SAPA (ASMAT) - Pendapatan APBD Perubahan Kabupaten Asmat tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp1,5 triliun lebih. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,3 persen dibanding dengan APBD Induk tahun 2017.
Bupati Asmat, Elisa Kambu, S.Sos mengungkapkan, pendapatan tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp47 miliar, dana perimbangan sebesar Rp1 triliun 85 miliar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp369 miliar.
“Khusus PAD alami penurunan karena adanya perubahan kebijakan Pemerintah Pusat tentang retribusi, pertumbuhan ekonomi tahun 2017 serta penempatan dana deposito,” katanya baru-baru ini.
Selanjutnya, PAD terdiri atas pajak daerah sebesar Rp895 juta, retribusi daerah sebesar Rp7 miliar, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp7 miliar, dan lain-lain PAD yang sah sebesar kurang lebih Rp31 miliar.
“Kontribusi PAD masih sangat kecil, hanya 3,1 persen. Saya sudah menekankan kepada OPD-OD teknis agar lebih optimal menggenjot pendapatan asli daerah. Berbagai upaya sudah kita lakukan,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah masih sangat tergantung dengan dana perimbangan. Sementara dana tersebut bergantung dari penerimaan APBN. Pemerintah daerah perlu mengantisipasi jika sewaktu-waktu transfer dana pusat berkurang. Upaya menggenjot PAD terus dilakukan.
“Ada kemungkinan DAU turun sebesar 3-4 persen dari total alokasi tahun ini. Karena itu kita semua harus bersama-sama menggenjot PAD,” ujarnya.
Bupati Kambu menambahkan, pendapatan daerah kelihatan sangat besar, mencapai Rp1,5 triliun. Tetapi jika dibagi ke dalam fungsi masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD), nampak sangat kecil karena kebutuhan belanja pembangunan yang sangat tinggi.
“PAD kurang lebih Rp47 miliar belum memberikan kontribusi yang besar terhadap belanja pembangunan. Karena itu butuh kerja keras dari kita semua, terutama OPD yang sudah ditugaskan untuk menggenjot PAD,” ujarnya. (Nuel)