AMBON - BERITA MALUKU. Sulitnya mendapatkan akses telekomunikasi seperti internet, menyebabkan para siswa di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sulit melakukan aktivitas belajar mengajar secara online atau dalam jaringan (daring).
Anggota DPRD Provinsi Maluku dari daerah pemilihan (dapil) Kabupaten SBT, Alimudin Kolatlena mengatakan, proses belajar mengajar dengan sistem daring sangat sulit, lantaran ada sejumlah daerah di Provinsi Maluku yang belum terjangkau akses internet. Salah satunya adalah, Kabupaten SBT.
"Selain masalah jaringan internet, ada juga masalah lain. Kan tidak semua murid itu memiliki kemampuan untuk bisa membeli handphone android, bahkan laptop. Ini fakta, bukan kita mengada-ada. Bagi saya, proses belajar mengajar secara daring tidak efektif dan efisien," tegas Alimudin kepada wartawan, di ruang Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Kamis (30/7).
Menurutnya, jika pembelajaran lewat daring dipaksakan untuk tetap dilakukan, maka tentunya mutu pendidikan di Maluku akan semakin mengalami penurunan yang drastis.
Dikatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) saat ini memang sedang mengejar untuk membangun infrastruktur telekomunikasi, dan memasang jaringan internet. Namun, untuk saat ini pemda pasti akan mengalami kesulitan, apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
"Memang harus ada formula lain yang harus dirumuskan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Maluku, untuk menjawab kepentingan dan keresahan pendidikan di Maluku. Kami takutkan jika proses pembelajaran lewat sistem daring itu terus dipertahankan, maka mutu pendidikan di Maluku tidak akan merata," tegas Alimudin.
Lebih lanjut Alimudin menambahkan, dirinya sudah banyak mendapat keluhan dari siswa maupun orang tua murid terkait dengan sistem pembelajaran secara online ini.
"Makanya saya katakan tadi, pemerintah harus memikirkan sebuah formula yang tepat, untuk dijadikan sebagai solusi di situasi pandemi Covid-19 ini," tandas Alimudin.
Anggota DPRD Provinsi Maluku dari daerah pemilihan (dapil) Kabupaten SBT, Alimudin Kolatlena mengatakan, proses belajar mengajar dengan sistem daring sangat sulit, lantaran ada sejumlah daerah di Provinsi Maluku yang belum terjangkau akses internet. Salah satunya adalah, Kabupaten SBT.
"Selain masalah jaringan internet, ada juga masalah lain. Kan tidak semua murid itu memiliki kemampuan untuk bisa membeli handphone android, bahkan laptop. Ini fakta, bukan kita mengada-ada. Bagi saya, proses belajar mengajar secara daring tidak efektif dan efisien," tegas Alimudin kepada wartawan, di ruang Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Kamis (30/7).
Menurutnya, jika pembelajaran lewat daring dipaksakan untuk tetap dilakukan, maka tentunya mutu pendidikan di Maluku akan semakin mengalami penurunan yang drastis.
Dikatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) saat ini memang sedang mengejar untuk membangun infrastruktur telekomunikasi, dan memasang jaringan internet. Namun, untuk saat ini pemda pasti akan mengalami kesulitan, apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
"Memang harus ada formula lain yang harus dirumuskan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Maluku, untuk menjawab kepentingan dan keresahan pendidikan di Maluku. Kami takutkan jika proses pembelajaran lewat sistem daring itu terus dipertahankan, maka mutu pendidikan di Maluku tidak akan merata," tegas Alimudin.
Lebih lanjut Alimudin menambahkan, dirinya sudah banyak mendapat keluhan dari siswa maupun orang tua murid terkait dengan sistem pembelajaran secara online ini.
"Makanya saya katakan tadi, pemerintah harus memikirkan sebuah formula yang tepat, untuk dijadikan sebagai solusi di situasi pandemi Covid-19 ini," tandas Alimudin.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Akses Telekomunikasi Jadi Masalah Bagi Siswa Belajar Online di SBT - Berita Harian Teratas