BERITA MALUKU. Kapal Motor Tanjung Batu Peka senilai Rp3,4 miliar bantuan dari pihak Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal pada tahun 2015 kepada Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel), hingga kini dibiarkan terbengkalai di dalam Teluk Pelabuhan Namrole.
Kapal buatan PT. Krakatau Shipyard berbahan Fiberglass Reinforced Plastik itu mengalami kerusakan pasca tiga bulan setelah uji coba kapal tersebut, dan sampai sekarang tak dapat dipergunakan untuk menunjang aktivitas pemerintahan di Kabupaten Bursel.
Pantauan media ini, KM Tanjung Batu Peka yang berwarna putih bisa hijau itu dibiarkan berlabuh begitu saja di dalam teluk Namrole.
Sejumlah warga nelayan di sekitar pantai itu mengaku jika kapal tersebut sudah lego jangkar di perairan pantai itu sudah beberata tahum lamanya dan tidak pernah diperbaiki.
"Kapal itu, suda lama sekali di situ. tak pernah liat kapal itu bajalan, kapal itu katong dengar katanya sudah rusak, mesinnya yang rusak," ungkap seorang nelayan bernama Midi, Jumat (8/9/2018).
Menurut warga nelayan yang ini, kapal milik Pemerintah Kabupaten Buru Selatan ini bagus dan sangat laju. Sayangnya kapal ini belum juga bisa diperbaiki dan dibiarkan terbengkalai begutu saja.
"Lihat, kapalnya masih bagus, warnanya masih bagus, tapi rusak tak bisa dipakai," sesalnya.
Warga nelayan di wilayah pantai itu meminta perhatian dari pemerintah Kabupaten Buru Selata segera memperbaiki kapal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel, Sukri Muhammad yang dikonfirmasi sebelumnya mengakui terdapat kerusakan pada kapal tersebut.
“Kapal itu memang sedang rusak dan sering rusak pada mesin untuk sirkulasi air dan kecepatanya itu juga menurun. Selanjutnya kita tidak punya tenaga ahli untuk memperbaikinya,” kata Sukri.
Dijatakan bahwa, jika kapal itu tidak digunakan maka akan hancur. Olehnya itu, ia telah berinisiatif agar kapal tersebut bisa dikelola oleh pihak ketiga yang telah berpengalaman di bidang pelayaran.
“Saya suda hubungi salah satu perusahan, PT Dharma Indah Permai melalui General Manager. Tapi bosnya itu saya belum ketemu, saya suda buat surat, semacam MoU. Tepatnya akan ditangani oleh pihak ketiga,” jelasnya.
Sukri mengaku jika pihak PT. Dharma Indah Permai bersedia untuk mengelola kapal ini, maka kapal tersebut akan diupayakan untuk melayani masyarakat Kabupaten Bursel.
“Saya berencana operasionalkan untuk pelayanan lokal, supaya ini, supaya bisa dimanfaatkan, maksud saya begitu. Sehingga kapal itu bisa bermanfaat bagi masyarakat Bursel. Dimana, saya juga sudah bicarakan juga dengan Pak Bupati supaya dikelola oleh pihak ketiga,” terangnya.
Dikatakan, jika dioperasikan maka kapal tersebut akan melayani rute Namrole-Leksula, Namrole-Tifu dan Namrole-Ambalau atau diprioritaskan bagi desa-desa yang telah memiliki dermaga.
Walau begitu, Sukri mengaku bahwa sejak penyerahan bantuan kapal tersebut, hingga kini belum dilakukan penanda tangangan berita acara penerimaan karena saat diserahkan, spesifikasi kapal tersebut tidak memungkinkan, baik dari kecepatan maupun sering mengalami kerusakan. Sehingga sampai saat ini kapal itu belum terdaftar sebagai aset milik Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel.
Diberitakan sebelumnya, KM Tanjung Batu Peka milik Pemerintah Kabulaten (Pemkab) Buru Selatan kurang lebih 4 tahun tidak bisa lagi beroperasi untuk menunjang tugas pemerintahan dalam wilayah Buru Selatan.
