SAPA (TIMIKA) - Kepala Dinas Pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana (P3AP2KB) Kabupaten Mimika, Maria Rettob berharap agar masyarakat tidak takut soal program keluarga berencana (KB).
Maria menyebut progam KB tidak semata berbicara tentang alat kontrasepsi namun juga KB mengajak masyarakat untuk bagaimana membina dan membangun keluarga yang lebih harmonis.
Menurut Maria, rumah tangga yang sejahtera harus dibangun dari dalam keluarga tersebut dan diawali dengan rencana.
"Sebagian masyarakat masih berpandangan bahwa KB adalah untuk membatasi anak, masyarakat jangan takut soal KB karena program KB tidak membatasi kelahiran melainkan menunda kehamilan atau menjaga jarak kelahiran maksimal dua tahun, sehingga ibu yang melahirkan tetap sehat dan anak juga tidak gizi buruk dan stunting," ujarnya.
Kini Pemkab Mimika melalui Dinas P3AP2KB telah membina lebih dari 14 kampung KB di Mimika.
Maria menilai, sebagian masyarakat telah memahami dan mau mengikuti program KB.
Guna memperkuat itu, Dinas P3AP2KB Kabupaten Mimika melakukan sosialisasi terkait penguatan peran serta organisasi kemasyarakatan dan mitra lainnya dalam pelaksanaan pelayanan pembinaan kesetaraan ber-KB dengan menghadirkan peserta yang merupakan warga binaan kampung KB dari kampung yang berada di wilayah kota.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Mimika, Yulius Sasarari, yang hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan, sesuai dengan UU nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan penduduk dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi kependudukan.
Bahkan, sambung Yulius, hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan undang-undang negara RI tahun 1945 adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, bahwa pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan penduduk dan perkembangan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan sebagai titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi, serta mengikuti jarak kehamilan dan kelahiran anak dan membina keluarga yang berkualitas.
"Jika hal-hal tersebut dapat diperhatikan dengan baik tentunya dapat mempengaruhi kualitas hidup keluarga dari sisi kesehatan, pendidikan akan berjalan baik dan dapat dipastikan akan bahagia," ujarnya.
Demikian juga jika reproduksi yang sehat maka kesejahteraan fisik mental dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit dan lain sebagainya, ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya tampung di lingkungan.
"Keberhasilan dan mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk serta keluarga akan memperbaiki segala aspek dan dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat untuk lebih maju mandiri dan dapat berdampingan dengan bangsa lain dan dapat mempercepat terwujudnya pembangunan berkelanjutan sesuai kebijakan pemerintah pusat dalam program keluarga berencana kepada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk Papua dan Kabupaten Mimika adalah sangat bermanfaat dalam mengatur kehidupan keluarga yang terencana dengan baik. Terencana yang dimaksud adalah mengatur kualitas hidup ibu, mengatur kesehatan reproduksi yang sehat," tutupnya. (Jefri Manehat)
from SALAM PAPUA Jangan Takut Ikut KB, Itu Untuk Membina Rumah Tangga yang Lebih Harmonis - Berita Harian Teratas