Kelompok Tani Yapareke |
SAPA(TIMIKA)- Kelompok Petani Hutan "Yapareke" kampung Poumako berhasil mengolah dan menyulap buah mengrove menjadi kebutuhan sehari-hari seperti Sabun Sungligt, lulur, dan kue kering.
"Untuk menghasilkan salah satu produk membutuhkan waktu 3-4 minggu untuk dijadikan tepung. Tepung buah Manggove diolah lagi untuk kebutuhan yang lain," kata Ketua Kelompok Yapareke Felisitas Kapan kepada Salam Papua saat ditemui usai mengikuti pameran hari pangan sedunia di Kantor Ketahanan Pangan, Senin (16/10).
Dari produk yang dihasilkan kata Felisitas, sampai saat ini belum menggunakan alat modern melainkan alat manual. Meski belum memiliki alat yang modern, kelompo Yapareke tetap semangat untuk menghasilkan produk baru lainnya yang berasal dari buah mangrove.
"Kita belum ada alat canggih untuk mengolah tetapi paling tidak kita akan berupaya untuk menghasilkan produk lain untuk membantu perekonomian keluarga," ujarnya.
Untuk produk yang bersumber dari buah mangrove katanya, belum bisa dipasarkan secara luas karena yang dihasilkan masih dalam junlah kecil. Kemudian belum ada ijin resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memasarkan produk-produk yang ada.
"Produk yang kami hasilkan ini belum bisa kami pasarkan. Sehingga selama ini kami hanya mengikuti pameran, baik di Mimika maupun di luar Timika," katanya.
Kelompok yang terdiri dari mama-mama Papua ini mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten Mimika untuk bisa memberikan perhatian. Perhatian itu terutama alat pengolahan supaya kedepan produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan mampu bersaing dengan produk lainnya.
"Kita minta supaya ada bantuan berupa mesin pengolahan buah mangrove untuk mengolah dalam jumlah banyak," katanya. (Albin)
from SALAM PAPUA Petani Sulap Buah Mangrove Jadi Sabun Sunlight dan Lulur - Berita Harian Teratas