Afganistan Belajar Perdamaian Dari Maluku - Berita Harian Teratas

AMBON - BERITA MALUKU. Sebanyak 10 diplomat dari Afganistan datang ke Maluku untuk melihat dan belajar langsung bagaimana pengalaman Maluku dalam penyelesaian konflik horizontal yang terjadi sejak tahun 1999 silam.

Kedatangan 10 delegasi yang didampingi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Luar Negeri, Dr. Yayan G.H. Mulyana bersama timnya di Maluku, disambut Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbapol), Provinsi Maluku, Sam Sialana beserta tokoh agama, yang ditindaklanjuti dengan rapat yang berlangsung di lantai enam, kantor Gubernur Maluku, Jumat (19/07/2019).

Usai rapat, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Luar Negeri, Dr. Yayan G.H, Mulyana kepada awak media mengatakan, alasan dipilihnya Maluku, yaitu agar delegasi Afganistan dapat mempelajari dari masyarakat Maluku dalam memelihara harmoni dan kebersamaan pasca konflik.

Menurutnya, ada beberapa point yang bisa dipelajari dari Maluku, yaitu penyelesaian konflik begitu cepat dilakukan, penyelesian melibatkan berbagai pihak baik mulai dari pemerintah daerah sampai pemerintah pusat, tetapi yang paling penting insiasi yang tidak hanya muncul dari para pemimpin agama, tetapi juga pemimpin masyarakat, bahkan dari kalangan pemuda, serta peran perempuan di dalam penyelesaian konflik dan merawat perdamaian.

"Tadi dari beberapa pertanyaan, sehingga muncul ketertarikan, dimana Maluku sudah dari zaman dulu, keharmonisan sudah menjadi DNA dari masyarakat Maluku, keharmonisan antar etnik dan pemeluk agama sudah sangat dalam terstruktur dan sistimatis. Mereka juga menangkap konsep pela gandong dalam realitasnya ketika Peribadatan di bangun maka pemeluk agama lain ikut serta di dalam membangun bangunan tersebut, serta di dalam menata tatanan kemasyarakatannya dengan baik," ujarnya.

Dikatakan, para delegasi juga terkesan dengan pela gandong sebagai kearifan lokal di dalam penyelesaian konflik, atau sebagai pemersatu dalam masyarakat majemuk, baik secara etnik maupun religi.

"Ini adalah satu model yang sangat dihargai oleh delegasi Afganistan, untuk diterapkan di negaranya," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku, Sam Sialana mengatakan, di dalam rapat dirinya lebih menjelaskan kearifan lokal, pela gandong yang menjadi kekuatan dalam penyelesaian konflik.

Walupun demikian, dirinya tidak memungkiri ada faktor lainnya, seperti intervensi pemerintah dalam bentuk regulasi seperti instruksi Presiden nomor 88, supaya muncul status darurat sipil, dalam meminimalisir eskalasi konflik, kemudian ada bantuan pempus dalam bentuk rekrafi.

Disamping itu, menanggapi kekaguman para diplomat Afganistan saat menyingung mengenai posisi Masjid Istiqal dan Gereja Katedral di Jakarta yang berdekatan sehingga membuat para diplomat takjub, Sialana menyebutkan, dalam pertemuan itu juga disampaikan jika di Maluku justru kerukunan antar umat berama tercemin dari perilaku kehidupan, bukan hanya dalam bentuk fisik bangunan sarana tempat ibadah yang berdekatan.

"Tadi juga disampaikan jika di Maluku justru tercermin lewat perilaku kehidupan, itu kearifan lokal kita, saat ada masjid di komunitas muslim dibangun, saudara pela dari Kristen juga ikut membantu, sehingga mereka tadi merasa luar biasa, persaudaraan di Maluku," tuturnya.

Bahkan ungkapnya, para diplomat juga kaget saat mengetahui jika di Maluku tidak hanya terdapat komunitasn kristen dan muslim, tetapi juga ada komunitas hindu dan juga budha.

Kedatangan diplomat dari salah satu negara di Jazirah Arab itu ke Maluku menjadi sebuah kebanggaan bagi Maluku terlebih untuk belajar tentang membangun perdamaian.

"Ini menjadi tantangan bagi kita di Maluku, jangan hanya menjadikan ini sebagai slogan, tetapi intinya harus mempertahankan dan mewujudkannya terutama generasi penerus, karena inti dari semua ini adalah toleransi, baik itu antar sesama komunitas beragama maupun toleransi bagi orang luar yang datang di Maluku," pungkasnya.

Para diplomat Afganistan berada di Maluku sampai tanggal 22 Juli nanti, dengan agenda mendalami pela gandong di Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan peran perempuan dalam penyelesaian konflik di IAIN, serta melihat objek wisata, budaya dan sejarah yang sangat kaya di kota Ambon.


from Berita Maluku Online Afganistan Belajar Perdamaian Dari Maluku - Berita Harian Teratas
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==