AMBON - BERITA MALUKU. Sampai saat ini Pemerintah Daerah melalui satuan gugus tugas penanganan dan pencegagan Corona (Covid-19) Provinsi Maluku, terus melakukan pelacakan terhadap rekam jejak pasien asal Bekasi yang sudah dinyatakan positif terjangki virus yang berasal dari Wuhan, China ini.
Dalam pelacakan, ada empat tim yang dikerahkan untuk melacak jejak atau tracking warga Bekasi, yakni di Bandara, Hotel, RSUD dan Angkutan kendaraan yang ditumpangi 01.
"Jadi Provinsi dan Kota sudah bentuk 4 tim. Kalau di pesawat, dia duduk di kursi berapa, pegang tangan dengan siapa, duduk disamping siapa, di depannya siapa, di belakangnya siapa. Tim kita sudah tracking sampai ke situ, dan sudah punya data-data itu. Begitu juga di RSUD, dia dilayani oleh perawat di UGD siapa dan seterusnya," ujar Ketua Satuan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang dalam keterangan pers di kantor Gubernur Maluku, Senin (23/03).
Ia mengakui dalam pelacakan jejak pasien 01, sudah hampir 100 orang berpotensi.
"Karena dia pegang tangan disinilah, naik mobil pangkalan mana, dia naik angkot mana, itu kan tarik undur semua," tandasnya.
Terkait 14 teman pasien 01, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikal Pontoh, ke-14 temannya telah diperiksa semua dalam kondisi sehat. Hanya 4 orang yang kontak erat dengan pasien 01, yang diambil spesimen dan dikirimkan ke Jakarta untuk diperiksa.
"Spesimen yang diambil hanya yang kontak erat, itu baru dikirim sebentar (Senin sore)," tandasnya.
Jelasnya, sampat saat ini ke-14 orang tersebut masih diisolasi mandiri di hotel Amaris.
"Mereka statusnya observasi karena orang sehat. Ketika mereka sudah diisolasi dan kalau mereka menimbulkan gejala, baru mereka dikategorikan sebagai ODP. Tapi selama mereka belum ODP, mereka statusnya observasi," ungkapnya.
Disinggung pihak Amaris menyatakan kalau hotel tersebut akan disterilkan untuk proses pembersihan, Pontoh mengatakan tidak harus keluar. Tetapi, kalau memang mereka harus cabut dari Hotel Amaris, sudah ada lokasi isolasi mandiri untuk mereka yang disiapkan Satgas.
"Itu sebenarnya tidak seperti itu. Karena dari pihak Amaris juga menanyakan apa tindaklanjutnya. Kami sudah menyampaikan, kalaupun mereka dikeluarkan dari Amaris dan harus diisolasi, Pemda sudah menyiapkan tempatnya seperti di Diklat, ada 500 lebih tempat tidur, balai-balai yang dipersiapkan untuk mengawasi orang-orang yang berstatus ODP," jelasnya.
Ditanyai ada permintaan dari pihak Hotel Amaris agar karyawan juga diperiksa kesehatannya oleh Dinas Kesehatan, Pontoh mengatakan harus dikategorikan terlebih dahulu.
"Memang itu yang harus kita periksa. Kita harus mengkategorikan dulu ada yang kontak erat dan kontak biasa. Kalau kontak erat itu contohnya yang sekamar dengan kasus 01, tapi ada teman-temannya yang ketemunya di Bandara karena mereka ada dari beberapa daerah. Kontaknya itu hanya salaman. Kalau yang salaman ini kita masukkan dalam kontak rendah. Yang kontak erat itu yang sekamar termasuk perawat-perawat yang menerima (pasien 01) pertama kali. Yang ini yang akan kita ambil spesimennya. Sementara yang ada banyak ini karena kita harus mengidentifikasi cleaning servicenya, Gojeknya, kita akan lakukan screaning dengan menggunakan pemeriksaan RDT (Rapid Test). Mudah-mudahan sehari dua ini RDTnya datang, tapi orang-orang ini sudah kita anjurkan isolasi rumah, jadi dia tidak keluar, dia membatasi untuk ketemu dengan orang lain dan dirumah pun dibatasi diri dengan orang rumah," tuturnya.
