BERITA MALUKU. Sarasehan Nasional Merawat Perdamaian yang bertajuk "Belajar dari Resolusi Konflik dan Damai di Maluku dan Maluku Utara untuk Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur” di hari kedua mulai memasuki agenda utama yaitu Refleksi atas Konflik dan Damai di Maluku dan Maluku Utara untuk Ketahanan Nasional.
Siaran pers Pendam XVI/Pattimura kepada media ini, Kamis (12/7/2018) menyebutkan, Panitia menjadwalkan membagi diskusi panel menjadi empat sesi dengan empat subtema yang akan diikuti para peserta, bertempat di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sekjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo, sebagai pencetus kegiatan tersebut menjelaskan, dibaginya diskusi ini dimaksudkan agar peserta dapat lebih fokus menemukan solusi terhadap permasalahan terkait Ketahanan Nasional.
Diskusi panel diawali oleh Staf Khusus Mensos RI an. Dr. M. Alfat Alfian, SE., M.Si. Dalam Keynote Speechnya Beliau menyampaikan bahwa pembangunan manusia dan kebudayaan merupakan faktor penting untuk menyelesaikan konflik di daerah manapun juga, untuk itu peran media massa baik media cetak, eletronik dan online sangat penting. Untuk itu dirinya mengingatkan pelaku dan pemilik media massa harus bijak dalam membuat pemberitaan yang berkaitan dengan kondisi sosial, budaya dan potensi konflik lainnya.
Pembicara diskusi panel V, para Rektor Perguruan Tinggi di wilayah Maluku (Unpatti, IAIN, dan IAKN) dan Maluku Utara (Universitas Khairun, IAIN dan Universitas Nemotemo) yang turut memberikan pendapat terkait peran Perguruan Tinggi dalam Resolusi Konflik dan Damai yang dinilai sangat penting karena sejatinya Perguruan Tinggi merupakan cerminan kehidupan toleransi antar suku bangsa, agama, ras dan adat istiadat. Selain itu Perguruan Tinggi merupakan pusat dari akademisi yang memikirkan permasalahan-permasalahan bangsa termasuk Konflik di daerah-daerah, serta mendorong terjadinya Perjanjian Damai di Daerah Konflik.
Pada sesi diskusi VI, Sekjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo juga berkesempatan memberikan sedikit gambaran mengenai Potensi Maluku dan Maluku Utara yang sangat besar, namun belum dikelola secara maksimal oleh masyarakat dan pemerintah. Untuk itu salah satu upaya yang telah dilakukan yaitu dengan Program Emas Biru dan Emas Hijau yang dicanangkan oleh Kodam XVI/Pattimura yang mana telah menjadi solusi dan alat untuk menyelesaikan Konflik di Maluku dan Maluku Utara, serta upaya untuk mengembalikan kejayaan Malukudan MalukuUtara baik laut danrempah-rempahnya. Program Emas Biru dan Emas Hijaudirasa sekali manfaatnya yang membuat Kemajuan kepada masyarakat Maluku dan Maluku Utara saat ini, bahkan menjadikan kedua Provinsi tersebut sebagai daerah dengan tingkat kesejahteraan dan tingkat kebahagiaan tertinggi.
Untuk itu Sekjen Wantannas berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan, salah satunya dengan menyusun Perda tentang Pengelolaan Pesisir Pantai dan Lumbung Ikan Nasional guna meningkatkan pendapatan baik dari segi ekspor-import dan aspek pariwisata (homestay). Sekjen Wantannas juga berharap Pemerintah, Aparat TNI/Polri dan selururh komponen masyarakat dibantu media massa harus dapat memberikan jaminan kepada para investor asing maupun lokal.
