2017 menjadi tahun istimewa bagi mahasiswa Port Numbay Program PKP3N yang saat ini berkuliah di UKSW Salatiga karena berhasil menorehkan berbagai prestasi |
2017 menjadi tahun istimewa bagi mahasiswa Port Numbay Program Pendidikan Khusus Putra-Putri Port Numbay (PKP3N) yang saat ini berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga karena berhasil menorehkan berbagai prestasi.
Demikian pernyataan mantan Rektor UKSW Salatiga, Prof. Drs. John A. Titaley, Th.D, yang juga sebagai Orang Tua Asuh mahasiswa Port Numbay di kampus tersebut.
Berawal dari salah satu mahasiswa Angkatan 2013 yang lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi Program Studi Hubungan Internasional dalam waktu 3,5 setengah tahun.
“Dan ini merupakan prestasi yang cukup baik bersama tiga mahasiswa lainnya,” urainya.
Kemudian, ada lagi mahasiswa yang mampu meraih juara pertama dalam Lomba Poster Biologi di Manado yang diselenggarakan pada 2017 lalu.
Selain itu juga, kemampuan mempresentasikan penulisan hingga berhasil dalam jurnal akuntansi pada pertemuan ke-5 Tingkat Nasional di Solo yang diikuti 207 peserta dan kemudian berlanjut pada pertemuan tingkat Asia Afrika di Malaysia.
Prestasi lainnya, mahasiswa dari Angkatan 2016 asal Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mampu menjalani tiga semester pada tahun pertama kuliah dan di tahun 2017/2018 menjalani semester IV.
“Bahkan 4 semester tersebut berturut-turut berhasil mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4, dan ini bukan sembarang orang untuk mempertahankan IPK 4 berturut-turut,” pujinya.
Diakui Titaley, secara umum hanya 2 persen mahasiswa yang memiliki IPK di bawah 2,00
dibanding 98 persen dari seluruh mahasiswa program PKP3N yang meraih IPK di atas 2,00.
“Dari 98 persen ini sebanyak 30 persen mencapai IPK diatas 2, kemudian 68 persen mencapai IPK di atas 3. Artinya di atas 3 lebih banyak dua kali daripada di bawah 3 atau di atas dua,” bebernya.
Hal ini, menurut mantan Rektor UKSW dua periode ini merupakan prestasi yang tidak kecil.
“Artinya hanya dua persen saja yang belum optimal dalam belajar,” sambungnya.
Walaupun diakuinya, sesuai peraturan UKSW untuk IPK di bawah 2,00 masih diberi toleransi untuk meningkatkannya.
“Hanya saja, apabila dalam waktu 4 hingga 5 semester tetap tidak bisa menaikkan IPK maka mereka harus keluar dari universitas dan tidak bisa meneruskan studinya,” pungkasnya.
Program PKP3N dicetuskan Wali Kota DR. Benhur Tomi Mano, MM yang nota bene adalah putra asli Port Numbay.
Kepala daerah dua periode ini berkomitmen menyiapkan SDM yang baik, agar kelak nanti putra/i berprestasi ini akan kembali dan menjadi pemimpin di tanah kelahiran mereka, Port Numbay.
(Har)
from Berita Papua 2017, Mahasiswa UKSW asal Port Numbay Torehkan Berbagai Prestasi - Berita Harian Teratas