AMBON - BERITA MALUKU. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Provinsi Maluku terus melakukan monitoring dan mewaspadai keberadaan radikalisme dan terorisme di Maluku.
"Radikalisme dan terorisme, mungkin ada di Ambon tapi kita monitoring dan waspada," ujar Kepala FKPT Maluku, Abdul Rauf, pada acara agama, sosial dan budaya, yang berlangsung di Biz hotel, Kamis (05/03).
Untuk jumlah yang terpapar paham radikalisme dan tetorisme, dirinya tidak mengetahui pasti, karena yang mempunyai kewenangan adalah intelejen.
Bahkan Pihakanya tidak pernah memberikan ciri fisik kepada siapapun, Karena ditakutkan akan muncul stigma di masyarakat.
Hanya saja, dirinya mengungkapkan untuk radikalisme merupakan masyarakat pendatang dari luar daerah yang masuk ke Maluku.
Untuk dunia pendidikan, menurutnya dari berbagai penelitian radikalisme sudah masuk di sekolah dan perguruan tinggi. Namun di Maluku belum ditemukan.
"Kita tidak menutup itu, mudah-mudahan dengan langkah-langkah yang kita libatkan dari berbagai kegiatan yang ada selalu melibatkan dua komponen muslim maupun kristen, untuk mencegah hal itu," ucapnya.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasikan tentang pencegahan radikalisme dan terorisme ditengah masyarakat dan dunia pendidikan.
"Di sekolah perlu dilakukan, karena anak-anak ini masih fresh tentunya kita berharap bahwa para guru bisa memberikan penekanan bagaimana tentang tetorisme dan bagaimana dampak yang ditimbulkan di masyarakat," pintanya.
Sementara itu, Gubernur dalam sambutannya dibacakan Asisten II Setda Maluku, Frona Koedoeboen, memberikan apresiasi inisiatif BNPT dan FKPT serta mendorong internalisasi nilai agama dan budaya kepada guru dan anak didik di sekolah, guna meningkatkan pemahaman keagamaan dan perilaku sosial yang moderat.
"Tanggung jawab pencegahan radikalisme dan terorisme bukan menjadi tugas pemerintah saja, melainkan juga tugas seluruh masyarakat Maluku yang peduli dengan perdamaian,"cetusnya.
Dikatakan, pada era digital sekarang ini, berita bohong sangat mudah memapar generasi muda. "Disinilah peran aktif masyarakat yang direpresentasikan oleh para guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah guna menumbuhkan Moderasi Beragama atau penghindaran keestreman atas nama agama," tandasnya
Mantan Komandan Korps Brimob Polri itu mengajak mastarakat Maluku mensyukurinya. Sebab kondisi keamanan yang kondusif juga peran serta dan partisipasi masyarakat.
"Harus disyukuri, selama dua dekade pasca konflik, terdapat perkembangan positif ditandai dengan kondisi yang aman dan damai," pungkasnya.
"Radikalisme dan terorisme, mungkin ada di Ambon tapi kita monitoring dan waspada," ujar Kepala FKPT Maluku, Abdul Rauf, pada acara agama, sosial dan budaya, yang berlangsung di Biz hotel, Kamis (05/03).
Untuk jumlah yang terpapar paham radikalisme dan tetorisme, dirinya tidak mengetahui pasti, karena yang mempunyai kewenangan adalah intelejen.
Bahkan Pihakanya tidak pernah memberikan ciri fisik kepada siapapun, Karena ditakutkan akan muncul stigma di masyarakat.
Hanya saja, dirinya mengungkapkan untuk radikalisme merupakan masyarakat pendatang dari luar daerah yang masuk ke Maluku.
Untuk dunia pendidikan, menurutnya dari berbagai penelitian radikalisme sudah masuk di sekolah dan perguruan tinggi. Namun di Maluku belum ditemukan.
"Kita tidak menutup itu, mudah-mudahan dengan langkah-langkah yang kita libatkan dari berbagai kegiatan yang ada selalu melibatkan dua komponen muslim maupun kristen, untuk mencegah hal itu," ucapnya.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasikan tentang pencegahan radikalisme dan terorisme ditengah masyarakat dan dunia pendidikan.
"Di sekolah perlu dilakukan, karena anak-anak ini masih fresh tentunya kita berharap bahwa para guru bisa memberikan penekanan bagaimana tentang tetorisme dan bagaimana dampak yang ditimbulkan di masyarakat," pintanya.
Sementara itu, Gubernur dalam sambutannya dibacakan Asisten II Setda Maluku, Frona Koedoeboen, memberikan apresiasi inisiatif BNPT dan FKPT serta mendorong internalisasi nilai agama dan budaya kepada guru dan anak didik di sekolah, guna meningkatkan pemahaman keagamaan dan perilaku sosial yang moderat.
"Tanggung jawab pencegahan radikalisme dan terorisme bukan menjadi tugas pemerintah saja, melainkan juga tugas seluruh masyarakat Maluku yang peduli dengan perdamaian,"cetusnya.
Dikatakan, pada era digital sekarang ini, berita bohong sangat mudah memapar generasi muda. "Disinilah peran aktif masyarakat yang direpresentasikan oleh para guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah guna menumbuhkan Moderasi Beragama atau penghindaran keestreman atas nama agama," tandasnya
Mantan Komandan Korps Brimob Polri itu mengajak mastarakat Maluku mensyukurinya. Sebab kondisi keamanan yang kondusif juga peran serta dan partisipasi masyarakat.
"Harus disyukuri, selama dua dekade pasca konflik, terdapat perkembangan positif ditandai dengan kondisi yang aman dan damai," pungkasnya.
from Berita Maluku Online FKPT & BNPT Terus Monitoring Radikalisme dan Terorisme di Ambon - Berita Harian Teratas