Dalam kesempatan yang sama Menko Maritim RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut B. Panjaitan dalam Keynote Speechnya menyampaikan bahwa, terkait Potensi Maluku dan Maluku Utara sangat kaya perlu adanya eksplorasi secara efektif dan optimal. Kedepannya Maluku harus bisa ekspor langsung hasil perikanannya ke Luar Negeri, untuk itu perlu Birokrasi dan aturan perlu disusun untuk regulasi ekspor langsung. Menurut Beliau, Perekonomian Indonesia masih tumbuh baik ditengah volatilitas ekonomi global, Pemda harus berinovasi secara dinamis dalam menarik investor dan wisatawan asing agar dapat menghasilkan money income (Devisa )bagi pendapatan daerah.
Beliau berpesan Perdamaian di Maluku dan Maluku Utara agar menjadi Pembelajaran bagi pemimpin-Pemimpin dan Rakyat bukan hanya di Jakarta tetapi diseluruh daerah sehingga kedepannya Indonesia bisa lebih kompak dalam menjaga kedamaian serta membangun NKRI yang sangat kita cintai. Beliau menyampaikan kedepannya, Pemerintah Pusat RI akan membuat Program Pemerintah Pusat RI khususnya bagi wilayah Maluku dann Maluku Utara khusus bagi wilayah Maluku dan Maluku Utara, yaitu daerah Morotai yang akan disiapkan sebagai destinasi pariwisata di Maluku, pembuatan keramba raksasa untuk budi daya ikan laut di Teluk2 di wilayah Maluku dan Maluku Utara, perluasan Landasan lapangan terbang di wilayah Bacan sehingga memudahkan akses transportasi udara yang menunjang pertumbuhan ekonomi, dan Program Maluku melaksanakan ekspor langsung, tanpa harus melalui Surabaya atau Jakarta.
Pada akhir sesi diskusi yang dimoderatori oleh pembawa acara kondang Rosiana Silalahi, Watimpres RI Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar berkesempatan memberikan pendapat terkait Pendekatan Kesejahteraan yang telah dilakukan Kodam XVI/Pattimura melalui Program Emas Biru dan Emas Hijau sangat efektif dan efisien dalam menciptakan kedamaian dan menjaga kedaulatan NKRI di Maluku dan Maluku Utara. Dirinya berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lain harus bercermin kepada Maluku dan Maluku Utara dalam menyelesaikan konflik, karena tidak ada negara yang besar tanpa rasa Nasionalisme yang kuat dari masyarakatnya.
Sedangkan Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjoyo juga menyinggung masalah Rasa Bela Negara. Menurutnya, meningkatkan Rasa Bela Negara di setiap individu dan pengimplementasi secara nyata merupakan cara untuk Membangun Ketahanan Nasional, membangun bangsa dan negara serta Merawat Perdamaian.
Walikota Ambon juga berkesempatan hadir dan menyampaikan penjelasan tentang Kota Ambon dan Provinsi Maluku telah berhasil mengatasi konflik dengan dukungan segala pihak dan kesadaran masyarakat. Hal ini menjadikan Ambon sebagai kota yang lebih dewasa dan matang karena belajar dari pengalamannya di masa lalu. Menurutnya, Ambon saat ini sudah bangkit dan sedang menunjukkan eksistensinya yang lebih baik, diantaranya Ambon sebagai City of Musics. Kedepannya Beliau berharap Ambon mampu menjadi Kota Religious dan Ambon Kota yang sejahtera melalui perdagangan, pariwisata dan perikanan.
