Wawali Ir. H. Rustan Saru, MM saat meninjau pintu pengairan yang tak berfungsi |
Wakil Wali Kota, Ir. H. Rustan Saru, MM, di damping Kepala Dinas PUPR dan Dinas Pertanian Kota Jayapura melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi pertanian di Distrik Muara Tami, kawasan perbatasan RI – PNG.
Turut serta, rombongan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Yulianus Mambrasar, SST, M.Si, MT dan para satker.
Kunjungan tersebut adalah untuk mengetahui luas areal pertanian yang berada di Koya Barat dan Koya Timur serta sejauh mana produksi hasil pertanian, maupun permasalahan yang di hadapi para petani.
“Hasil tinjauan kami lahan siap panen yang diolah untuk sawah yaitu seluas 560 hektar sedangkan untuk lahan palawija sekitar 900 hektar,“ ungkap Wawali usai peninjauan areal pertanian, Sabtu (7/10).
Yang menjadi persoalan, setelah dilakukan peninjauan lapangan ada petani yang menjebol saluran tersier dan sekunder sehingga air tidak sampai ke lahan pertanian yang akan digarap.
“Bukan saja para petani namun masyarakat juga menjebol saluran irigasi tersebut sehingga menyebabkan sumber air untuk petani tidak sampai ke lahan pertanian dan mereka tidak bisa menggarap sawah,” bebernya.
Selain itu, ada bangunan liar yang dibangun di atas saluran sekunder sepanjang jalan protokol yang mana hal ini juga menjadi satu persoalan.
Terkait persoalan-persoalan dimaksud, pihaknya meminta Kelurahan, Distrik, Distan, Dinas PU dengan melibatkan Balai Sungai dan Kepolisian serta TNI untuk sama-sama melakukan pertemuan termasuk mendatangi keluarga yang membangun di atas saluran irigasi sekaligus diberikan pembinaan agar segera di tertibkan.
“Karena, jika hal ini dibiarkan maka akan berpengaruh kepada volume air yang mengairi sawah di wilayah Koya Barat dan Timur,” sambungnya.
Pemkot berharap jika kondisi ini sudah ditertibkan sehingga irigasi lancar maka areal pertanian akan bertambah luas dan tentu produksi akan meningkat.
Saluran irigasi yang dijebol warga dan tak berfungsi lagi |
Kedatangan Wakil Wali Kota bersama pihak Balai Wilayah Sungai diharapkan dapat membawa harapan baru di 2018 terhadap peningkatan produksi termasuk menambah luas areal lahan pertanian.
Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi di areal pertanian Koya Barat, yakni adanya perumahan yang telah di bangun di areal seluas 1 hektar pada hal itu tidak diperbolehkan.
Hal tersebut sudah pernah ditegur oleh para petani setempat namun pemilik perumahan yakni mantan Kepala SMK Muara Tami tersebut ngotot dan terus membangun.
Saat Wawali dan rombongan melakukan peninjauan ke lokasi tersebut, memang benar perumahan sudah berdiri kokoh.
“Ini merupakan tugas kita bersama sehingga nantinya akan di data mana yang menjadi lahan pertanian yang boleh untuk petani agar tidak diperjualbelikan. Dibutuhkan, kerja sama semua pihak termasuk para pengusaha investor agar tidak membangun perumahan di atas lahan kering persawahan,” imbuhnya.
Wawali juga meminta kepada Dinas Investasi dan Penanaman Modal Kota Jayapura untuk tidak mengeluarkan izin kepada perusahaan tersebut.
“Kita juga meminta Bapenda untuk melakukan pendataan menyeluruh di Koya Barat dan Timur sehingga itu menjadi dasar bagi Pemerintah kota untuk melakukan peneguran,” tegasnya.
Pemkot juga, lanjut Wawali, sudah berkoordinasi dengan BWS Papua mengenai sistem jaringan irigasi di Koya Barat dan Timur yang dikelola petani setempat.
“Hal ini dilakukan dalam rangka menyikapi aspirasi masyarakat di Distrik Muara Tami dan diharapkan menjadi solusi baik sehingga petani kita bisa berkembang dan melakukan panen Lebih dari 2 - 3 kali per tahun,” harapnya.
Pemkot juga berharap hasil panen padi di Koya Barat dan Timur ada nilai standar karena menurutnya hasil produksi pertanian petani setempat masih jauh ketinggalan dari daerah-daerah di Pulau Jawa bahkan Sulawesi Selatan.
(Har)
from Berita Papua Wawali Soroti Sejumlah Persoalan di Lahan Pertanian Koya Barat - Timur - Berita Harian Teratas