Kapal motor bantuan dari Kementrian Desa dan Desa Tertinggal pada 2015 senilai Rp.3,4 Milyar itu kini rusak parah dan hanya berlabuh di pantai Namrole dan terancam menjadi sampah laut dalam Teluk Namrole. (AZMI)
Kapal buatan PT. Krakatau Shipyard berbahan Fiberglass Reinforced Plastik itu mengalami kerusakan pasca tiga bulan setelah uji coba kapal tersebut, dan sampai sekarang tak dapat dipergunakan untuk menunjang aktivitas pemerintahan di Kabupaten Bursel.
Pantauan media ini, KM Tanjung Batu Peka yang berwarna putih bisa hijau itu dibiarkan berlabuh begitu saja di dalam teluk Namrole.
Sejumlah warga nelayan di sekitar pantai itu mengaku jika kapal tersebut sudah lego jangkar di perairan pantai itu sudah beberata tahum lamanya dan tidak pernah diperbaiki.
"Kapal itu, suda lama sekali di situ. tak pernah liat kapal itu bajalan, kapal itu katong dengar katanya sudah rusak, mesinnya yang rusak," ungkap seorang nelayan bernama Midi, Jumat (8/9/2018).
Menurut warga nelayan yang ini, kapal milik Pemerintah Kabupaten Buru Selatan ini bagus dan sangat laju. Sayangnya kapal ini belum juga bisa diperbaiki dan dibiarkan terbengkalai begutu saja.
"Lihat, kapalnya masih bagus, warnanya masih bagus, tapi rusak tak bisa dipakai," sesalnya.
Warga nelayan di wilayah pantai itu meminta perhatian dari pemerintah Kabupaten Buru Selata segera memperbaiki kapal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel, Sukri Muhammad yang dikonfirmasi sebelumnya mengakui terdapat kerusakan pada kapal tersebut.
“Kapal itu memang sedang rusak dan sering rusak pada mesin untuk sirkulasi air dan kecepatanya itu juga menurun. Selanjutnya kita tidak punya tenaga ahli untuk memperbaikinya,” kata Sukri.
Dijatakan bahwa, jika kapal itu tidak digunakan maka akan hancur. Olehnya itu, ia telah berinisiatif agar kapal tersebut bisa dikelola oleh pihak ketiga yang telah berpengalaman di bidang pelayaran.
“Saya suda hubungi salah satu perusahan, PT Dharma Indah Permai melalui General Manager. Tapi bosnya itu saya belum ketemu, saya suda buat surat, semacam MoU. Tepatnya akan ditangani oleh pihak ketiga,” jelasnya.
Sukri mengaku jika pihak PT. Dharma Indah Permai bersedia untuk mengelola kapal ini, maka kapal tersebut akan diupayakan untuk melayani masyarakat Kabupaten Bursel.
“Saya berencana operasionalkan untuk pelayanan lokal, supaya ini, supaya bisa dimanfaatkan, maksud saya begitu. Sehingga kapal itu bisa bermanfaat bagi masyarakat Bursel. Dimana, saya juga sudah bicarakan juga dengan Pak Bupati supaya dikelola oleh pihak ketiga,” terangnya.
Dikatakan, jika dioperasikan maka kapal tersebut akan melayani rute Namrole-Leksula, Namrole-Tifu dan Namrole-Ambalau atau diprioritaskan bagi desa-desa yang telah memiliki dermaga.
Walau begitu, Sukri mengaku bahwa sejak penyerahan bantuan kapal tersebut, hingga kini belum dilakukan penanda tangangan berita acara penerimaan karena saat diserahkan, spesifikasi kapal tersebut tidak memungkinkan, baik dari kecepatan maupun sering mengalami kerusakan. Sehingga sampai saat ini kapal itu belum terdaftar sebagai aset milik Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel.
Diberitakan sebelumnya, KM Tanjung Batu Peka milik Pemerintah Kabulaten (Pemkab) Buru Selatan kurang lebih 4 tahun tidak bisa lagi beroperasi untuk menunjang tugas pemerintahan dalam wilayah Buru Selatan.
Kapal motor bantuan dari Kementrian Desa dan Desa Tertinggal pada 2015 senilai Rp.3,4 Milyar itu kini rusak parah dan hanya berlabuh di pantai Namrole dan terancam menjadi sampah laut dalam Teluk Namrole. (AZMI)
from Berita Maluku Online Kapal Senilai Rp3,4 Miliar Milik Pemda Bursel Belum Diperbaiki - Berita Harian Teratas