SAPA (TIMIKA) - Komandan Kodim (Dandim) 1710/Mimika, Letkol Inf. Windarto, S.Sos mengatakan, pihaknya kini sudah mendapatkan sub copy film G30S/PKI atau Gerakan September Tiga Puluh yang disingkat Gestapu dari komando atas dan siap diputarkan di Mimika hingga 30 September mendatang.
“Untuk film G30S/PKI itu, sesuai petunjuk dari panglima TNI itu akan diputar,” kata Dandim saat ditemui usai menghadiri kegiatan 1 Muharram 1439 Hijriyah yang dirangkai Hari Santri Nasional (HSN), Kamis (21/9), di Masjid Agung Babussalam.
Menurut Dandim, pemutaran film ini sangat baik. Sebab, kini banyak generasi muda yang tidak mengetahui apa itu peristiwa G30S/PKI atau Gestapu 1965. Sehingga, dengan adanya pemutaran ulang film ini, agar generasi muda bisa mengetahui sejarah kelam yang terjadi di Indonesia, dimana PKI ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis yang tidak sepaham dengan ideologi bangsa Indonesia, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kejadian itu, kata Dandim, tidak harus terulang untuk masa sekarang dan akan datang.
“Pemutaran ini penting sekali bagi generasi muda. Karena banyak generasi muda yang nggak tahu. Ini harus diketahui oleh generasi muda, karena ini bagian dari sejarah Indonesia, karena adanya kelompok yang ingin memecah-belah bangsa dan mendirikan Indonesia sebagai negara komunis,” terangnya.
Sesuai petunjuk dari komando atas, film ini akan diputar selama sembilan (9) hari kedepan. Menurutnya, film ini bisa saja diputar saat ini juga, namun, Kodim baru mendapatkan subcopy film G30S/PKI. Sehingga diperkirakan besok atau lusa pemutaran ulang film G30S/PKI sudah bisa dilaksanakan.
“Adapun waktu pelaksanaan itu sampai tanggal 30 September nanti. Sebenarnya sudah mulai hari ini, cuma filmnya baru kita dapat hari ini. Jadi nanti kita akan perbanyak dulu baru kita bagikan,” jelasnya.
Pemutaran film G30S/PKI akan diputar di beberapa titik, diantaranya Cafe One Republik, Koramil 1710-02, Sekretariat KKJB, Sekretariat MUI, Waanal Coffee & Resto, serta beberapa organisasi masyarakat lainnya yang bersedia untuk memutar film ini di lokasi atau wilayah mereka.
“Kita sudah rencanakan beberapa titik salah satunya di Cafe One Republik dan ada beberapa. Bahkan ada masyarakat yang minta untuk memutar film itu,” ujarnya.
Sementara itu, terkait adanya penolakan pemutaran ulang film ini karena dianggap tidak seusai dengan fakta sejarah, kata Dandim, sejauh ini masyarakat di Mimika tidak ada yang merasa keberatan dengan pemutaran film ini. Bahkan, antusias masyarakat sangat tinggi dan ingin mengetahui terjadinya terjadinya peristiwa Gestapu.
“Sejauh ini belum ada masyarakat Mimika yang tidak setuju dengan pemutaran film itu, malah banyak di medsos yang menyetujui untuk memutarnya,” katanya. (Ricky Lodar)