Acara bakar batu yang digelar Warga Distrik Tembagapura di halama SD Waa-Banti. (Foto-Istimewa) |
SAPA (TIMIKA)- Warga Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika menggelar bakar batu dengan memotong tujuh ekor babi, pada acara syukuran satu tahun pengungsi kembali ke kampung halamannya.
Gedung SD Waa-Banti itu dalam kondisi rusak karena terbakar saat konflik bersenjata 2020 lalu.
Dalam acara syukuran yang di pimpin Mama Martina Natkime, dilakukan juga doa bersama.
Kegiatan tersebut dihadiri warga dari semua kampung di wilayah Distrik Tembagapura yakni Kampung Banti I , Banti II, Tagabera, Opitawak, Kimbeli, Utikini, Kali kabur, Aroanop, Kampung Tsinga dan Kampung Pertanian.
Semua warga yang hadir nampak antusias mengikuti acara tersebut.
Hal ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena setelah meninggalkan kampung halaman mereka untuk mengungsi di Timika akibat konflik bersenjata pada 2020 lalu, kini mereka sudah kembali ke kampung halamannya tepat satu tahun yang lalu.
Pada Selasa (22/2/2022), sekira Pukul 04.00 WIT warga mulai memotong tujuh ekor babi dan melakukan berbagai persiapan untuk acara bakar batu.
Pemotongan tujuh ekor babi itu dilakukan oleh laki-laki dari Kampung Banti, Kimbeli dan Kampung Opitawak.
Sementara mama-mama bertugas membersihkan keladi, sayur-sayuran dan menyiapkan daun-daunan untuk mengalas daging babi saat proses masak dengan cara bakar batu.
Sambil menyiapkan segala sesuatunya untuk bakar batu sejumlah warga menyanyi dan menari yang dalam bahasa Amungme, Damal dan Dani di sebut wesisi.
Kemudian sekira Pukul 08.40 WIT, mulai bergabung Pasukan Gabungan TNI, Polri, Brimob, Kopasus dan Satgas setempat untuk menjaga keamanan saat kegiatan berlangsung.
Pada Pukul 10. 00 WIT Anggota Brimob mendatangkan bantuan Sembako sementara TNI dan Polri membantu air mineral.
Selanjutnya Pukul 11. 00 WIT, warga mulai bakar batu sambil membahas beberapa persoalan seperti kondisi sekolah dan rumah sakit di Kampung Waa-Banti yang rusak parah dan perlu ada pembangunan yang baru.
ntuk masalah ini warga berharap bisa ada perhatian dari pemerintah dan PT Freeport Indonesia.
Dalam satu tahun pengungsi kembali, kampung halaman mereka belum pulih total.
Kemudian pada Pukul 12. 00 WIT acara syukuran dimulai yang dipandu oleh Dessy Pinimet dan Hengky Omabak.
Sambutan selamat datang disampaikan oleh Ketua Panitia, Mama Martina Natkime.
Ia menyampaikan dalam acara sykuran ini juga sebagai kesempatan menyampaikan aspirasi bahwa kampung halaman mereka butuh perhatian serius, seperti perbaikan rumah-rumah warga, sekolah dan rumah sakit yang rusak akibat konflik dan juga masalah penerangan di kampung kampung-kampung tersebut.
Perhatian itu diharapkan dari PT Freeport Indonesia melalui Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) dengan berkoordinasi bersama pemerintah dan lembaga adat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang diawali dengan nyanyian dalam bahasa daerah setempat oleh mahasiswa dan masyarakat dari Timika.
Doa pembukaan dipimpinan Pdt. Sem Magal, nyanyian pengantar Injil yang juga dibawakan dalam bahasa daerah oleh mahasiswa dan masyarakat dari Timika.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan Firman Tuhan oleh Pdt. Hengky Magal.
Kemudian doa penutup oleh Hose Dwitau.
Setelah itu pada Pukul 12.30 WIT dilanjukan dengan sambutan-sambutan yang diawali oleh Mama Martina Natkime.
Dia mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memampukannya dan semua pihak yang terlibat dalam mengurus acara sykuran itu sehingga berjalan dengan baik.
“Saya bukan kaki-laki saya ini perempuan tapi saya bisa melakukan semua ini karena kuasa Tuhan. banyak yang tidak suka dengan saya karena budaya patriarki yang masih kental di masyarakat, karena saya perempuan baru buat begini ada yang bilang karena Mama Martina punya kepentingan tapi tidak masalah itu proses kehidupan. Saya lakukan semua ini untuk kepentingan masyarakat saya,” ujarnya.
Berikut, sambutan disampaikan Hengky Omabak, yang juga terlibat sebagai panitia kegiatan.
Selanjutnya Kepala Distrik Tembagapura, Tobias Jawame, kemudian perwakilan dari TNI dan Polri, dan perwakilan PT Freeport Indonesia, Martinus Badi.
Kesempatan selanjutnya diberikan kedapa Pdt. Hengky Magal, kemudian Adolfina Kum mewakili Mahasiswa dan masyarakat dari Timika.
Berikutnya sambutan dari perwakilan Koramil 1710-04/Tembagapura, Babinsa, Serka Anton Alom sebagai putera asli suku Amungme yang sempat Membantu Mama Martina Natkime dalam menangani korban pengungsian.
Setelah sambutan-sambutan dilanjutkan dengan pembacaan dan penyerahan surat rekomendasi oleh panitia kepada perwakilan Manajemen PT Freeport Indonesia dalam hal ini diwakili pihak Community Liaision Officer (CLO), Martinus Badi.
Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.
Kegiatan pengucapan syukur itu selesai tepat Pukul 14.00 WIT. (Yosefina)
from SALAM PAPUA Warga Tembagpura Gelar Bakar Batu, Syukuran Satu Tahun Pengungsi Kembali ke Kampung Halaman - Berita Harian Teratas