syarat:
1. Karya belum pernah dipentaskan, dipamerkan, atau diterbitkan sebelumnya
2. Durasi karya seni pertunjukan minimum 45 menit
3. Durasi karya film minimum 10 menit.
4. Karya wajib ditunjukkan kepada masyarakat, bisa di ruang publik setempat, gedung pertunjukan, sekolah, lapangan, dsb.
Siapa yang tidak dapat melamar?
- Anggota tim seleksi
- Mentor lokal Kelola di tiap-tiap kota
- Fasilitator Kelola
- Organisasi yang berhubungan dengan partai politik dan organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah
Berapa dukungan dana yang dapat diberikan?
Jumlah dukungan dana akan diberikan sesuai dengan kegiatan yang diajukan, dengan jumlah maksimal adalah 30 juta rupiah.
Apakah peraih boleh mendapatkan dana dari pihak lain?
Boleh, kami mendorong Anda untuk mendapatkan bantuan dana dari pihak lain.
Kapan proyek harus dilaksanakan?
Proyek harus berlangsung antara 1 Oktober 2017 dan 30 April 2018
Bagaimana peluang saya?
Besar kecilnya peluang Anda tergantung dari kekuatan konsep karya yang Anda ajukan.
Hibah Cipta Perdamaian bersifat kompetitif, di mana setiap provinsi hanya akan mendapat maksimal tiga peraih.
Siapa yang menyeleksi lamaran?
- Lamaran dinilai oleh tim seleksi yang terdiri dari perwakilan Kedutaan Besar Denmark, perwakilan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan para pakar seni dari berbagai bidang keahlian. Tim seleksi ini bersifat independen dan keanggotaannya berganti tiap tahun.
- Nama-nama anggota tim seleksi akan diumumkan setelah peraih hibah diputuskan.
- Keputusan tim seleksi tidak dapat diganggu gugat. Kapan hasil seleksi diumumkan?
30 September 2017 melalui website dan media sosial Kelola.
Siapa yang bisa saya hubungi untuk memperoleh informasi yang lebih rinci?
Kontak Gita Hastarika melalui nomor telepon: 021-7590 64 99 atau e-mail:
program@kelola.or.id
Bagaimana cara melamar?
- Buka link: http://bit.ly/hp-2018
- Unduh atau download formulir beserta pedoman Hibah Cipta Perdamaian 2018
- Lengkapi formulir
- Kirim formulir beserta berkas pendukung melalui e-mail ke program@kelola.or.id dengan subjek email: Form Hibah Perdamaian 2018_Nama Pelamar
HIBAH CIPTA PERDAMAIAN 2018
Jl. Abdul Majid No. 44R – Cipete Selatan – Jakarta 12410 – Indonesia . T. +62.21.75906499 . E. program@kelola.or.id
www.kelola.or.id
Nusa Tenggara Timur dan Kepulauan Maluku adalah dua wilayah kerja baru, menggantikan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Siaran pers Kelola kepada Berita Maluku Online, Rabu (30/8/2017 menyebutkan, sebanyak 10 hibah akan diberikan kepada seniman, komunitas seni, dan lembaga seni di empat wilayah tersebut, yang memiliki gagasan kreatif untuk membuka dialog, menyelesaikan masalah, mengangkat isu-isu lokal, atau mengadvokasikan aspirasi masyarakat demi mendorong terwujudnya perdamaian di wilayahnya masing-masing.
Program ini diinisiasi oleh Kedutaan Besar Denmark dan diampu oleh Kelola, sebuah yayasan manajemen seni nonprofit yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan perkembangan seniman dan seni Indonesia yang berlokasi di Jakarta.
Mengangkat isu atau konflik sosial melalui karya atau kegiatan seni dalam program ini dipandang sebagai sebuah upaya alternatif untuk mewujudkan perdamaian dan memperkuat komunitas yang inklusif.
Seniman pada program ini dipandang bukan sekadar kreator tapi juga sebagai agen perubahan yang tetap memakai medium artistik dalam kegiatannya.
Tujuan program ini adalah mendorong kontribusi seni di dalam transformasi sosial, memberdayakan komunitas lokal melalui kreativitas, dan meningkatkan kapasitas seniman lokal di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
“Di daerah yang minim infrastuktur dan intervensi pemerintah, pemberdayaan komunitas menjadi sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang resilien. Dan dengan kharakter masyarakat Indonesia yang masih memegang tradisi, mendekati masalah dengan seni dan budaya mungkin bisa efektif,” ujar Gita Hastarika, Wakil Direktur Kelola.
Sejak 2016, program ini telah mewujudkan 20 kegiatan seni yang berhasil memperkuat kebersamaan di level komunitas dan pemangku kebijakan. “Harmoni Di Tana Samawa adalah kegiatan kolaborasi pertama yang melibatkan seniman-seniman lintas genre seni di Sumbawa. Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat
non seniman seperti lembaga adat dan pemerintah daerah,” ujar Yuli Andari Merdikaningtyas, Peraih Hibah Cipta Perdamaian 2017 dari Sumbawa.
Pedoman Pengajuan Lamaran Hibah Cipta Perdamaian 2018
Seni memiliki peran besar dalam masyarakat Indonesia. Di seluruh Nusantara, seni hadir pada kehidupan sehari-hari mulai dari sebagai penanda kelahiran, penyempurna hari-hari bahagia, hingga pengiring kematian. Di masyarakat tertentu, seni juga dipakai untuk menyiarkan kebesaran Tuhan, menandai tingginya peradaban, hingga melerai perselisihan.
