AMBON - BERITA MALUKU. Dari hasil tes cepat (Rapid Test), dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Saparua, Maluku Tengah positif Virus Corona (Covid-19).
"Jadi dari hasil Rapid Test sore kemarin, dua PDP menunjukan reaktif atau positif. Keduanya sudah masuk di RS Saparua. Hasil Rapid Test ini tingkat akutar 80 persen, untuk itu masih perlu diuji spesimen di Lab DKI Jakarta. Dari hasil uji itu baru bisa diketahui pasti apakah Positif atau negatif," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang kepada awak media di kantor Gubernur, Minggu kemarin (05/04).
Jelasnya, kedua PDP merupakan pasangan suami istri yang baru melakukan perjalanan dari Raha, Sulawesi Tenggara dan tiba di Saparua pada 18 atau 19 Maret 2020.
"Jadi mereka berdua merupakan warga asli Saparua. Setelah tiba di Saparua, mereka merasakan sesak nafas dan seterusnya.
Sama halnya dengan pasien 74 tahun di RST Latumeten, maka kita akan konfirmasi lagi dengan PCR, yang akan dilakukan besok, mudah besok lancar-lancar," tuturnya.
Dikatakan, menindaklanjuti hasil Rapid Test, tim kesehatan langsung menuju ke Saparua untuk evakuasi dua pasien PDP.
"Jam 7 malam tim pergi mengevakuasi mereka, sementara mereka berada di RS Saparua," ucapnya.
Ditanya RS mana yang akan menampung dua pasien PDP ini, Sekda Maluku aktif ini tidak menjelaskannya.
Dari kasus ini, jelasnya, telah dilakukan pelacakan orang-orang yang melakukan kontak dengan kedua PDP, ada sebanyak 4 sampai 5 orang, yang merupakan keluarganya.
"Kondisi mereka, kalau kita memakai rapid tes lagi mereka positif maka kita akan bawa mereka semuanya ke Ambon. Kapanya itu tergantung dokter, saya sudah informasikan kepada petugas kesana, tergantung dokter. Kalau misalnya kondisi buruk maka lebih cepat lebih baik. Jadi kita tidak akan swab disana, tapi disini (Ambon) saja, kita tes rapid untuk beberapa orang di dalam rumah, karena melakukan perjalanan tidak hanya suami istri ini saja," ulasnya.
Dari hal ini, Kasrul menghimbau kepada seluruh basudara Maluku agar tidak boleh panik berlebihan, namun tetap harus waspada, dan mengikuti aturan yang sudah disampaikan pemerintah.
"Mereka adalah suadara kita, bukan berarrti kita takut dan memberikan stigma negatif berlebihan. Kita menangani mereka sesuai prosedur kesehatan. Kita perlakukan kedua PDP seperti pasien Positif, tim medis dilengkapi dengan APD," ucapnya.
"Kita sudah sama-sama tahu virus ini tidak menular lewat udara, kecuali orang bersin makanya kita jaga jarak dua meter. Jangan kira menstigma berlebihan kepada pasien, keluarga bahkan lingkungannya," sambungnya.
Yang paling penting saat ini, kata Kasrul, lingkungan harus dijaga dengan baik, kalau ada orang yang melakukan perjalanan dari daerah terpapar maka lapor ke RT, kemudian ikuti anjuran pemerintah.
"Mari kita berdoa, semoga spesimen suami istri yang akan dikirim ke Lab DKI Jakarta hasilnya negatif, begitu juga satu PDP di RST Latumeten," ajaknya.
"Jadi dari hasil Rapid Test sore kemarin, dua PDP menunjukan reaktif atau positif. Keduanya sudah masuk di RS Saparua. Hasil Rapid Test ini tingkat akutar 80 persen, untuk itu masih perlu diuji spesimen di Lab DKI Jakarta. Dari hasil uji itu baru bisa diketahui pasti apakah Positif atau negatif," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang kepada awak media di kantor Gubernur, Minggu kemarin (05/04).
Jelasnya, kedua PDP merupakan pasangan suami istri yang baru melakukan perjalanan dari Raha, Sulawesi Tenggara dan tiba di Saparua pada 18 atau 19 Maret 2020.
"Jadi mereka berdua merupakan warga asli Saparua. Setelah tiba di Saparua, mereka merasakan sesak nafas dan seterusnya.
Sama halnya dengan pasien 74 tahun di RST Latumeten, maka kita akan konfirmasi lagi dengan PCR, yang akan dilakukan besok, mudah besok lancar-lancar," tuturnya.
Dikatakan, menindaklanjuti hasil Rapid Test, tim kesehatan langsung menuju ke Saparua untuk evakuasi dua pasien PDP.
"Jam 7 malam tim pergi mengevakuasi mereka, sementara mereka berada di RS Saparua," ucapnya.
Ditanya RS mana yang akan menampung dua pasien PDP ini, Sekda Maluku aktif ini tidak menjelaskannya.
Dari kasus ini, jelasnya, telah dilakukan pelacakan orang-orang yang melakukan kontak dengan kedua PDP, ada sebanyak 4 sampai 5 orang, yang merupakan keluarganya.
"Kondisi mereka, kalau kita memakai rapid tes lagi mereka positif maka kita akan bawa mereka semuanya ke Ambon. Kapanya itu tergantung dokter, saya sudah informasikan kepada petugas kesana, tergantung dokter. Kalau misalnya kondisi buruk maka lebih cepat lebih baik. Jadi kita tidak akan swab disana, tapi disini (Ambon) saja, kita tes rapid untuk beberapa orang di dalam rumah, karena melakukan perjalanan tidak hanya suami istri ini saja," ulasnya.
Dari hal ini, Kasrul menghimbau kepada seluruh basudara Maluku agar tidak boleh panik berlebihan, namun tetap harus waspada, dan mengikuti aturan yang sudah disampaikan pemerintah.
"Mereka adalah suadara kita, bukan berarrti kita takut dan memberikan stigma negatif berlebihan. Kita menangani mereka sesuai prosedur kesehatan. Kita perlakukan kedua PDP seperti pasien Positif, tim medis dilengkapi dengan APD," ucapnya.
"Kita sudah sama-sama tahu virus ini tidak menular lewat udara, kecuali orang bersin makanya kita jaga jarak dua meter. Jangan kira menstigma berlebihan kepada pasien, keluarga bahkan lingkungannya," sambungnya.
Yang paling penting saat ini, kata Kasrul, lingkungan harus dijaga dengan baik, kalau ada orang yang melakukan perjalanan dari daerah terpapar maka lapor ke RT, kemudian ikuti anjuran pemerintah.
"Mari kita berdoa, semoga spesimen suami istri yang akan dikirim ke Lab DKI Jakarta hasilnya negatif, begitu juga satu PDP di RST Latumeten," ajaknya.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Hasil Rapid Test, Dua Warga di Saparua Positif Covid-19 - Berita Harian Teratas