AMBON - BERITA MALUKU. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro menyatakan keinginan untuk mendorong pengembangan pariwisata di Maluku. Namun, pemerintah daerah provinsi Maluku, dalam hal ini Dinas Pariwisata harus mampu menciptakan terobosan dan insiatif dalam mengembangkan potensi pariwisata.
"Jadi menurut saya, pemda harus lakukan terobosan dengan menciptakan ide-ide, inisiatif dalam mendorong pariwisata, tentunya akan didukung pempus, dalam hal ini kementerian pariwisata, sehingga memberikan potensi yang luar biasa buat Maluku. Jangan hanya menunggu untuk masuk dalam program prioritas pariwisata nasional," ujar menteri dalam sambutannya, pada acara konsultasi regional wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dalam penyusunan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dikatakan, Maluku merupakan provinsi kepulauan, yang memiliki potensi pariwisata yang sangat indah, selain Kei ada juga Banda yang sudah terkenal di zaman penjajahan, terlepas dari hasil rempah-rempah pala dan cengkeh.
Banda menurutnya, memiliki nilai historis, dengan menjadikan Manhattan di New York sebagai salah satu daerah terkaya di dunia. Bahkan terjadi pertukaran antara Pulau Run di Banda dengan Manhattan. Hal ini yang perlu dikembangkan pemerintah daerah dalam mengembangkan nilai historis, guna memajukan potensi pariwisata di Maluku.
"Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas nasional. Jadi menurut saya, selain mengembangkan sumber daya alam di Maluku apakah tambang, atau rempah-rempah, barangkali bupati/walikota dapat menjadikan Maluku sebagai daerah wisata, tentu akan didukung PPN," ujarnya.
Dirinya mencotohkan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang sebenarnya tidak masuk kawasan strategis pariwsiata nasional, tetapi karena upaya pemerintah daerah dalam membuat program-program strategis dalam menarik wisatawan, sehingga Sulut masuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional.
Untuk itu international, seperti Maladewa, kepulauan seperti Maluku tetapi jauh lebih kecil, setiap pulau-pulau ada resort, jadi nuansa kepuluan rupanya menjadi daya tarik bagi wisatawan terutama menengah keatas. Hal ini yang perlu dilakukan Maluku, jika Maluku menjadi destinasi wisatawan menengah ke atas, devisa masuk cukup besar, multiplayers dari pariwisata cukup besar, jadi tidak hanya melibatkan orang Jawa tetapi akan melibatkan orang Maluku sendiri sebagai bagian dari perkembangan sektor pariwisata itu sendiri.
Menurutnya, pengembangan pariwisata harus didukung dengan konektivitas, baik antar provinsi maupun antar pulau, yang dilengkapi dengan Bandara minimal yang bisa didarati selevel ATR 72.
"Langkah pertama yang paling penting, tentunya konektivitas dulu, tidak harus langsung, namun bisa misalkan melalui Bali, Manado atau memperbanyak frekuensi dari Jakarta. Jika ATR sudah bisa mendarat, maka diharapkan orang lebih mudah dan tertarik untuk datang," tuturnya.
Dirinya menyingung ada pembicaraan dengan Gubernur Maluku, terkait ATR yang dioperasikan Garudah, sudah tidak beroperasi lagi. Untuk itu, pihaknya akan mencari cara lain, mengingat dalam dunia penerbangan bukan hanya ada Garuda, tetapi ada yang lain.
Selain konektifitas, dirinya juga menyingung infrastruktur yang memiliki peran dalam mengembangkan menggerakan perekonomian daerah.
"Jadi hanya sekedar membangun jalan dari titik A ke titik B, namun tidak memiliki makna apa-apa, tetapi kita membangun jalan tersebut untuk membangun ekonomi disekitar wilayah pembangunan jalan tersebut. jadi kita mulai membiasakan menciptakan konetifitas, antara infrastruktur dan perkembangan ekonomi," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, pembangunan berbasis kawasan menjadi cara penting, dalam mendorong investasi sesuai apa yang diharapkan Presiden, Joko Widodo.
Untuk itu, menurutnya, mulai dari tingkat pusat sampai daerah harus bersatu padu dalam memudahkan investasi, baik investasi dalam negri maupun ivestasi asing guna membuat keseimbangan ekonomi makro menjadi lebih baik. Tentunya akan banyak potensi selain Blo Marsela yang dikelola oleh INPEX.
"Jadi kita perlu menyamakan pandangan bahwa kita perlu investasi, karena investai itulah yang nantinya bisa membuat perekonomian tumbuh ceopat. Kalau tumbuhnya hanya berdasarkan APBD, tentunya lambat, tidak bisa menciptakan lapangan pekerja, yang berimplikasi makin banyaknya pengangguran, kemiskinan besar, karena itu sumber daya manusia lokal bisa harus terlibat dalam invstasi apapaun bentuk investasinya," pungkasnya.
