DPW MUKI Papua saat menyampaikan pernyataan pers |
DPW Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Wilayah Papua bersama DPD Kabupaten/Kota menolak keras kehadiran Jafar Umar Thalib (JUT), yang saat ini berada di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua
Alasan penolakan tersebut dikarenakan yang bersangkutan merupakan salah satu Panglima Laskar Jihad pada konflik sosial yang terjadi di Ambon pada 1999 lalu.
Demikian pernyataan bersama yang disampaikan Ketua DPW & DPD Muki Papua, John Maury, Dedy Pattiwael, Sonny Wanma serta Max Manduapessy, kepada Beritapapua.Dharapos.com, di Kota Jayapura, Sabtu (7/10).
Pernyataan tersebut juga sebagai penegasan sikap MUKI Papua atas langkah Pemerintah Kabupaten setempat yang telah menghadirkan JUT dalam acara “Coffee Morning” bersama Kapolres Keerom.
Pattiwael menegaskan semua orang mengetahui “Track Record” JUT dalam berbagai kasus kerusuhan seperti di Ambon dan Poso dan beberapa kasus pengeboman yang melibatkan nama yang bersangkutan.
“Kami menilai Pemerintah kabupaten bersama Kapolres Keerom telah memberi ruang bahkan perlindungan terhadap yang bersangkutan,” cetusnya.
Pattiwael malah mempertanyakan keberadaan JUT dan apa yang menjadi tujuan untuk datang ke tanah Papua.
“Ada apa hingga yang bersangkutan berlama- lama dan untuk tujuan apa disini? Ingat, bahwa harus ada izin bagi orang yang dari luar Papua masuk ke tanah ini secara khusus di Kabupaten Keerom,” bebernya.
Bahkan, MUKI Papua juga meminta Pemprov dalam hal ini Gubernur Lukas Enembe dan juga Kapolda Irjen. Pol. Boy Rafli Amar untuk segera mengusir keluar JUT dari tanah Papua.
Pattiwael merasa perlu untuk terus memperingatkan sebelum semua terjadi.
“Sekali lagi kami katakan Jafar Umar Thalib punya track record dengan sejumlah kerusuhan di Indonesia. Dan kita tahu bersama kurang lebih 2 bulan ke depan, Umat Kristiani akan merayakan Natal sehingga kami sangat ingin kedamaian,” imbuhnya.
Di samping itu, MUKI Papua juga menghimbau kepada seluruh umat Kristen di atas Tanah Papua tetap waspada sebab hal ini benar-benar mengancam kehidupan keberagaman.
“Kami akan terus bersuara agar seluruh umat tidak lalai dan tetap berjaga-jaga. Hargai kami umat Kristen di atas Tanah Papua sebab kami tidak pernah mengganggu saudara - saudara kita dari agama lain untuk beribadah dan kami hanya ingin tanah ini tetap aman,” cetusnya.
Pihaknya juga meminta kepada para tokoh agama, adat dan pemuda setempat untuk segera mengusir keluar JUT dari Kabupaten Keerom karena tidak ada alasan apa pun untuk menerima yang bersangkutan.
“Jika seruan kami ini tidak juga di dengar maka kami akan melakukan demo besar - besaran dengan melibatkan seluruh umat Kristen di atas Tanah Papua,” ancamnya.
(Har)
from Berita Papua Pemkab - Kapolres Keerom Diingatkan Tak Lindungi JUT - Berita Harian Teratas