Acara berlanjut dengan pemaparan yang disampaikan oleh Akademisi Unpatti, Prof. Alex Retraubun. Dirinya menyampaikan Kebijakan Pemerintah bisa menjadikan manfaat. Sehingga harus benar-benar dalam pembahasannya. Masih ditemukannya regulasi-regulasi terkait Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan Maluku yang belum terselesaikan, sehingga perlu menjadi perhatian bagi semua pihak. Menurutnya Lumbung Ikan Nasional di Maluku seharusnya menjadi "Political Will" negara yang seharusnya menjadi energi positif tinggi untuk diwujudkan sekaligus membangkitkan gairah ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
Siaran pers Pendam XVI/Pattimura kepada media ini, Kamis (12/7/2018) menyebutkan, Panitia menjadwalkan membagi diskusi panel menjadi empat sesi dengan empat subtema yang akan diikuti para peserta, bertempat di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sekjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo, sebagai pencetus kegiatan tersebut menjelaskan, dibaginya diskusi ini dimaksudkan agar peserta dapat lebih fokus menemukan solusi terhadap permasalahan terkait Ketahanan Nasional.
Diskusi panel diawali oleh Staf Khusus Mensos RI an. Dr. M. Alfat Alfian, SE., M.Si. Dalam Keynote Speechnya Beliau menyampaikan bahwa pembangunan manusia dan kebudayaan merupakan faktor penting untuk menyelesaikan konflik di daerah manapun juga, untuk itu peran media massa baik media cetak, eletronik dan online sangat penting. Untuk itu dirinya mengingatkan pelaku dan pemilik media massa harus bijak dalam membuat pemberitaan yang berkaitan dengan kondisi sosial, budaya dan potensi konflik lainnya.
Pembicara diskusi panel V, para Rektor Perguruan Tinggi di wilayah Maluku (Unpatti, IAIN, dan IAKN) dan Maluku Utara (Universitas Khairun, IAIN dan Universitas Nemotemo) yang turut memberikan pendapat terkait peran Perguruan Tinggi dalam Resolusi Konflik dan Damai yang dinilai sangat penting karena sejatinya Perguruan Tinggi merupakan cerminan kehidupan toleransi antar suku bangsa, agama, ras dan adat istiadat. Selain itu Perguruan Tinggi merupakan pusat dari akademisi yang memikirkan permasalahan-permasalahan bangsa termasuk Konflik di daerah-daerah, serta mendorong terjadinya Perjanjian Damai di Daerah Konflik.
Pada sesi diskusi VI, Sekjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo juga berkesempatan memberikan sedikit gambaran mengenai Potensi Maluku dan Maluku Utara yang sangat besar, namun belum dikelola secara maksimal oleh masyarakat dan pemerintah. Untuk itu salah satu upaya yang telah dilakukan yaitu dengan Program Emas Biru dan Emas Hijau yang dicanangkan oleh Kodam XVI/Pattimura yang mana telah menjadi solusi dan alat untuk menyelesaikan Konflik di Maluku dan Maluku Utara, serta upaya untuk mengembalikan kejayaan Malukudan MalukuUtara baik laut danrempah-rempahnya. Program Emas Biru dan Emas Hijaudirasa sekali manfaatnya yang membuat Kemajuan kepada masyarakat Maluku dan Maluku Utara saat ini, bahkan menjadikan kedua Provinsi tersebut sebagai daerah dengan tingkat kesejahteraan dan tingkat kebahagiaan tertinggi.
Untuk itu Sekjen Wantannas berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan, salah satunya dengan menyusun Perda tentang Pengelolaan Pesisir Pantai dan Lumbung Ikan Nasional guna meningkatkan pendapatan baik dari segi ekspor-import dan aspek pariwisata (homestay). Sekjen Wantannas juga berharap Pemerintah, Aparat TNI/Polri dan selururh komponen masyarakat dibantu media massa harus dapat memberikan jaminan kepada para investor asing maupun lokal.
Dalam kesempatan yang sama Menko Maritim RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut B. Panjaitan dalam Keynote Speechnya menyampaikan bahwa, terkait Potensi Maluku dan Maluku Utara sangat kaya perlu adanya eksplorasi secara efektif dan optimal. Kedepannya Maluku harus bisa ekspor langsung hasil perikanannya ke Luar Negeri, untuk itu perlu Birokrasi dan aturan perlu disusun untuk regulasi ekspor langsung. Menurut Beliau, Perekonomian Indonesia masih tumbuh baik ditengah volatilitas ekonomi global, Pemda harus berinovasi secara dinamis dalam menarik investor dan wisatawan asing agar dapat menghasilkan money income (Devisa )bagi pendapatan daerah.
