AMBON - BERITA MALUKU. Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun mendesak Balai Pelaksanaa Jalan Nasional (BPJN) Maluku dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyelesailakan tiga jembatan yang ambruk di bumi Larvul Ngabal.
"Saya minta supaya segera diselesaikan jembatan itu. Karena hal ini berkaita dengan kebutuhan masyarakat baik di Maluku Tenggara maupun Kota Tual," ujar Hanubun kepada awak media di kantor Gubernur, Senin (20/1/2020).
Dikatakan, ada tiga jembatan yang ambruk, yaitu Faer ambruk pada 14 Januari 2020, dimana pekerjaannya ditangani oleh Mantan Bupati Andreas Rentanubun dari APBN dengan nilai kontrak Rp 6,285 Miliar.
"Jadi itu dianggarakan untuk diselesaikan tahun 2019 kemudian diperpanjanng sampai April 2020," ucapnya.
Kemudian jembatan penghubung desa Rumahdian dan Dian Darat, yang ambruk pada 30 November 2019.
"Saya harap anggaran pembangunan jembatan ini juga bisa dianggarakan tahun ini untuk dikerjakan," pintanya.
Untuk kedua jembatan, jelasnya, tim asesmen sudah turun melihat tingkat kerusakannya.
Ada juga, kata Bupati, jembatan penghubung sebelah barat Kei kecil, yaitu Tetol - Dianpulau, yang juga belum diselesaian.
"Anggara udah ada namun kenapa dia lama belum selesai, itu kewenangan di provinsi," terangnya.
Orang nomor di kepulauan Kei ini juga mengeluhkan, proyek yang masuk ke daerahnya tanpa ada koordinasi dengan pemerintah daerah.
"Selama imi mereka biasa kalau itu lewat-lewat aja, padahal kita yang merasakan disitu, mungkin tidak ada koordinasi dengan Dinas PUPR dan balai dengan kabupaten, alias numpang lewat saja, nanti pas kejadian kita yang hadapi lebih duluan bukan mereka," tuturnya.
Untuk itu, dirinya meminta agar jembatan yang ambruk ini bisa secepatnya diselesaikan .
"Minta tolong untuk melayani masyarakat ini degan baik, ya cepatlah. Karena jembatan yang putus beberapa bulan lalu. Ini menyangkut pelayanan kepada masyarakat, jadi kalau bisa diselesaikan secepatnya, karena itu tanggungjawab provinsi," tandasnya.
"Saya minta supaya segera diselesaikan jembatan itu. Karena hal ini berkaita dengan kebutuhan masyarakat baik di Maluku Tenggara maupun Kota Tual," ujar Hanubun kepada awak media di kantor Gubernur, Senin (20/1/2020).
Dikatakan, ada tiga jembatan yang ambruk, yaitu Faer ambruk pada 14 Januari 2020, dimana pekerjaannya ditangani oleh Mantan Bupati Andreas Rentanubun dari APBN dengan nilai kontrak Rp 6,285 Miliar.
"Jadi itu dianggarakan untuk diselesaikan tahun 2019 kemudian diperpanjanng sampai April 2020," ucapnya.
Kemudian jembatan penghubung desa Rumahdian dan Dian Darat, yang ambruk pada 30 November 2019.
"Saya harap anggaran pembangunan jembatan ini juga bisa dianggarakan tahun ini untuk dikerjakan," pintanya.
Untuk kedua jembatan, jelasnya, tim asesmen sudah turun melihat tingkat kerusakannya.
Ada juga, kata Bupati, jembatan penghubung sebelah barat Kei kecil, yaitu Tetol - Dianpulau, yang juga belum diselesaian.
"Anggara udah ada namun kenapa dia lama belum selesai, itu kewenangan di provinsi," terangnya.
Orang nomor di kepulauan Kei ini juga mengeluhkan, proyek yang masuk ke daerahnya tanpa ada koordinasi dengan pemerintah daerah.
"Selama imi mereka biasa kalau itu lewat-lewat aja, padahal kita yang merasakan disitu, mungkin tidak ada koordinasi dengan Dinas PUPR dan balai dengan kabupaten, alias numpang lewat saja, nanti pas kejadian kita yang hadapi lebih duluan bukan mereka," tuturnya.
Untuk itu, dirinya meminta agar jembatan yang ambruk ini bisa secepatnya diselesaikan .
"Minta tolong untuk melayani masyarakat ini degan baik, ya cepatlah. Karena jembatan yang putus beberapa bulan lalu. Ini menyangkut pelayanan kepada masyarakat, jadi kalau bisa diselesaikan secepatnya, karena itu tanggungjawab provinsi," tandasnya.
from Berita Maluku Online Hanubun Desak BPJN & Dinas PUPR Selesaikan Jembatan Ambruk di Malra - Berita Harian Teratas