"Jadi menurut saya, pemda harus lakukan terobosan dengan menciptakan ide-ide, inisiatif dalam mendorong pariwisata, tentunya akan didukung pempus, dalam hal ini kementerian pariwisata, sehingga memberikan potensi yang luar biasa buat Maluku. Jangan hanya menunggu untuk masuk dalam program prioritas pariwisata nasional," ujar menteri dalam sambutannya, pada acara konsultasi regional wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dalam penyusunan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dikatakan, Maluku merupakan provinsi kepulauan, yang memiliki potensi pariwisata yang sangat indah, selain Kei ada juga Banda yang sudah terkenal di zaman penjajahan, terlepas dari hasil rempah-rempah pala dan cengkeh.
Banda menurutnya, memiliki nilai historis, dengan menjadikan Manhattan di New York sebagai salah satu daerah terkaya di dunia. Bahkan terjadi pertukaran antara Pulau Run di Banda dengan Manhattan. Hal ini yang perlu dikembangkan pemerintah daerah dalam mengembangkan nilai historis, guna memajukan potensi pariwisata di Maluku.
"Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas nasional. Jadi menurut saya, selain mengembangkan sumber daya alam di Maluku apakah tambang, atau rempah-rempah, barangkali bupati/walikota dapat menjadikan Maluku sebagai daerah wisata, tentu akan didukung PPN," ujarnya.
Dirinya mencotohkan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang sebenarnya tidak masuk kawasan strategis pariwsiata nasional, tetapi karena upaya pemerintah daerah dalam membuat program-program strategis dalam menarik wisatawan, sehingga Sulut masuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional.
Untuk itu international, seperti Maladewa, kepulauan seperti Maluku tetapi jauh lebih kecil, setiap pulau-pulau ada resort, jadi nuansa kepuluan rupanya menjadi daya tarik bagi wisatawan terutama menengah keatas. Hal ini yang perlu dilakukan Maluku, jika Maluku menjadi destinasi wisatawan menengah ke atas, devisa masuk cukup besar, multiplayers dari pariwisata cukup besar, jadi tidak hanya melibatkan orang Jawa tetapi akan melibatkan orang Maluku sendiri sebagai bagian dari perkembangan sektor pariwisata itu sendiri.
Menurutnya, pengembangan pariwisata harus didukung dengan konektivitas, baik antar provinsi maupun antar pulau, yang dilengkapi dengan Bandara minimal yang bisa didarati selevel ATR 72.
"Langkah pertama yang paling penting, tentunya konektivitas dulu, tidak harus langsung, namun bisa misalkan melalui Bali, Manado atau memperbanyak frekuensi dari Jakarta. Jika ATR sudah bisa mendarat, maka diharapkan orang lebih mudah dan tertarik untuk datang," tuturnya.
Dirinya menyingung ada pembicaraan dengan Gubernur Maluku, terkait ATR yang dioperasikan Garudah, sudah tidak beroperasi lagi. Untuk itu, pihaknya akan mencari cara lain, mengingat dalam dunia penerbangan bukan hanya ada Garuda, tetapi ada yang lain.
Selain konektifitas, dirinya juga menyingung infrastruktur yang memiliki peran dalam mengembangkan menggerakan perekonomian daerah.
"Jadi hanya sekedar membangun jalan dari titik A ke titik B, namun tidak memiliki makna apa-apa, tetapi kita membangun jalan tersebut untuk membangun ekonomi disekitar wilayah pembangunan jalan tersebut. jadi kita mulai membiasakan menciptakan konetifitas, antara infrastruktur dan perkembangan ekonomi," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, pembangunan berbasis kawasan menjadi cara penting, dalam mendorong investasi sesuai apa yang diharapkan Presiden, Joko Widodo.
Untuk itu, menurutnya, mulai dari tingkat pusat sampai daerah harus bersatu padu dalam memudahkan investasi, baik investasi dalam negri maupun ivestasi asing guna membuat keseimbangan ekonomi makro menjadi lebih baik. Tentunya akan banyak potensi selain Blo Marsela yang dikelola oleh INPEX.
"Jadi kita perlu menyamakan pandangan bahwa kita perlu investasi, karena investai itulah yang nantinya bisa membuat perekonomian tumbuh ceopat. Kalau tumbuhnya hanya berdasarkan APBD, tentunya lambat, tidak bisa menciptakan lapangan pekerja, yang berimplikasi makin banyaknya pengangguran, kemiskinan besar, karena itu sumber daya manusia lokal bisa harus terlibat dalam invstasi apapaun bentuk investasinya," pungkasnya.
from Berita Maluku Online Kembangkan Pariwisata Maluku, Pemda Harus Ciptakan Terobosan - Berita Harian Teratas