AMBON - BERITA MALUKU. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku, Kasrul Selang, mengungkapkan, Benediktus Nilwane, warga desa Sifnana, kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), belum terbukti terpapar virus Corona.
Sehingga saat ini, tim kesehatan masih mengategorikan pria berusia 19 tahun tersebut sebagai orang dalam pemantauan.
Hal ini disampaikan Sekda Maluku dalam keterangannya pers kepada awak media diruang rapat lantai dua kantor Gubernur, Kamis (13/02/202). Turut didampinggi Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meykal Pontoh, Asisten II bidang kesejahteraan social setda Maluku, Froena Koedoeboen, Nasir Tuasamu Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilance Epidemiologi, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ambon, perwaklilan UNICEF dr. Siska.
Dikatakan, Benediktus Nilwane merupakan mahasiswa jurusan hukum international di salah satu universitas di Bali. Ia kemudian mendapat beasiswa ke salah satu universitas di Malasya selama enam bulan.
Disana, jelasnya ada salah satu temannya yang terpapar virus Corona, tetapi sampai saat ini belum meninggal. Mengetahui hal tersebut, ia kemudian pulang ke daerahnya di Sifanana, KKT.
“Memamg betul sebagaimana pemberitaan di media ada seorang pasien, tapi begitu sampai dia tidak mengidap gejala-gejala seperti yang kita tahu yang mengidap atau terpapar corona itu. Sehingga dia kita kategorikan orang dalam pemantauan. Untuk temannya yang meninggal karena terpapat virus ini sesuai pemberitaan media, setelah kita cek tidak ada. Kita tidak perlu terlalu khawatir, yang kita khawatirkan itu perjalanannya dari negara yang terpapar,” ujarnya.
Untuk upaya yang sudah dilaksanakan dan akan dilaksanakan, kata Selang yaitu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan melalui posko penanggulangan yang buka 1X24 jam. Bahkan, sudah ada tim kesehatan yang diterjunkan langsung ke Saumlaki menindaklanjuti hal ini.
"Sampai disana, teman-teman di kesehatan sudah punya SOP yang jelas, begitu ada apa-apa, mereka sudah tahu apa yang mereka kerjakan dan seterusnya," ucapnya.
Pihaknya juga terus membangun koordinasi dengan Dinas Kesehatan KKT.
“Kita sudah katakan, setiap dua jam sudah harus melapor kondisi pasien,” cetusnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Benediktus Nilwane hanya mengalami demam, batuk pilek nyeri namun tidak mengalami sesak nafanya.
“Sesuai hasil pemeriksaan dia demam, batuk pilek nyeri tenggorkan iya, namun untuk sesak nafas tidak. Dan sampai hari ini pun dia biasa-biasa, tidak diberi bantuan oksigen. Jadi sesak nafasnya tidak ada. Dia belum dikategorikan sesak nafas sebagaimana standar internasional,” cetusnya.
Mantan Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman ini mengatakan, Benediktus Nilwane saat ini masih ditempatkan diruang isolasi RSUD dr. PP Magretty Saumlaki.
“Jadi pasien ini sekarang sudah ada di ruangan isolasi. KKP juga sudah menuju ke Saumlaki dengan alat pelindung diri atau APD,” tandasnya.
Untuk membuktikan apakah Benediktus Nilwane terpapar virus corona, kata dia, KKP Makassar akan menguji spesimennya di Litbangkes Kemenkes untuk membuktikan apakah yang bersangkutan terpapar atau tidak.
“Hasilnya dua tiga hari baru ada," ujarnya.
Ditanya mengapa dalam perjalanan ke Saumlaki Benediktus Nilwane tidak terlacak Alat Pendeteksi Suhu Tubuh yang dipasang di Bandara, jelasnya, saat itu suhu tubuh Benediktus Nilwane masih normal 36,5 derajat celcius, atau masih normal sama halnya dengan suhu tubuh orang normal.
Walaupun demikian, pihaknya tetap mengecek riwayat penerbangan Benediktus Nilwane.
Dari Ambon-Saumlaki, setelah dicek, kursi yang berada depan belakang disamping-samping kursi Benediktus kosong.
Ia menghimbau kepada masyarakat, agar tidak panik, serta menjaga kondisi tubuh, sehingga tidak mudah drop.
“Jika kondisi tubuh menurun, maka virus akan mudah masuk, intinya jaga kebersihan,” pintanya.
