“2016 lalu kami sudah kirim sampah plastic ke Surabaya sebanyak 15 Ton dan sudah dipress menggunakan mesin sendiri,”
SAPA (TIMIKA) - Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Mimika, Jefri Deda, S.Sos mengatakan, setiap hari masyarakat di Kabupaten Mimika memproduksi sampah plastik hingga 200 Ton dan didominasi sampah tas kresek.
“Itu mulai dari SP 1 hingga SP 2 per hari mencapai 150 sampai 200 ton. Belum lagi kalau kita telusuri betul di sudut-sudut kota timika,” kata Jefri ketika diwawancarai di Kantor BLH, Jalan Cenderawasih, Jalur SP 2, Selasa (19/9).
Jefri mengatakan, jika hanya sampah plastik dalam bentuk botol minuman mineral masih bisa dipress dengan mesin pencacah. Akan tetapi untuk sampah plastik yang berbentuk tas kresek sangat sulit untuk dikemas dan didaur ulang.
Menurut dia, meski BLH telah memiliki empat unit mesin pencacah sampah plastik yang dilengkapi dengan satu unit mesin press sampah. Namun hal tersebut masih tergolong sangat kurang jika dibandingkan dengan volume sampah yang terus meningkat.
“2016 lalu kami sudah kirim sampah plastik ke Surabaya sebanyak 15 Ton dan sudah dipress menggunakan mesin sendiri,” tuturnya.
Dalam mengantisipasi pembuangan sampah liar oleh masyarakat, Jefri mengungkapkan, BLH telah melaksanakan lokakarya pada beberapa pekan lalu bersama tim dari Bank Sampah Jakarta.
Dia menjelaskan, sosialisasi tersebut tergolong berhasil. Buktinya, telah ada beberapa Sekolah di Timika mulai menjalankan program Bank Sampah seperti, SMPN II, SMPN V dan SMAN I.
Terkait dengan lokakarya pendauran ulang sampah, dia menilai harus dilakukan secara berkesinambungan. Sehingga bisa membudaya di kalangan masyarakat.
Menurut dia, hingga saat ini hanya ada beberapa persen saja masyarakat Mimika yang bisa memilah dan membuang sampah pada tempat-tempat khusus yang telah disediakan di beberapa tempat. Dengan kurangnya kesadaran masyarakat tersebut, akan memperpanjang persoalan penanganan sampah di Mimika.
“Kalau dari petugas pengangkut sampah itu setiap pagi pasti selalu laksanakan tugas. Tapi persoalannya, masyarakat masih banyak juga membuang sampah di tempat yang tidak terjangkau oleh petugas. Ada juga masyarakat yang membuang sampah di atas jam petugas mengangkut sampah,” tuturnya. (Acik)