AMBON - BERITA MALUKU. DPRD Provinsi Maluku menganggap adanya kelalaian kontraktor, sehingga menyebabkan jembatan penghubung Wear Fair yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Kota Tual kembali ambruk pada Selasa (14/1) lalu. Padahal, progres pekerjaannya sudah 80 persen.
"Penilaian kami, kontraktor yang menangani proyek ini lalai. Saya tidak tahu, apakah konstruksi bangunan yang menyebabkan jembatan Wear Fair ini ambruk, atau ada hal lain sebagai penyebabnya. Sudah dua kali saya melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jembatan ini, dalam rangka melihat secara langsung proses kelanjutan pembangunan jembatan ambruk tersebut," kata Ketua Komisi 1 DPRD Maluku, Amir Rumra saat dihubungi wartawan, dari Ambon, Selasa (21/1).
Selaku Anggota DPRD Provinsi Maluku daerah pemilihan Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Kota Tual, menurut Amir, pihaknya tetap melakukan pengawasan. Dia kemudian memberikan catatan kritis kepada kontraktor yang menangani proyek dimaksud.
"Ada catatan-catatan yang perlu kami sampaikan kepada pihak ketiga. Yang pertama, pembangunan jembatan penghubung ini harus menjadi perhatian serius dari kontraktor pelaksana, karena jembatan penghubung ini sangat dirindukan masyarakat. Kedua, ambruknya jembatan ini membuat pelayanan publik menjadi terhambat. Dan yang ketiga, memang kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki jembatan yang ambruk ini. Namun bagi kami, masyarakat tetap dirugikan," tegas Amir.
Untuk itu, dia meminta pihak Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional Wilayah Maluku dan Maluku Utara, konsultan pengawas maupun pihak kejaksaan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan lanjutan jembatan ini, sehingga kejadian seperti ini tidak lagi terjadi.
"Nah, saat saya meninjau lapangan, ternyata didapati, bahwa selain berukuran kecil, sleng yang yang digunakan untuk pengikat jembatan sudah terlihat berkarat. Sehingga, sudah tidak mampu menahan beratnya jembatan. Saya minta kontraktor tidak menganggap remeh pekerjaan jembatan ini. Saya berharap, jembatan ini bisa selesai tepat waktu," tegas Rumra.
"Penilaian kami, kontraktor yang menangani proyek ini lalai. Saya tidak tahu, apakah konstruksi bangunan yang menyebabkan jembatan Wear Fair ini ambruk, atau ada hal lain sebagai penyebabnya. Sudah dua kali saya melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jembatan ini, dalam rangka melihat secara langsung proses kelanjutan pembangunan jembatan ambruk tersebut," kata Ketua Komisi 1 DPRD Maluku, Amir Rumra saat dihubungi wartawan, dari Ambon, Selasa (21/1).
Selaku Anggota DPRD Provinsi Maluku daerah pemilihan Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Kota Tual, menurut Amir, pihaknya tetap melakukan pengawasan. Dia kemudian memberikan catatan kritis kepada kontraktor yang menangani proyek dimaksud.
"Ada catatan-catatan yang perlu kami sampaikan kepada pihak ketiga. Yang pertama, pembangunan jembatan penghubung ini harus menjadi perhatian serius dari kontraktor pelaksana, karena jembatan penghubung ini sangat dirindukan masyarakat. Kedua, ambruknya jembatan ini membuat pelayanan publik menjadi terhambat. Dan yang ketiga, memang kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki jembatan yang ambruk ini. Namun bagi kami, masyarakat tetap dirugikan," tegas Amir.
Untuk itu, dia meminta pihak Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional Wilayah Maluku dan Maluku Utara, konsultan pengawas maupun pihak kejaksaan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan lanjutan jembatan ini, sehingga kejadian seperti ini tidak lagi terjadi.
"Nah, saat saya meninjau lapangan, ternyata didapati, bahwa selain berukuran kecil, sleng yang yang digunakan untuk pengikat jembatan sudah terlihat berkarat. Sehingga, sudah tidak mampu menahan beratnya jembatan. Saya minta kontraktor tidak menganggap remeh pekerjaan jembatan ini. Saya berharap, jembatan ini bisa selesai tepat waktu," tegas Rumra.
from Berita Maluku Online DPRD Maluku Pertanyakan Konstruksi Jembatan Wear Fair - Berita Harian Teratas