Sehingga saat ini, tim kesehatan masih mengategorikan pria berusia 19 tahun tersebut sebagai orang dalam pemantauan.
Hal ini disampaikan Sekda Maluku dalam keterangannya pers kepada awak media diruang rapat lantai dua kantor Gubernur, Kamis (13/02/202). Turut didampinggi Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meykal Pontoh, Asisten II bidang kesejahteraan social setda Maluku, Froena Koedoeboen, Nasir Tuasamu Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilance Epidemiologi, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ambon, perwaklilan UNICEF dr. Siska.
Dikatakan, Benediktus Nilwane merupakan mahasiswa jurusan hukum international di salah satu universitas di Bali. Ia kemudian mendapat beasiswa ke salah satu universitas di Malasya selama enam bulan.
Disana, jelasnya ada salah satu temannya yang terpapar virus Corona, tetapi sampai saat ini belum meninggal. Mengetahui hal tersebut, ia kemudian pulang ke daerahnya di Sifanana, KKT.
“Memamg betul sebagaimana pemberitaan di media ada seorang pasien, tapi begitu sampai dia tidak mengidap gejala-gejala seperti yang kita tahu yang mengidap atau terpapar corona itu. Sehingga dia kita kategorikan orang dalam pemantauan. Untuk temannya yang meninggal karena terpapat virus ini sesuai pemberitaan media, setelah kita cek tidak ada. Kita tidak perlu terlalu khawatir, yang kita khawatirkan itu perjalanannya dari negara yang terpapar,” ujarnya.
Untuk upaya yang sudah dilaksanakan dan akan dilaksanakan, kata Selang yaitu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan melalui posko penanggulangan yang buka 1X24 jam. Bahkan, sudah ada tim kesehatan yang diterjunkan langsung ke Saumlaki menindaklanjuti hal ini.
"Sampai disana, teman-teman di kesehatan sudah punya SOP yang jelas, begitu ada apa-apa, mereka sudah tahu apa yang mereka kerjakan dan seterusnya," ucapnya.
Pihaknya juga terus membangun koordinasi dengan Dinas Kesehatan KKT.
“Kita sudah katakan, setiap dua jam sudah harus melapor kondisi pasien,” cetusnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Benediktus Nilwane hanya mengalami demam, batuk pilek nyeri namun tidak mengalami sesak nafanya.
“Sesuai hasil pemeriksaan dia demam, batuk pilek nyeri tenggorkan iya, namun untuk sesak nafas tidak. Dan sampai hari ini pun dia biasa-biasa, tidak diberi bantuan oksigen. Jadi sesak nafasnya tidak ada. Dia belum dikategorikan sesak nafas sebagaimana standar internasional,” cetusnya.
Mantan Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman ini mengatakan, Benediktus Nilwane saat ini masih ditempatkan diruang isolasi RSUD dr. PP Magretty Saumlaki.
“Jadi pasien ini sekarang sudah ada di ruangan isolasi. KKP juga sudah menuju ke Saumlaki dengan alat pelindung diri atau APD,” tandasnya.
Untuk membuktikan apakah Benediktus Nilwane terpapar virus corona, kata dia, KKP Makassar akan menguji spesimennya di Litbangkes Kemenkes untuk membuktikan apakah yang bersangkutan terpapar atau tidak.
“Hasilnya dua tiga hari baru ada," ujarnya.
Ditanya mengapa dalam perjalanan ke Saumlaki Benediktus Nilwane tidak terlacak Alat Pendeteksi Suhu Tubuh yang dipasang di Bandara, jelasnya, saat itu suhu tubuh Benediktus Nilwane masih normal 36,5 derajat celcius, atau masih normal sama halnya dengan suhu tubuh orang normal.
Walaupun demikian, pihaknya tetap mengecek riwayat penerbangan Benediktus Nilwane.
Dari Ambon-Saumlaki, setelah dicek, kursi yang berada depan belakang disamping-samping kursi Benediktus kosong.
Ia menghimbau kepada masyarakat, agar tidak panik, serta menjaga kondisi tubuh, sehingga tidak mudah drop.
“Jika kondisi tubuh menurun, maka virus akan mudah masuk, intinya jaga kebersihan,” pintanya.
from Berita Maluku Online Belum Terbukti Terpapar Corona, Nilwane Masih Dikategori Orang Dalam Pemantauan - Berita Harian Teratas