Pada saat dunia global sedang memanas, dengan segala ketimpangan yang memicu kemarahan, sentimen-sentimen negatif yang sengaja dipupuk, dan kebodohan yang belum juga terentaskan, seni dituntut untuk berperan lebih nyata lagi. Seni tidak lagi cukup menjadi sebuah pertunjukan yang hanya bicara tentang seni. Meskipun, pada dasarnya, seni memang tidak pernah hanya berbicara tentang seni itu sendiri.
Hibah Cipta Perdamaian diinisiasi untuk mendukung seniman-seniman yang memiliki visi tersebut dan sudah memasukkan agenda transformasi sosial ke dalam praktik berkeseniannya, baik itu dalam bentuk tema karya, pendekatan artistik, metode partisipatif, atau dengan cara-cara presentasi yang inovatif dan disruptif. Dengan segala keterbatasan dukungan, seniman-seniman yang memiliki keberpihakan ini menghadapi tantangan besar karena wilayah domisili mereka yang memiliki permasalahan-permasalahannya sendiri.
Inilah mengapa Kelola dan Kedutaan Besar Denmark membuka program ini sejak 2016 lalu.
Hibah Cipta Perdamaian menyasar provinsi-provinsi di Indonesia Tengah dan Timur yang menderita minimnya infrastruktur, terlebih lagi infrastruktur seni. Selain sebagai upaya menekan ketidaksetaraan akses, kami juga melihat pada saat infrastruktur seni minim, maka seni bisa hidup dengan dukungan masyarakat dan komunitas sebagai modal kreatifnya.
Karena itulah program ini juga bertujuan untuk mendukung penguatan komunitas seni di wilayah-wilayah tersebut.
Inisiatif ini didukung oleh Kedutaan Besar Denmark untuk tiga tahun berturut-turut yaitu 2016 sampai 2018, di mana pada tiap tahun ada 10 hibah yang akan diberikan.
Batas akhir pengiriman berkas lamaran adalah 30 September 2017.
Siapa yang dapat melamar?
Seniman, komunitas atau lembaga seni, atau kelompok kolaboratif yang melibatkan seniman yang berdomisili di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Hibah akan diberikan kepada seniman atau organisasi seni yang:
1. Menggunakan pendekatan artistik dan kreatif sebagai alat untuk mendorong terjadinya proses perdamaian dan memperkuat peran komunitas seni dalam masyarakat;
2. Mengangkat isu-isu lokal yang relevan dengan tema perdamaian dan membawanya ke publik sebagai upaya membuka dialog;
3. Mempromosikan kebebasan berekspresi dengan mengembangkan keragaman budaya Indonesia.
Hibah diberikan untuk karya atau kegiatan di bidang:
1. Seni pertunjukan (musik, tari, teater, atau lintas disiplin)
2. Semua bentuk seni visual (seni rupa, instalasi, film pendek, video art, fotografi, arsitektur, dsb.)
3. Berbagai bentuk karya sastra (puisi, cerpen, naskah drama, dsb.)
4. Lintas disiplin atau lintas media seni Dengan syarat:
1. Karya belum pernah dipentaskan, dipamerkan, atau diterbitkan sebelumnya
2. Durasi karya seni pertunjukan minimum 45 menit
3. Durasi karya film minimum 10 menit.
4. Karya wajib ditunjukkan kepada masyarakat, bisa di ruang publik setempat, gedung pertunjukan, sekolah, lapangan, dsb.
Siapa yang tidak dapat melamar?
- Anggota tim seleksi
- Mentor lokal Kelola di tiap-tiap kota
- Fasilitator Kelola
- Organisasi yang berhubungan dengan partai politik dan organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah
Berapa dukungan dana yang dapat diberikan?
Jumlah dukungan dana akan diberikan sesuai dengan kegiatan yang diajukan, dengan jumlah maksimal adalah 30 juta rupiah.
Apakah peraih boleh mendapatkan dana dari pihak lain?
Boleh, kami mendorong Anda untuk mendapatkan bantuan dana dari pihak lain.
Kapan proyek harus dilaksanakan?
Proyek harus berlangsung antara 1 Oktober 2017 dan 30 April 2018
Bagaimana peluang saya?
Besar kecilnya peluang Anda tergantung dari kekuatan konsep karya yang Anda ajukan.
Hibah Cipta Perdamaian bersifat kompetitif, di mana setiap provinsi hanya akan mendapat maksimal tiga peraih.
Siapa yang menyeleksi lamaran?
- Lamaran dinilai oleh tim seleksi yang terdiri dari perwakilan Kedutaan Besar Denmark, perwakilan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan para pakar seni dari berbagai bidang keahlian. Tim seleksi ini bersifat independen dan keanggotaannya berganti tiap tahun.
- Nama-nama anggota tim seleksi akan diumumkan setelah peraih hibah diputuskan.
- Keputusan tim seleksi tidak dapat diganggu gugat. Kapan hasil seleksi diumumkan?
30 September 2017 melalui website dan media sosial Kelola.
Siapa yang bisa saya hubungi untuk memperoleh informasi yang lebih rinci?
Kontak Gita Hastarika melalui nomor telepon: 021-7590 64 99 atau e-mail:
program@kelola.or.id
Bagaimana cara melamar?
- Buka link: http://bit.ly/hp-2018
- Unduh atau download formulir beserta pedoman Hibah Cipta Perdamaian 2018
- Lengkapi formulir
- Kirim formulir beserta berkas pendukung melalui e-mail ke program@kelola.or.id dengan subjek email: Form Hibah Perdamaian 2018_Nama Pelamar
HIBAH CIPTA PERDAMAIAN 2018
Jl. Abdul Majid No. 44R – Cipete Selatan – Jakarta 12410 – Indonesia . T. +62.21.75906499 . E. program@kelola.or.id
www.kelola.or.id