Kepala BPS Provinsi Papua, Simon Sapari (kiri) saat menyampaikan pernyataan pers, Senin (2/10) |
Kota Jayapura dan Merauke di mengalami deflasi sebesar 0,64 persen pada September 2017 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) masing-masing sebesar 129,04 dan 131,51.
“Dari 82 kota, tercatat Indeks Harga Konsumen di 50 kota mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi,” urai Kepala BPS Provinsi Papua, Simon Sapari, Senin (2/10).
Dirincikan, deflasi di Kota Jayapura pada September 2017 terjadi pada enam kelompok pengeluaran.
Deflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 2,06 persen dan deflasi terendah pada kelompok makanan jadi seperti minuman,rokok dan tembakau yaitu sebesar 0,01 persen.
Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok sandang sebesar 0,49 persen.
Faktor pendorong terjadinya deflasi di Kota Jayapura bulan September 2017 adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara Iain ekor kuning, cabai rawit, angkutan udara, mujair, cakalang, bawang merah, bawang putih, cabai merah, wortel dan Iain-lain.
“Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain daging sapi, celana pendek, telur ayam ras, kangkung, teri, tomat, sayur sawi hijau dan lain-lain,” rinci Sapari .
Sedangkan Deflasi di Merauke terjadi karena adanya deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,80 persen.
Inflasi terjadi pada lima kelompok pengeluaran dengan nilai inflasi tertinggi pada kelompok makanan jadi meliputi minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,66 persen dan inflasi terendah pada kelompok perumahan, air , listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,25 persen,
“Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan angka indeks,” sambungnya.
Selanjutnya Sapari merincikan faktor pendorong terjadinya deflasi di Merauke bulan September 2017 adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain mujair, bayam, kangkung, kacang panjang, bawang merah, bawang putih, daun kemangi, daging sapi dan lain-lain.
Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain rokok kretek filter, telur ayam ras, daun singkong, paku, seng, cabai merah, garam, rokok putih, emas perhiasan dan lain-lain.
Besaran andil masing-masing kelompok komoditi terhadap inflasi bulan September 2017 di Kota Jayapura yaitu kelompok bahan makanan sebesar -0,54 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,00 persen; kelompok perumahan, air, Iistrik, gas dan bahan bakar 0,01 persen;
Kelompok sandang sebesar 0,02 persen; kelompok kesehatan -0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,00 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan - 0,09 persen.
Kelompok komoditi yang memberikan andil deflasi pada September 2017 di Merauke adalah: kelompok bahan makanan sebesar -0,89 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,06 persen; kelompok sandang sebesar 0,02 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesa' 0,00 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen.
Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,59 persen dan inflasi terendah di Depok dan Mamuju sebesar 0,01 persen.
“Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,04 persen dan deflasi terendah terjadi di Tembilahan sebesar 0,01 persen,” lanjutnya.
Kota Jayapura menempati urutan ke-78 di tingkat nasional dan urutan ke-16 di Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua). Sedangkan Merauke menempati urutan ke-77 di tingkat Nasional dan urutan ke-15 di tingkat Sulampua.
Untuk inflasi tahun kalender di Kota Jayapura pada bulan September sebesar 0,30 persen sementara inflasi year an year (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 1,73 persen.
Sedangkan inflasi tahun kalender Merauke di bulan September 2017 sebesar -0 46 dan inflasi year on year (September 2017 terhadap September 2016) sebesar 0,57 persen.
(Vian)
from Berita Papua September, Kota Jayapura dan Merauke Alami Deflasi 0,64 Persen - Berita Harian Teratas