AMBON – BERITA MALUKU. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo menyerahkan bantuan paket budidaya kepada enam daerah di Maluku.
Bantuan senilai Rp1.885.256.000 diserahkan Edhy Prabowo disela-sela kunjungannya di Balai Perikanan Budidaya Laut, Ambon, Minggu (30/08).
Menteri didampinggi Gubernur, Murad Ismail, anggota DPR RI Dapil Maluku, Hendrik Lewerissa, Abdullah Tuasikal, Anggota DPD RI, Anna Latuconsina, Sekretaris Jenderal Atam Nopamban, Dirjen Perikanan Budidaya Slamat Subianto, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini, Kepala Badan Riset dan SDM Syarif Eijaya, Kepala Badan Karantina dan pengambilan mutu ikan, Rina, Dirjen Pengawas sumber daya kelautan dan perikanan Tb Haeru.
Bantuan yang diberikan, untuk kota Ambon Rp478.539.000 berupa benih ikan sebanyak 118.500 ekor senilai Rp132.080.000, Bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp185.500.000, RAS ikan hias sebanyak 6 paket senilai Rp160.959.000.
Bantuan paket budidaya untuk kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) senilai Rp335.299.000, berupa benih ikan laut sebanyak 19.000 ekor senilai Rp47.635.000, bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp185.500.000, bibit rumput laut kultur jaringan sebanyak 5000 kg senilai Rp52.220.000, sarana dan prasarana rumput laut sebanyak 1 paket senilai Rp49.944.000.
Kabupaten Buru 281.550.000 berupa benih ikan laut sebanyak 23.000 ekor senilai Rp38.310.000, Bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp185.500.000, Bibit rumpur laut kultur sebanyak 5.000 kg senilai Rp57.740.000.
Kabupaten Maluku Tengah Rp641.688.000, berupa benih ikan laut sebanyak 23.500 ekor senilai Rp31.770.000, bioflok sebanyak 3 paket senilai Rp556.500.000, Ras ikan hias 2 paket senilai Rp53.418.000.
Kota Tual bibit rumput laut Rp72.940.000, berupa bibit rumput laut kultur jaringan sebanyak 5000 kg senilai.
Kabupaten Maluku Tenggara 72.240.000 berupa rumput laut kultur jaringan sebanyak 5.000 kg senilai Rp75.240.000.
Dalam sambutannya, Menteri KKP, Edhy Prabowo mengakui bantuan yang diserahkan masih sangat kecil. Olehnya itu Pemerinta Daerah baik provinsi Maluku maupun kabupaten/kota dapat memanfaatkan APBN yang telah disiapkan, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp195 triliun dengan bunga 6 persen.
“Ini memang kita perlu pelan-pelan mengajari nelayan kita, masyarakat nelayan kita untuk bisa mendapatkan bantuan itu. KUR ini tiap KK bisa memperoleh 50 juta untuk kegiatan, tapi untuk niaga bisa mencapai 200 juta/orang. Jadi kalau ada kelompok 10 orang bisa mendapat 500 juta,” tuturnya.
Selain itu, dana mikro nelayan, melalui BLU LPMUKP yang engelola dana bergilir dengan pagu Rp900 Miliar, dengan bunga 3 persen, dengan harapan Maluku bisa meanfaatkan dana ini.
“Kepala dinas mohon ini di implementasikan, saya harapkan bukan hanya sekedar didengar sebagai penghibur ditelinga kita, tetapi tolong diserap. Kami sudah siapkan, dan saya sudah perintahkan diberikan kemudahan untuk diakses, anggaran ini memang harus dikembalikan, tetapi syaratnya sangat mudah sekali,” ucapnya.
Edhy menilai untuk Maluku potensi tangkap potensi ikan cukup besar mencapai 4 juta ton dari tiga wilayah pengelolaan perikanan, begitu juga budidaya tidak kalah dengan daerah lainnya, namun perlu dihidupkan kembali. Misalnya, tambak udang yang sempat berhenti, sekarang harus dihidupkan kembali.