Beliau berpesan Perdamaian di Maluku dan Maluku Utara agar menjadi Pembelajaran bagi pemimpin-Pemimpin dan Rakyat bukan hanya di Jakarta tetapi diseluruh daerah sehingga kedepannya Indonesia bisa lebih kompak dalam menjaga kedamaian serta membangun NKRI yang sangat kita cintai. Beliau menyampaikan kedepannya, Pemerintah Pusat RI akan membuat Program Pemerintah Pusat RI khususnya bagi wilayah Maluku dann Maluku Utara khusus bagi wilayah Maluku dan Maluku Utara, yaitu daerah Morotai yang akan disiapkan sebagai destinasi pariwisata di Maluku, pembuatan keramba raksasa untuk budi daya ikan laut di Teluk2 di wilayah Maluku dan Maluku Utara, perluasan Landasan lapangan terbang di wilayah Bacan sehingga memudahkan akses transportasi udara yang menunjang pertumbuhan ekonomi, dan Program Maluku melaksanakan ekspor langsung, tanpa harus melalui Surabaya atau Jakarta.
Pada akhir sesi diskusi yang dimoderatori oleh pembawa acara kondang Rosiana Silalahi, Watimpres RI Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar berkesempatan memberikan pendapat terkait Pendekatan Kesejahteraan yang telah dilakukan Kodam XVI/Pattimura melalui Program Emas Biru dan Emas Hijau sangat efektif dan efisien dalam menciptakan kedamaian dan menjaga kedaulatan NKRI di Maluku dan Maluku Utara. Dirinya berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lain harus bercermin kepada Maluku dan Maluku Utara dalam menyelesaikan konflik, karena tidak ada negara yang besar tanpa rasa Nasionalisme yang kuat dari masyarakatnya.
Sedangkan Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjoyo juga menyinggung masalah Rasa Bela Negara. Menurutnya, meningkatkan Rasa Bela Negara di setiap individu dan pengimplementasi secara nyata merupakan cara untuk Membangun Ketahanan Nasional, membangun bangsa dan negara serta Merawat Perdamaian.
Walikota Ambon juga berkesempatan hadir dan menyampaikan penjelasan tentang Kota Ambon dan Provinsi Maluku telah berhasil mengatasi konflik dengan dukungan segala pihak dan kesadaran masyarakat. Hal ini menjadikan Ambon sebagai kota yang lebih dewasa dan matang karena belajar dari pengalamannya di masa lalu. Menurutnya, Ambon saat ini sudah bangkit dan sedang menunjukkan eksistensinya yang lebih baik, diantaranya Ambon sebagai City of Musics. Kedepannya Beliau berharap Ambon mampu menjadi Kota Religious dan Ambon Kota yang sejahtera melalui perdagangan, pariwisata dan perikanan.
Acara berlanjut dengan pemaparan yang disampaikan oleh Akademisi Unpatti, Prof. Alex Retraubun. Dirinya menyampaikan Kebijakan Pemerintah bisa menjadikan manfaat. Sehingga harus benar-benar dalam pembahasannya. Masih ditemukannya regulasi-regulasi terkait Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan Maluku yang belum terselesaikan, sehingga perlu menjadi perhatian bagi semua pihak. Menurutnya Lumbung Ikan Nasional di Maluku seharusnya menjadi "Political Will" negara yang seharusnya menjadi energi positif tinggi untuk diwujudkan sekaligus membangkitkan gairah ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
from Berita Maluku Online Ini Agenda Hari Kedua Sarasehan Nasional Merawat Perdamaian di Maluku - Malut - Berita Harian Teratas