AMBON - BERITA MALUKU. Salah satu persoalan yang selama ini menjadi keluhan masyarakat adalah anjloknya harga cengkeh.
Hal ini dibuktikan saat reses Anggota Komisi VI DPR RI, Hendrik Lewerissa, di berbagai tempat, SBT, SBB, Maluku Tengah, dan Pulau Ambon.
"Memang harga cengkeh di Maluku telah menjadi keluhan lama, tentu harus ada upaya mencari solusi," ujar Lewerissa kepada awak media di Ambon, Selasa (22/12/2020) kemarin.
Isu ini, menurutnya telah diangkat dalam rapat bersama Kementerian Perdagangan, saat kunjungan kerja ke Makassar, Sulawesi Selatan tanggal 17 Desember. Karena disadari bagi Petani cengkeh di Maluku, keluhan terhadap harga cengkeh yang fluktuatif terutama di bulan Desember dan Januari, atau l menjelang Natal dan Tahun baru. Dan kembali naik di bulan Maret, April dan selanjutnya.
"Jadi seolah-olah petani cengkeh merasa mereka tidak dilindungi dari sisi harga jual cengkeh yang dihadapi. Sebagai wakil rakyat, keluhan ini harus disuarakan, kita tidak mungkin berdiam diri menyaksikan keluhan masyarakat. Bagi mereka, misalnya negara bisa mengatur soal harga Gabah, Gula, Daging, minyak, termasuk beras, kenapa komoniti ini tidak bisa diatur," tuturnya.
Dijelaskan, jika harga jual cengkeh dilepaskan pada mekanisme pasar, pasti ada alasa hukum pasar, yaitu permintaan dan penawaran, bisa saja pembeli cengkeh beralasan suplai lagi berlebihan atau over stock. Karena barangnya banyak, tentu harganya rendah. Namun petani tidak mengetahui betul berapa suplai cengkeh yang ada di Indonesia, terutama yang dibutuhkan pabrik rokok dan lain.
Sehingga, kata dia sulit memastikan apa benar harga cengkeh di pengaruhi suplai, atau memang ada praktek-praktek monopoli yang kemudian melakukan praktek usaha atau persaingan bisnis yang tidak sehat dengan menetapkan harga.
"Kalau pembeli cengkeh hanya satu dua orang, yang merupakan pembeli utama di atasnya dengan cara membentuk seolah-olah ada pembeli di kabupaten/kota, sehingga terkesam ada persaingan, kompetisi padahal kalau ditelusuri sebenarnya tidak juga, karena hanya pembeli beberapa saja," tandasnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada
pemerintah sebagai representasi negara, tidak bisa berdiam diri membiarkan komuniti hidup orang banyak di Maluku di kendalikan pasar begitu saja, tetapi harus ada intervensi kebijakan pemerintah.
"Bisa saja pemerintah membangun gudang-gudang penampungan, lalu membeli cengkeh dari petank dengan harga wajar, dan kemudian melepaskan ke pasar ketika harga memadai," jelasnya.
Terkait hal ini, ungkap Lewerissa, Kementerian Perdagangan, cukup positif menanggapib keluhan masyarakat, sehingga perlu pengadaan gudang-gudang penampungan di pusat pembelian cengkeh menjadi wacana.
"Jadi kita tunggu saja apa implementasinya atau langkah konkrit, sehingga nasib petani cengkeh dapat dilindungi, atau sejahtera dibandingkan saat ini," pungkasnya.
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Turunnya Harga Cengkeh, Lewerissa: Perlu Ada Gudang Penampungan - Berita Harian Teratas