“Pak Gubernur sebagai catatan untuk tambak udang, dulu kita sangat sulit karena 1 hektar hanya menghasilkan 1 ton, sekarang dengan teknologi cara budidaya yang baik, mekanisme budidaya yang benar, satu hektar bisa menghasilkan sampai 100 ton. Tidak usah kita ngomong besar 100 ton, 10 ton saja itu sudah besar. Kalau 10 ton menghasilkan 1 tahun artinya menghasilkan 600 juta, setengahnya ongkos produksi, setengahnya untuk dia, bisa kebayang bisa diimplementasikan,” beberanya.
“Mungkin tidak semua nelayan punya tambak 1 hektar, tapi mungkin kita bisa kurangi tidak perlu 1 hektar 1 keluarga, 2 ribu sampai 2500 saja cukup. Tinggal mohon para kepala dinas, tolong ini di implementasikan, tunjuk wilayah bagikan, jangan maksakan diri buat sawah kalau lahannya tidak begitu subur, tapi kalau ada lahan itu dibikin tambak kenapa harus dibuat sawah,” sambungnya.
Dirinya memberikan kesempatan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk implementasikan 10 hektar, setiap 1 hektar sekitar Rp2 miliar. Untuk itu manfaatkan BLU, karena untuk mengeluarkan rp20 miliar untuk kabupaen/kota KKP sanggup.
“Ini saja kita buktikan bahwa serius tidak, pak Gubernur sudah menanyakan kepada saya, saya serius. Saya kembali bertanya kepada pemda seluruh kabupaten/kota di Maluku, apakah siap. Kalau memang tidak ada perikanan tangkap kita masih buat. Perikanan tangkap tidak perlu kita kasi makan ikan, hanya kita mengatur cara tangkap,”cetusnya.
Dijelaskan, untuk cara tangkap di Maluku saat ini belum optimal, jenis kapal masyarakat Maluku juga belum banyak, sistim menangkap pun masih mengandalkan cuaca dan perkiraan.
Untuk itu, ungkapnya nelayan sudah harus menggunakan teknologi. Saat ini KKP sementara melakukan uji coba alat tangkap. Jika selesai, nantinya akan perbanyak, dan langsung dibagikan kepada semua daerah, termasuk Maluku. Hal inilah yang diinginkan Presiden, Joko Widodo, supya nelayan bisa tersenyum dan menikmati hasil lautnya sendiri.
Bantuan senilai Rp1.885.256.000 diserahkan Edhy Prabowo disela-sela kunjungannya di Balai Perikanan Budidaya Laut, Ambon, Minggu (30/08).
Menteri didampinggi Gubernur, Murad Ismail, anggota DPR RI Dapil Maluku, Hendrik Lewerissa, Abdullah Tuasikal, Anggota DPD RI, Anna Latuconsina, Sekretaris Jenderal Atam Nopamban, Dirjen Perikanan Budidaya Slamat Subianto, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini, Kepala Badan Riset dan SDM Syarif Eijaya, Kepala Badan Karantina dan pengambilan mutu ikan, Rina, Dirjen Pengawas sumber daya kelautan dan perikanan Tb Haeru.
Bantuan yang diberikan, untuk kota Ambon Rp478.539.000 berupa benih ikan sebanyak 118.500 ekor senilai Rp132.080.000, Bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp185.500.000, RAS ikan hias sebanyak 6 paket senilai Rp160.959.000.
Bantuan paket budidaya untuk kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) senilai Rp335.299.000, berupa benih ikan laut sebanyak 19.000 ekor senilai Rp47.635.000, bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp185.500.000, bibit rumput laut kultur jaringan sebanyak 5000 kg senilai Rp52.220.000, sarana dan prasarana rumput laut sebanyak 1 paket senilai Rp49.944.000.
Kabupaten Buru 281.550.000 berupa benih ikan laut sebanyak 23.000 ekor senilai Rp38.310.000, Bioflok sebanyak 1 paket senilai Rp185.500.000, Bibit rumpur laut kultur sebanyak 5.000 kg senilai Rp57.740.000.
Kabupaten Maluku Tengah Rp641.688.000, berupa benih ikan laut sebanyak 23.500 ekor senilai Rp31.770.000, bioflok sebanyak 3 paket senilai Rp556.500.000, Ras ikan hias 2 paket senilai Rp53.418.000.
Kota Tual bibit rumput laut Rp72.940.000, berupa bibit rumput laut kultur jaringan sebanyak 5000 kg senilai.
