AMBON - BERITA MALUKU. Pasca gempabumi bermagnitudo 6,8 Skala Richter (SR) yang dimutakhirkan menjadi 6,5 SR yang menguncang Kota Ambon dan sekitarnya, pada Kamis (26/9) lalu, DPRD Provinsi Maluku lewat Tim Penanganan Pengungsi meninjau sejumlah lokasi pengungsi, yang terbagi di sejumlah lokasi, baik di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
"Kami kemarin dari tim penanganan pengungsi yang dibentuk DPRD Provinsi Maluku meninjau sejumlah lokasi pengungsi, mulai dari Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, yang mengungsi di sekitar Universitas Darusalam (Unidar) Ambon, setelah itu kami langsung menuju ke Kabupaten SBB. Sampai di SBB pukul 22.00 WIT, kami langsung meninjau sejumlah titik," kata Ketua Tim Penanganan Pengungsi DPRD Provinsi Maluku, Amir Rumra kepada wartawan, di Ambon, Selasa (8/10).
Selain meninjau, pihaknya juga menggelar tatap muka dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten SBB, yang dipimpin langsung oleh Bupati, Yasin Payapo.
Dari hasil peninjauan itu, kata Amir, ditemukan bahwa ternyata masyarakat masih trauma, dan enggan melakukan aktivitas di desa mereka pada malam hari. "Biasanya di pagi hari mereka akan turun dari lokasi pengungsi di daerah pegunungan kembali ke desa mereka, namun saat hari beranjak sore, mereka memilih kembali ke tempat pengungsian," kata Amir.
Menurut Amir, rata-rata pengungsi yang dijumpai tim di lokasi pengungsian mengeluh soal kurangnya tenda ataupun terpal. Bukan saja itu, pengungsi juga mengeluh soal tidak adanya tenaga kesehatan, karena banyak warga yang sudah terkena penyakit diare dan ISPA, khususnya lansia dan anak-anak.
"Yang kita harapkan adalah tenaga medis. Soal masalah logistik jangan hanya Pemerintah Daerah (Pemda), tapi semua relawan harus bergerak. Memang soal pelayanan kesehatan dan pendidikan, itu yang paling sulit di lokasi-lokasi pengungsian. Untuk itu, kami minta agar ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, baik kaupaten maupun provinsi," harap dia.
"Kami kemarin dari tim penanganan pengungsi yang dibentuk DPRD Provinsi Maluku meninjau sejumlah lokasi pengungsi, mulai dari Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, yang mengungsi di sekitar Universitas Darusalam (Unidar) Ambon, setelah itu kami langsung menuju ke Kabupaten SBB. Sampai di SBB pukul 22.00 WIT, kami langsung meninjau sejumlah titik," kata Ketua Tim Penanganan Pengungsi DPRD Provinsi Maluku, Amir Rumra kepada wartawan, di Ambon, Selasa (8/10).
Selain meninjau, pihaknya juga menggelar tatap muka dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten SBB, yang dipimpin langsung oleh Bupati, Yasin Payapo.
Dari hasil peninjauan itu, kata Amir, ditemukan bahwa ternyata masyarakat masih trauma, dan enggan melakukan aktivitas di desa mereka pada malam hari. "Biasanya di pagi hari mereka akan turun dari lokasi pengungsi di daerah pegunungan kembali ke desa mereka, namun saat hari beranjak sore, mereka memilih kembali ke tempat pengungsian," kata Amir.
Menurut Amir, rata-rata pengungsi yang dijumpai tim di lokasi pengungsian mengeluh soal kurangnya tenda ataupun terpal. Bukan saja itu, pengungsi juga mengeluh soal tidak adanya tenaga kesehatan, karena banyak warga yang sudah terkena penyakit diare dan ISPA, khususnya lansia dan anak-anak.
"Yang kita harapkan adalah tenaga medis. Soal masalah logistik jangan hanya Pemerintah Daerah (Pemda), tapi semua relawan harus bergerak. Memang soal pelayanan kesehatan dan pendidikan, itu yang paling sulit di lokasi-lokasi pengungsian. Untuk itu, kami minta agar ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, baik kaupaten maupun provinsi," harap dia.
from Berita Maluku Online Pasca Gempabumi, DPRD Maluku Tinjau Sejumlah Lokasi Pengungsian - Berita Harian Teratas