Dalam pelacakan, ada empat tim yang dikerahkan untuk melacak jejak atau tracking warga Bekasi, yakni di Bandara, Hotel, RSUD dan Angkutan kendaraan yang ditumpangi 01.
"Jadi Provinsi dan Kota sudah bentuk 4 tim. Kalau di pesawat, dia duduk di kursi berapa, pegang tangan dengan siapa, duduk disamping siapa, di depannya siapa, di belakangnya siapa. Tim kita sudah tracking sampai ke situ, dan sudah punya data-data itu. Begitu juga di RSUD, dia dilayani oleh perawat di UGD siapa dan seterusnya," ujar Ketua Satuan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang dalam keterangan pers di kantor Gubernur Maluku, Senin (23/03).
Ia mengakui dalam pelacakan jejak pasien 01, sudah hampir 100 orang berpotensi.
"Karena dia pegang tangan disinilah, naik mobil pangkalan mana, dia naik angkot mana, itu kan tarik undur semua," tandasnya.
Terkait 14 teman pasien 01, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikal Pontoh, ke-14 temannya telah diperiksa semua dalam kondisi sehat. Hanya 4 orang yang kontak erat dengan pasien 01, yang diambil spesimen dan dikirimkan ke Jakarta untuk diperiksa.
"Spesimen yang diambil hanya yang kontak erat, itu baru dikirim sebentar (Senin sore)," tandasnya.
Jelasnya, sampat saat ini ke-14 orang tersebut masih diisolasi mandiri di hotel Amaris.
"Mereka statusnya observasi karena orang sehat. Ketika mereka sudah diisolasi dan kalau mereka menimbulkan gejala, baru mereka dikategorikan sebagai ODP. Tapi selama mereka belum ODP, mereka statusnya observasi," ungkapnya.
Disinggung pihak Amaris menyatakan kalau hotel tersebut akan disterilkan untuk proses pembersihan, Pontoh mengatakan tidak harus keluar. Tetapi, kalau memang mereka harus cabut dari Hotel Amaris, sudah ada lokasi isolasi mandiri untuk mereka yang disiapkan Satgas.
"Itu sebenarnya tidak seperti itu. Karena dari pihak Amaris juga menanyakan apa tindaklanjutnya. Kami sudah menyampaikan, kalaupun mereka dikeluarkan dari Amaris dan harus diisolasi, Pemda sudah menyiapkan tempatnya seperti di Diklat, ada 500 lebih tempat tidur, balai-balai yang dipersiapkan untuk mengawasi orang-orang yang berstatus ODP," jelasnya.
Ditanyai ada permintaan dari pihak Hotel Amaris agar karyawan juga diperiksa kesehatannya oleh Dinas Kesehatan, Pontoh mengatakan harus dikategorikan terlebih dahulu.
"Memang itu yang harus kita periksa. Kita harus mengkategorikan dulu ada yang kontak erat dan kontak biasa. Kalau kontak erat itu contohnya yang sekamar dengan kasus 01, tapi ada teman-temannya yang ketemunya di Bandara karena mereka ada dari beberapa daerah. Kontaknya itu hanya salaman. Kalau yang salaman ini kita masukkan dalam kontak rendah. Yang kontak erat itu yang sekamar termasuk perawat-perawat yang menerima (pasien 01) pertama kali. Yang ini yang akan kita ambil spesimennya. Sementara yang ada banyak ini karena kita harus mengidentifikasi cleaning servicenya, Gojeknya, kita akan lakukan screaning dengan menggunakan pemeriksaan RDT (Rapid Test). Mudah-mudahan sehari dua ini RDTnya datang, tapi orang-orang ini sudah kita anjurkan isolasi rumah, jadi dia tidak keluar, dia membatasi untuk ketemu dengan orang lain dan dirumah pun dibatasi diri dengan orang rumah," tuturnya.
from Berita Maluku Online Sekitar 100 Berpotensi Terpapar, 4 Spesimen Kerabat Pasien 01 Dikirim ke Balitbangkes Uji Spesimen - Berita Harian Teratas