Kabupaten Maluku Tenggara 72.240.000 berupa rumput laut kultur jaringan sebanyak 5.000 kg senilai Rp75.240.000.
Dalam sambutannya, Menteri KKP, Edhy Prabowo mengakui bantuan yang diserahkan masih sangat kecil. Olehnya itu Pemerinta Daerah baik provinsi Maluku maupun kabupaten/kota dapat memanfaatkan APBN yang telah disiapkan, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp195 triliun dengan bunga 6 persen.
“Ini memang kita perlu pelan-pelan mengajari nelayan kita, masyarakat nelayan kita untuk bisa mendapatkan bantuan itu. KUR ini tiap KK bisa memperoleh 50 juta untuk kegiatan, tapi untuk niaga bisa mencapai 200 juta/orang. Jadi kalau ada kelompok 10 orang bisa mendapat 500 juta,” tuturnya.
Selain itu, dana mikro nelayan, melalui BLU LPMUKP yang engelola dana bergilir dengan pagu Rp900 Miliar, dengan bunga 3 persen, dengan harapan Maluku bisa meanfaatkan dana ini.
“Kepala dinas mohon ini di implementasikan, saya harapkan bukan hanya sekedar didengar sebagai penghibur ditelinga kita, tetapi tolong diserap. Kami sudah siapkan, dan saya sudah perintahkan diberikan kemudahan untuk diakses, anggaran ini memang harus dikembalikan, tetapi syaratnya sangat mudah sekali,” ucapnya.
Edhy menilai untuk Maluku potensi tangkap potensi ikan cukup besar mencapai 4 juta ton dari tiga wilayah pengelolaan perikanan, begitu juga budidaya tidak kalah dengan daerah lainnya, namun perlu dihidupkan kembali. Misalnya, tambak udang yang sempat berhenti, sekarang harus dihidupkan kembali.
“Pak Gubernur sebagai catatan untuk tambak udang, dulu kita sangat sulit karena 1 hektar hanya menghasilkan 1 ton, sekarang dengan teknologi cara budidaya yang baik, mekanisme budidaya yang benar, satu hektar bisa menghasilkan sampai 100 ton. Tidak usah kita ngomong besar 100 ton, 10 ton saja itu sudah besar. Kalau 10 ton menghasilkan 1 tahun artinya menghasilkan 600 juta, setengahnya ongkos produksi, setengahnya untuk dia, bisa kebayang bisa diimplementasikan,” beberanya.
“Mungkin tidak semua nelayan punya tambak 1 hektar, tapi mungkin kita bisa kurangi tidak perlu 1 hektar 1 keluarga, 2 ribu sampai 2500 saja cukup. Tinggal mohon para kepala dinas, tolong ini di implementasikan, tunjuk wilayah bagikan, jangan maksakan diri buat sawah kalau lahannya tidak begitu subur, tapi kalau ada lahan itu dibikin tambak kenapa harus dibuat sawah,” sambungnya.
Dirinya memberikan kesempatan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk implementasikan 10 hektar, setiap 1 hektar sekitar Rp2 miliar. Untuk itu manfaatkan BLU, karena untuk mengeluarkan rp20 miliar untuk kabupaen/kota KKP sanggup.
“Ini saja kita buktikan bahwa serius tidak, pak Gubernur sudah menanyakan kepada saya, saya serius. Saya kembali bertanya kepada pemda seluruh kabupaten/kota di Maluku, apakah siap. Kalau memang tidak ada perikanan tangkap kita masih buat. Perikanan tangkap tidak perlu kita kasi makan ikan, hanya kita mengatur cara tangkap,”cetusnya.
Dijelaskan, untuk cara tangkap di Maluku saat ini belum optimal, jenis kapal masyarakat Maluku juga belum banyak, sistim menangkap pun masih mengandalkan cuaca dan perkiraan.
Untuk itu, ungkapnya nelayan sudah harus menggunakan teknologi. Saat ini KKP sementara melakukan uji coba alat tangkap. Jika selesai, nantinya akan perbanyak, dan langsung dibagikan kepada semua daerah, termasuk Maluku. Hal inilah yang diinginkan Presiden, Joko Widodo, supya nelayan bisa tersenyum dan menikmati hasil lautnya sendiri.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Serahkan Bantuan, Mentri KKP Minta Pemda Maluku Manfaatkan APBN - Berita Harian Teratas