AMBON - BERITA MALUKU. World Wildlife Fund sementara lagi mengkaji sumber daya alam (SDA) biota laut Tanimbar Barat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk nantinya diusulkan sebagai kawasan konservasi laut.
"Sekarang mereka lagi mengkaji terumbu karang, jenis biota laut untuk mengusulkan sebagai kawasan konservasi laut," ujar Kepala Bidang, Kepala Bidang Penelitian dan Pembangunan Bappeda Provinsi Maluku Dr. Djalaludin Salampessy, kepada awak media diruang kerjanya, Rabu (4/7/2019).
Selain mengkaji biota laut di Tanimbar Barat, WWF juga sementara melakukan kajian dalam rangka penyusunan tata ruang optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam berbasis keberlanjutan, yang ada di pulau Koon, Kabupaten SBT. Dengan melibatkan pakar-pakar interntaional, dalam hal ini ahli-ahli perikanan dari Amerika, Eropa dan Australia dan sejumlah perguruan tingi nasional yang mempunyai kapasitas di bidang lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam berkelanjutan.
"Ternyata dari hasil survei di sekitar pulau Koon ada rumah ikan garopa hampir sepanjang tahun, yang bertelur mencapai jutaan, dimana telur-telur ikan yang mati menjadi suplai makanan, untuk ikan-ikan di laut banda dan arafura," tuturnya.
Menurutnya, kehadiran WWF sejalan dengan arahan Gubernur Maluku, yang membutuhkan NJO, LSM, investor atau lembaga lain yang akan memberikan penguatan terhadap pembangunan.
Apalagi, kata Djalaludin, saat ini pembangunan produktivitas sumber daya alam dipasar imternational membutuhkam sertifikat mulai dari jenis alat tangkap, pelaksanaan penangkapan sampai pasa pengempakan dan kualiti yang menjadi acuan.
"Semuanya harus tertata, kalau tidak produk kita tidak akan diterima di pasar international," ujarnya.
Dirinya mengakui, MoU dengan WWF sudah berakhir sejak Januari 2019. Untuk iti, pihaknya akan menadatangani MoU lanjut, untuk memperpanjang kerjasama. Mengingat keberadaan WWF sangat membantu pemda dalam optimalisasi sumber daya alam.
"Sekarang mereka lagi mengkaji terumbu karang, jenis biota laut untuk mengusulkan sebagai kawasan konservasi laut," ujar Kepala Bidang, Kepala Bidang Penelitian dan Pembangunan Bappeda Provinsi Maluku Dr. Djalaludin Salampessy, kepada awak media diruang kerjanya, Rabu (4/7/2019).
Selain mengkaji biota laut di Tanimbar Barat, WWF juga sementara melakukan kajian dalam rangka penyusunan tata ruang optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam berbasis keberlanjutan, yang ada di pulau Koon, Kabupaten SBT. Dengan melibatkan pakar-pakar interntaional, dalam hal ini ahli-ahli perikanan dari Amerika, Eropa dan Australia dan sejumlah perguruan tingi nasional yang mempunyai kapasitas di bidang lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam berkelanjutan.
"Ternyata dari hasil survei di sekitar pulau Koon ada rumah ikan garopa hampir sepanjang tahun, yang bertelur mencapai jutaan, dimana telur-telur ikan yang mati menjadi suplai makanan, untuk ikan-ikan di laut banda dan arafura," tuturnya.
Menurutnya, kehadiran WWF sejalan dengan arahan Gubernur Maluku, yang membutuhkan NJO, LSM, investor atau lembaga lain yang akan memberikan penguatan terhadap pembangunan.
Apalagi, kata Djalaludin, saat ini pembangunan produktivitas sumber daya alam dipasar imternational membutuhkam sertifikat mulai dari jenis alat tangkap, pelaksanaan penangkapan sampai pasa pengempakan dan kualiti yang menjadi acuan.
"Semuanya harus tertata, kalau tidak produk kita tidak akan diterima di pasar international," ujarnya.
Dirinya mengakui, MoU dengan WWF sudah berakhir sejak Januari 2019. Untuk iti, pihaknya akan menadatangani MoU lanjut, untuk memperpanjang kerjasama. Mengingat keberadaan WWF sangat membantu pemda dalam optimalisasi sumber daya alam.
from Berita Maluku Online WWF Kaji Biota Laut Tanimbar Barat Untuk Diusulkan Sebagai Kawasan Konservasi Laut - Berita Harian Teratas